1. Maharaja Sanghyang Cipta Permana Prabudigaluh Salawe - Индекс потомака
Из пројекта Родовид
2
21/2 <1> ♂ Prabu Galuh Sang Hyang Cipta Permana ( - ) Galuh Kawasen - Banjarsari [Galuh]3
31/3 <2> ♂ Prabu Galuh Cipta Permana II ( – ) Galuh Gara Tengah - Cibodas [Galuh]4
Професија : од 1618, Wedana Mataram / Bupati Galuh ke 1
Galuh Sebagai Kawedanaan Mataram / Kabupaten
Periode keemasan kerajaan Galuh dicapai pada masa pemerintahan putra Prabu Maharaja yang bernama Niskala Wastu Kancana (1371-1475). Abad XIV, pusat pemerintahan Galuh dipindahkan ke Pakuan Pajajaran oleh cucunya yang bernama Sri Baduga Maharaja Dewata Prana (Prabu Siliwangi). Ia menikah dengan putri penguasa kerajaan Sunda, sehingga memiliki hak atas tahta kerajaan itu. Ia menggabungkan kerajaan Galuh ke dalam kerajaan Sunda dan memindahkan pusat kekuasaan ke Pakuan Pajajaran (Menurut keterangan beberapa naskah kuno, alasan pemindahan pusat kekuasaan itu karena Kawali telah tercemar oleh ulah Dewa Niskala (ayah Prabu Siliwangi) yang menikahi istri larangan, yaitu perempuan yang berasal dari Majapahit). Peristiwa itu sekaligus mengakhiri berita tentang Galuh periode Kawali
Nama Galuh muncul kembali pada abad XVI sebagai nama sebuah kerajaan mandiri yang berpusat di Panaekan. Panaekan adalah sebuah tempat yang berada di sisi selatan sungai Citanduy (berseberangan dengan Karangkamulian). Tempat ini sekarang masuk ke dalam wilayah kecamatan Cimaragas, sekitar 20 km di sebelah selatan ibu kota kabupaten Ciamis. Bersama dengan Sumedang Larang, Galuh menjadi penerus kerajaan Sunda yang hancur oleh Banten. Pada tahun 1595 ketika Galuh dipimpin oleh Sanghiang Cipta Permana, Mataram Islam berhasil menanamkan pengaruh politiknya di Galuh.(F. de Haan, Priangan: De Preanger Regentschappen onder het Nederlandsch Bestuur tot 1818, (Batavia: BGKW.1941), hlm. 161).
Pengganti Panembahan Senapati yang bernama Sultan Agung mengangkat putra Sanghiang Cipta Permana yang bergelar Adipati Panaekan (1618-1625) sebagai wedana Mataram di Galuh. Penguasa Galuh sejak Adipati Panaekan tercantum dalam beberapa catatan VOC dan pemerintah kolonial Hindia Belanda. Adipati Panaekan adalah bupati pertama yang diangkat sebagai wedana Mataram di wilayah Mancanagara Kilen dengan anugerah 960 cacah. Tidak berlebihan jika Adipati Panaekan disebut sebagai De oudste der Wedana’s in de Wester Ommelanden van Mataram (Lihat F. de Haan, ibid, hlm. 68).
Langkah awal Adipati Panaekan adalah memindahkan pusat pemerintahan dari Panaekan ke Gara Tengah. Tahun 1625 ia dibunuh oleh saudara iparnya yang bernama Adipati Kertabumi. Adipati Kertabumi yang bergelar Singaperbangsa I adalah penguasa kabupaten Bojong Lopang yang dibentuk oleh Mataram tahun 1641 sebagai kelanjutan dari penanganan pemberontakan Ukur (1630-1632). Wilayahnya meliputi Majenang, Dayeuh Luhur, Nusa Kambangan, dan daerah pantai Selatan. Sultan Agung menugasi Adipati Kertabumi untuk menjaga daerah yang paling dekat dengan Batavia, yaitu Karawang dengan Adipati Kertabumi sebagai bupatinya. Salah satu keturunannya yang bernama Sastrawinta kelak pada tahun 1914 menjadi bupati Galuh menggantikan Kusumasubrata.
