Nyai Gede Ayu - Индекс потомака

Из пројекта Родовид

Особа:973798
Generation of a large tree takes a lot of resources of our web server. Anonymous users can only see 7 generations of ancestors and 7 - of descendants on the full tree to decrease server loading by search engines. If you wish to see a full tree without registration, add text ?showfulltree=yes directly to the end of URL of this page. Please, don't use direct link to a full tree anywhere else.
11/1 Nyai Gede Ayu [?]

2

21/2 <1+?> 2. Pangeran Purbaya [Kasultanan Banten]
Рођење: 1661
Свадба: <1> Raden Ayu Gusik Kusuma [Kartasura]
Смрт: 18 март 1732, (F. De Haan)
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang


Садржај

TIGA TOKOH NAMA PANGERAN "PURBAYA" DI JAWA

Pangeran Purubaya atau Pangeran Purbaya dalam sejarah kerajaan-kerajaan di Pulau Jawa merujuk kepada tiga tokoh:

  1. Pangeran Purbaya Kesultanan Mataram, putra ke 5 Panembahan Senopati Mataram, dikalkulasi lahir pada tahun 1597, hidup sampai zaman pemerintahan Amangkurat I putra Sultan Agung. Ia hampir saja menjadi korban ketika Amangkurat I menumpas tokoh-tokoh senior yang tidak sesuai dengan kebijakan politiknya. Untungnya, Purbaya saat itu mendapat perlindungan dari ibu suri (janda Sultan Agung).Purbaya meninggal dunia bulan Oktober 1676 saat ikut serta menghadapi pemberontakan Trunajaya. Amangkurat I mengirim pasukan besar yang dipimpin Adipati Anom, putranya, untuk menghancurkan desa Demung (dekat Besuki) yang merupakan markas orang-orang Makasar sekutu Trunajaya. Perang besar terjadi di desa Gogodog. Pangeran Purbaya yang sudah lanjut usia gugur akibat dikeroyok orang-orang Makasar dan Madura.
  2. Pangeran Purbaya Kasunanan Kartasura, alias Gusti Panembahan Purbaya (Raden Mas Sasangka), putera Susuhunan Pakubuwono I (Amangkurat I), dikalkulasi lahir sekitar tahun 1665, pernah menjadi Adipati Pajang. Sepeninggal sang ayah, Pangeran Purbaya dan Pangeran Blitar berselisih dengan kakak mereka, yaitu Amangkurat IV (raja baru). Amangkurat IV mencabut hak dan kekayaan kedua adiknya itu. Pangeran Purbaya masih bisa bersabar, namun Pangeran Blitar menyatakan pemberontakan. Perang saudara pun meletus tahun 1719. Perang ini terkenal dengan nama Perang Suksesi Jawa Kedua. Pangeran Purbaya akhirnya bergabung dengan kelompok Pangeran Blitar. Mereka membangun kembali istana lama Mataram di kota Karta, dengan nama Kartasekar. Pangeran Blitar mengangkat diri sebagai raja bergelar Sultan, sedangkan Pangeran Purbaya sebagai penasihat bergelar Panembahan. Setelah Pangeran Blitar meninggal di Malang tahun 1721 karena sakit, perjuangan pun dilanjutkan Panembahan Purbaya. Ia berhasil merebut Lamongan. Namun gabungan pasukan Kartasura dan VOC terlalu kuat. Purbaya akhirnya tertangkap bersama para pemberontak lainnya. Panembahan Purbaya dihukum buang ke Batavia. Ia memiliki putri yang menjadi istri Pakubuwana II putra Amangkurat IV. Dari perkawinan itu lahir Pakubuwana III raja Surakarta yang memerintah tahun 1732-1788.
  3. Pangeran Purbaya Kesultanan Banten, Pangeran Purbaya yang ini adalah putra Sultan Ageng Tirtayasa raja Banten (1651-1683). Ia mendukung perjuangan ayahnya dalam perang melawan VOC tahun 1682-1684. Pangeran Purbaya adalah putera kedua Sultan Ageng Tirtayasa, dikalkulasi lahir pada tahun 1661. Pangeran Purbaya juga diangkat menjadi putra mahkota baru karena Sultan Haji (putra mahkota sebelumnya) memihak VOC. Setelah berperang sekitar 3 tahun, Sultan Ageng Tirtayasa akhirnya tertangkap bulan Maret 1683, dan Banten pun jatuh ke tangan VOC. Pangeran Purbaya dan istrinya yang anti VOC bernama Raden Ayu Gusik Kusuma lalu melarikan diri ke Gunung Gede. Penderitaan Purbaya membuat dirinya memutuskan untuk menyerah. Namun, ia hanya mau dijemput oleh perwira VOC yang berdarah pribumi. Saat itu VOC sedang sibuk menghadapi gerombolan Untung Suropati. Kapten Ruys pemimpin benteng Tanjungpura berhasil membujuk Untung Suropati agar bergabung dengan VOC daripada hidup sebagai buronan. Untung Suropati bersedia. Ia pun dilatih ketentaraan dan diberi pangkat Letnan. Untung Suropati kemudian ditugasi menjemput Pangeran Purbaya di tempat persembunyiannya. Namun datang pula pasukan VOC lain yang dipimpin Vaandrig Kuffeler, yang memperlakukan Purbaya dengan tidak sopan. Sebagai seorang pribumi, Untung Suropati tersinggung dan menyatakan diri keluar dari ketentaraan. Ia bahkan berbalik menghancurkan pasukan Kuffeler. Pangeran Purbaya yang semakin menderita memutuskan tetap menyerah kepada Kapten Ruys di benteng Tanjungpura. Sebelum menjalani pembuangan oleh Belanda pada April 1716, Pangeran Purbaya memberikan surat wasiat yang isinya menghibahkan beberapa rumah dan sejumlah kerbau di Condet kepada anak-anak dan istrinya yang ditinggalkan.[1] Sedangkan istrinya Gusik Kusuma konon pulang ke negeri asalnya di Kartasura dengan diantar Untung Suropati.


PANGERAN PURBAYA BANTEN

Pangeran Arya Purbaya adalah salah satu putra dari istri-istri Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682), yang menjadi penerus mahkota kesultanan yaitu Pangeran Gusti atau Sultan Abu Nasr Abdul Kahar (1672-1687) yang kelak disebut Sultan Haji.

Sultan Ageng Tirtayasa mempunyai beberapa istri diantaranya Ratu Adi Kasum sebagai permaisuri yang melahirkan Abdul Kahar (Sultan Abdul Nasr Abdul Kahar), dari Ratu Ayu Gede, Sultan Ageng dikaruniai 3 orang anak, yaitu P. Arya Abdul Alim, P. Ingayujapura (ingayudipura) dan Pangeran Arya Purbaya. Sedangkan dari istri-istri lainnya mempunyai beberapa anak yaitu P. Sugiri, TB. Raja Suta, TB. Husen, TB. Kulon, dan lain-lain.

Putera mahkota Sultan Abu Nasr Abdul Kahar yang dikenal dengan Sultan Haji diangkat menjadi pembantu ayahnya (Sultan Ageng) untuk mengurus urusan dalam negeri Kesultanan Banten.

Sedangkan Pangeran Arya Purbaya membantu ayahnya untuk mengurus urusan luar negeri dan berkedudukan di Keraton kecil di Tirtayasa.

Pemisahan pengurusan tata pemerintahan itu tercium oleh wakil VOC W. Chaeff yang menghasut Sultan Haji untuk mencurigai posisi adiknya yaitu P. Arya Purbaya, karena dapat mendominasi pemerintahan dan Sultan Haji tidak bisa naik tahta, atas hasutan Itulah terjadi persekongkolan antara Sultan Haji dan VOC.