Pembunuhan itu dipicu oleh perbedaan faham dalam menanggapi rencana penyerangan terhadap Batavia oleh Mataram. Adipati Panaekan berpendapat lebih baik menyerang Batavia secepatnya agar kekuasaan VOC tidak semakin berkembang. Singaperbangsa I sependapat dengan Rangga Gempol I, yaitu menginginkan Galuh memperkuat pasukannya dahulu sebelum menyerang Batavia. Adipati Panaekan dituduh membantu Adipati Ukur yang memberontak kepada Mataram karena ingin melepaskan Priangan dari kekuasaan raja Jawa. Pengganti Adipati Panaekan adalah putranya yang bernama Adipati Imbanagara (1625-1636)
Menurut keterangan beberapa naskah kuno, alasan pemindahan pusat kekuasaan itu karena Kawali telah tercemar oleh ulah Dewa Niskala (ayah Prabu Siliwangi) yang menikahi istri larangan, yaitu perempuan yang berasal dari Majapahit.5
81/5 <5> ♂ Aria Brajakasep [Galuh]Професија : од 1625, Wedana Mataram / Bupati Galuh ke 2
6
111/6 <8> ♂ Kyai Gedeng Kili Managgis [Galuh]Титуле : 12 јун 1642
Pengganti Adipati Imbanagara adalah putranya yang bergelar Adipati Panji Aria Jayanagara (1636-1642). Namanya adalah Yogaswara, sedangkan nama kecilnya adalah Mas Bongsar. Gelar Raden Panji Aria dianugerahkan oleh raja Mataram karena Jayanagara dianggap satu visi dengan raja Mataram. Ia resmi menjadi bupati Galuh pada 5 Rabi’ul Awal tahun Je yang bertepatan dengan 6 Agustus 1636. Atas saran raja Mataram, ia mengganti nama kabupaten Galuh menjadi kabupaten Galuh Imbanagara. Nama Galuh akan tetap dipakai dalam tulisan ini untuk mengidentifikasi kabupaten Galuh.Jayanagara memindahkan pusat pemerintahan kabupaten Galuh dari Gara Tengah ke Barunay. Barunay berada sekitar 10 km di sebelah barat ibu kota kabupaten Ciamis. Nama Barunay diganti menjadi Imbanagara setelah menjadi pusat pemerintahan yang baru. Pemindahan pusat pemerintahan itu dilakukan tanggal 14 Mulud tahun He atau bertepatan dengan tanggal 12 Juni 1642 yang dijadikan sebagai hari jadi kabupaten Ciamis. Pada masa pemerintahannya, Galuh dikenai kebijakan reorganisasi Priangan oleh raja Mataram. Tahun 1641 Mataram membentuk kabupaten-kabupaten baru di sekitar Galuh, yaitu Bojong Lopang, Utama, Kawasen, dan Banyumas.(F. de Haan, op. cit, hlm. 73.)
Silsilah Keluarga Sumedang Larang
1.1.1.5.29 NM. Ajoe or RA Mariah or Nyi Gedeng Muda . 1.1.1.5.29X Knj Dlm Kiai Adp Bpt Galuh IV Imbanagara / Bupati Galuh ke 3 : Raden Panji Aria Jayanegara / Mas Bongsar ( 1636-1678 ) ., 1.1.1.5.29.1 Knj Dlm Aria Bpt Imbanagara Anggapradja / Bupati Galuh ke 4 : Anggapraja ( 1678- 1679 ) . . 1.1.1.5.29.2 Knj Dlm Adp Bpt Imbanagara Angganaja / Bupati Galuh ke-5 : Angganaya ( 1679-1693 ) . . 1.1.1.5.29.3 NM. Galuh .1.1.1.5.29.4 R. Adp. Anggamadja Bupati Imbanagara ke 3 (Added by Alvin, Misplaced?, Not in Diagram. Not include in PS book) .
7
191/7 <11> ♂ Kyai Raga Lintung Wuluh [Galuh]Професија : Amongraja II
Bupati Galuh yang berkuasa saat itu adalah putra Jayanagara yang bergelar R.A. Angganaya (1678-1693).
Angganaya adalah putra kedua Jayanagara, ia diangkat menjadi bupati Galuh karena kakaknya yang bernama R. Anggapraja (nama kecilnya adalah Mas Tumbal) menolak jabatan bupati yang diwariskan ayahnya karena ia tidak mau bekerja sama dengan VOC. Angganaya memiliki empat orang anak dari seorang istri, yaitu R. A. Sutadinata, R. Angganata, R. Ay. Gilang, dan R. Kartadinata.
8
251/8 <18+?> ♂ Ki Mas Wiradimanggala [Galuh]Bupati Galuh berikutnya adalah putra Angganaya yang bergelar R.A. Sutadinata (1693-1706). Nama kecilnya adalah Mas Pato, ia adalah bupati Galuh pertama yang menyerahkan hasil penanaman kepada VOC. Tahun 1695, ia menyerahkan 90 pikul lada yang ditanam di daerah Kawasen (50 pikul) dan Imbanagara (40 pikul). Selain lada, ia juga menyerahkan 80 pikul tarum dan 55 pikul kapas.
Bertepatan dengan masa pemerintahannya, VOC memberlakukan Prianganstesel sebagai sistem ekonomi dan indirect rule sebagai sistem pemerintahan di seluruh daerah kekuasaannya. Sutadinata adalah bupati Galuh pertama yang diakui sebagai bupati VOC. Kabupaten Galuh resmi diserahkan kepada VOC oleh Mataram melalui perjanjian tanggal 5 Oktober 1705 sebagai imbalan atas jasa VOC membantu Pangeran Puger merebut tahta Mataram dari Amangkurat III.