Pada Bulan Mei 1680 Sultan Haji mengutus perwakilan untuk bertemu dengan Gubernur Jendral VOC di Batavia untuk mengukuhkan dirinya sebagai Sultan.

Pada tanggal 25 November 1680 Sultan Ageng Tirtayasa sangat marah kepada putra mahkota Sultan Haji karena ia memberi ucapan selamat kepada Gubernur baru Speelman yang menggantikan Rijkolf Van Goens padahal Kompeni baru saja menghancurkan gerilya Banten dan Cirebon.

Dengan bantuan VOC, Sultan Haji melakukan kudeta kepada ayahnya dan menguasai Keraton Surosowan pada tahun 1681. Pada tanggal 27 Februari 1682, pecah perang antara Ayah-Anak. Dalam waktu singkat, Sultan Ageng berhasil menguasai Keraton Surosowan. Pasukan Sultan Ageng berkoalisi dengan pasukan gabungan pelarian dari Makassar, Jawa Timur, Lampung, Bengkulu, Melayu. Karena daerah asal mereka dikuasai VOC dan menggabungkan diri dengan Banten, atas kekecewaan mereka terhadap raja-rajanya.

Sultan Haji berlindung di loji Belanda dan dilindungi oleh Jacob de Roy dan dipertahankan oleh Kapten Sloot dan W. Cheaff. Tanggal 7 April 1682 pauskan Kompeni dari Armada Laut mendesak Keraton Tirtayasa dan Keraton Surosowan, pasukan tersebut dipimpin Francois Tack, De Sain Martin dan Jongker.

Sultan Ageng gigih berjuang dibantu Syekh Yusuf dari Makassar dan Pangeran Purbaya, serta Pasukan Makassar, Bali dan Melayu yang bermarkas di Margasana.

Tanggal 8 Desember 1682 Kacarabuan, Angke dan Tangerang dikuasai VOC, Sultan Ageng bertahan di Kademangan, tetapi pertahanan akhirnya jatuh juga setelah terjadi pertempuran sengit, pasukan Kademangan yang dipimpin P. Arya Wangsadiraja akhirnya mengungsi ke Pedalaman Banten yaitu Ciapus, Pagutan dan Jasinga.

Pada tanggal 28 Desember 1682, Pasukan Jongker, Michele dan Tack mendesak Keraton Tirtayasa, Sultan Ageng berhasil menyelamatkan diri dengan terlebih dahulu Pangeran Purbaya membakar Keraton Tirtayasa untuk menyelamatkan Ayahnya, Sultan Ageng, Pangeran Kulon, Syekh Yusuf Makassar mengungsi ke Sajira dan Muncang.

Sementara Pangeran Arya Purbaya dan pasukannya bergerak ke Parijan pedalaman Banten hingga ke Jasinga karena Pasukan Arya Wangsadireja berlebih dahulu mengungsi ke Jasinga.

Sultan Haji mengirimkan utusan ke Sajira untuk berdamai dan akhirnya pada tanggal 14 Maret 1683 Sultan Ageng Tirtayasa dan Pangeran Arya Purbaya mendatangi Surosowan. Akibat akal licik VOC dan Sultan Haji, akhirnya Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap dan dibawa ke Batavia untuk diadili. Pangeran Purbaya berhasil meloloskan diri.

Pangeran Perbaya, Pangeran Kulon dan Syekh Yusuf Makassar meneruskan perjuangan melawan Kompeni.

Syekh Yusuf bersama Pangeran Kidul dan pasukan yang berjumlah 5000 orang, 1000 diantaranya Melayu, Bugis, Makassar yang siap mati bersama gurunya bergerak menuju Muncang terus ke Lawang Taji (Jasinga) menyusuri Sungai Cidurian kemudian ke Cikaniki terus ke Ciaruteun melalui Cisarua dan Jampang kemudian meneruskan ke Sukapura dan Mandala dengan tujuan Cirebon.

Pangeran Purbaya kemudian menyusul bersama Pangeran Kulon dan Pangeran Sake beserta pasukannya hingga ke Galunggung dan Singaparna (Tasikmalaya).

Pada tanggal 25 September 1683 pasukan Pangeran Kidul dan Pasukan Banten dan Makassar gugur di Citanduy (Padalarang). Syekh Yusuf Makassar ditangkap oleh Van Happel yang menyamar sebagai orang muslim, dibuagn ke Cape Town (Afrika Selatan).

Pangeran Purbaya sempat mempertahankan pedalaman Banten dna membuat garis batas di Cikeas (antara Banten dan Batavia), Pangeran Purbaya mempertahankan Banten Selatan. Ia meneruskan perjuangan Syekh Yusuf Makassar dan akhirnya Pangeran Purbaya bersama Pangeran Kulon dan Pangeran Sake gugur dalam pemberontakan di Galunggung (Tasikmalaya).

Sekelumit tentang Pangeran Purbaya dalam sejarah autentik sangat berjasa dalam mempertahankan Banten dan dipercaya oleh Sultan Ageng Tirtayasa, Syekh Yusuf Makassar bahkan pasukan koalisi Makassar, Bugis dan Melayu.

SILSILAH PANGERAN POERBAJA

  1. Sultan Ageng Tirtayasa >< Nyai Gede Ayu, berputra
    1. Pangeran Poerbaja >< Ratu Ayoe Gesik Keosoemah, berputra

PROPERTI PANGERAN PURBAJA

Banyak asset-asset peninggalan Pangeran Purbaya di daerah Batavia dan sekitarnya, diantaranya adalah :

  1. Tanah didaerah Kebantenan, Cilincing;
  2. Tanah & Pabrik Gula di daerah Bekasi Selatan;
  3. Tanah & Rumah Tinggal di daerah Condet;
  4. Tanah & Rumah didaerah Kampung Karang Congok, Karang Satria, Tambun Utara, Bekasi;
  5. Tanah & Rumah di Jatingara Kaum;
  6. Tanah & Rumah di Citeureup, Bogor;
  7. Tanah & Rumah di Ciluar (Tanah Baru), Bogor;

Kemungkinan besar, aset sebanyak itu sebagian diwariskan ke Anak Isterinya, sebagian lagi dihibahkan untuk Saudaranya dan dijadikan Wakaf Masjid, Rumah Sakit dan Pesantren.

PETA TANAH MILIK PANGERAN POERBAJA

Persil Tanah Milik P. Poerbaja di Karangtjongok (Sekarang Karangsatria), Bekasi, seluas 35 Ha (5-12-1778).
32/2 <1+?> 5. Pangeran Sugiri/Pangeran Sogiri/Pangeran Shogiry/Pangeran Sageri [Kasultanan Banten]
Рођење: 1668изр, (1631+27+10)
Свадба: <2> 1.1.2.1.1.1 NR. Ratnakomala [Sumedang Larang]
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang

Beberapa Alasan Para Pangeran dan Cucu Buyutnya Hijrah Ke Batavia

Pasca perseteruan antara Sultan Haji dengan Ayahnya Sultan Ageng Tirtayasa, dimana pada akhirnya Sultan Ageng Tirtayasa berikut Putera-puteranya (Pangeran) yang mendukungnya di bawah pengawasan Pemerintah Pusat VOC, dan mereka untuk sementara ditempatkan di Kastil Batavia.

3

41/3 <3+?> 1. Raden Entong [Kasultanan Banten]
Рођење: 1703изр
52/3 <3+?> 2. Raden Tajul/Kanzul Arifin – Dimakamkan di Jatinegara Kaum [Kasultanan Banten]
Рођење: 1707изр
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang

berputra 5 orang:

       Raden Jidin
       Raden Koyong*
       Raden Mamak
       Ratu Siti
       Ratu Ada

Raden Koyong berputra 4 orang:

1. Raden Koman Demang Cibinong Tanah baru Bogor/Raden Kan’an – dimakamkan di Astana Gede Tanah Baru Bogor Utara. 2. Raden Habib Demang Cibarusah/Raden Muhyiddin/Raden Iyi – dimakamkan di Astana Gede Tanah Baru Bogor Utara. 3. Raden Panji Demang Cibarusah*

4. Raden Mas Jatinegara – Dimakamkan di Jatinegara Kaum
83/3 <3+?> 5. Ratu Syarifah [Kasultanan Banten]
Рођење: 1725проц, Cucu Sultan Ageng Tirtajasa Keponakan Sultan Hadji
Свадба: <3> 9. H Rd Muhammad Thohir (Auliya Thohir Al Bughuri) [Wiratanudatar] b. 1765изр bur. 1849
64/3 <3+2> 3. Ratu Talaga / NR. Ungkang [Kasultanan Banten]
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang 1.1.2.1.1.1 NR. Ratnakomala . (wife Pangeran Sageri mother NR Ungkang/Ratu Talaga)
75/3 <3+?> 4. Ratu Siti Yajar M.d. Tb. Diyun [Kasultanan Banten]
96/3 <2+1> 2. Ratu Kawung [Kasultanan Banten]
SUMBER :

1. Catatan Keluarga Sukaraja - Bogor.

2. Buku Nasab Induk : Keluarga P. Jaya Santika (Jakarta)


Ahli Waris: Tb. Dika Syah Bachri
107/3 <2+1> 1. Tubagus Muhammad [Purbaya]
SUMBER :

1. Catatan Keluarga Sukaraja - Bogor.

2. Buku Nasab Induk : Keluarga P. Jaya Santika (Jakarta)


Ahli Waris: Tb. Dika Syah Bachri
118/3 <2+1> 3. Ratu Karantenan [Purbaya]
SUMBER :

1. Catatan Keluarga Sukaraja - Bogor.

2. Buku Nasab Induk : Keluarga P. Jaya Santika (Jakarta)


Ahli Waris: Tb. Dika Syah Bachri
129/3 <2+1> 4. Ratu Pajajaran [Purbaya]
SUMBER :

1. Catatan Keluarga Sukaraja - Bogor.

2. Buku Nasab Induk : Keluarga P. Jaya Santika (Jakarta)


Ahli Waris: Tb. Dika Syah Bachri
1310/3 <2+1> 5. Ratu Pakuwan [Purbaya]
SUMBER :

1. Catatan Keluarga Sukaraja - Bogor.

2. Buku Nasab Induk : Keluarga P. Jaya Santika (Jakarta)


Ahli Waris: Tb. Dika Syah Bachri
1411/3 <2+1> 6. Ratu Fatimah [Purbaya]
SUMBER :

1. Catatan Keluarga Sukaraja - Bogor.

2. Buku Nasab Induk : Keluarga P. Jaya Santika (Jakarta)


Ahli Waris: Tb. Dika Syah Bachri

4

161/4 <5> 1. Raden Jidin [Gunung Jati]
Рођење: 1736изр
Anak:
2.1.1. Raden Ayas
2.1.2. Raden Icis Abdul Idris
2.1.3. Raden Dayon
2.1.4. Ratu Apun
2.1.5. Raden Abdu
2.1.6. Raden Arsyad
2.1.7. Ratu Piyah
2.1.8. R. Emang
2.1.9. Rt. Sarah
2.1.10. Rt. Taerah
2.1.11. Rt. Tarim
172/4 <5> 2. Raden Koyong [Kasultanan Banten]
Рођење: 1739изр
Sumber : Radhent Ariev Sabranglor (Facebook : https://www.facebook.com/profile.php?id=100007015454290), susunan putra 1 sd 5

Putra-putri Raden Koyong:

  1. Raden Koman Demang Cibinong Tanah baru Bogor/Raden Kan’an – dimakamkan di Astana Gede Tanah Baru Bogor Utara.
  2. Raden Mas Jatinegara – Dimakamkan di Jatinegara Kaum
  3. Raden Muhidin / Raden Iyyi
  4. Raden Habib Demang Cibarusah – dimakamkan di Astana Gede Tanah Baru Bogor Utara.
  5. Raden Panji Demang Cibarusah*
  6. Ratu Tipah
LAMBANG           KABUPATEN  BOGOR
LAMBANG KABUPATEN BOGOR
153/4 <8+3> 2. Raden Adipati Wiranata [Wiratanudatar]
Титуле : 17 април 1813, Raden Toemenggoeng
Титуле : 1 септембар 1815, Adipati
Професија : од 1 новембар 1815, Bupati Bogor
LAMBANG           KABUPATEN  LEBAK
LAMBANG KABUPATEN LEBAK
254/4 <8+3> 6. RA. Karta Nata Negara (Aom Entjan) [Wiratanudatar]
Свадба: <4> 4. Nyi Rd. Mojanagara (Dalem Istri Lebak) [Wiratanudatar]
Титуле : од 1 новембар 1837, Bupati Lebak (Rangkasbitung) ke 2
Catatan Admin : Endang Suhendar


Садржај

SILSILAH RINGKAS dan PROFIL RA. KARTANAGARA

RA. KARTANEGARA, HOOFD REGENT LEBAK (1862-1870)

RADEN ADIPATI KARTANEGARA / KARTANATA NAGARA bin R.H. MUH TOHIR (Aulia Kampung Baru/Bogor)bin RA. Wiradiredja (Regent Bogor) bin RA. Wiradinata (Regent Bogor) bin Dalem Wiratanu II (Regent Tjiandjur ke II), Tarikolot Cianjur

RA. KARTANATANAGARA lahir dari pasangan Raden Haji Tohir, Penghulu Buitenzorg 1826-1849, buyut Raden Aria Wiramangala (Wiratanu II) dan Nyi Hj. Ratu Syarifah puteri bungsu Pangeran Sogiri bin Sultan Ageng Tirtayasa (Sultan Banten : 1651-1683). Ia lahir dan dibesarkan di Soekahati (Empang) Bogor bersama dengan 19 kakak beradik lainnya diantaranya adalah RA. Wiranata/Dalem Sepuh Bogor Bupati Buitenzorg 1815-1849, RH. Puradiredja, Demang Tjibinong (1841-1858), RTmg. Sastranegara, Bupati Purwakarta 1849-1854, RA. Prawiranata, Aria Patjet.

Ia dibesarkan keluarga dengan didikan agama Islam yang taat dan adat istiadat ningrat Sunda Pajajaran yang santun. Ia hidup bersama keluarga besar ningrat Cianjur (Wiratanu II) dan ningrat Banten (Pangeran Sogiri) yang menjadi pemimpin di wilayah bekas kerajaan Pajajaran yang bernama Kampung Baru alias Buitenzorg alias Bogor.

KARIER & PRESTASI

Raden Tumenggung (RT) Adipati Kartanata Nagara adalah Bupati Lebak kedua. Kartanata Nagara menjabat tahun 1830 hingga 1865. Sebelum menjadi bupati, pada 1829 Kartanata Nagara menjabat Demang di Jasinga, Kabupaten Bogor. Saat menjadi Demang, Kartanata Nagara mengalahkan pasukan Nyimas Gamparan yang menurut versi Pemerintah Hindia Belanda merupakan pengacau keamanan. Saat itu, pasukan Nyimas Gamparan mau masuk Lebak melalui jalur Cikande, Serang. Usaha Nyimas Gamparan berhasil dihadang oleh Kartanata Nagara. Berawal dari keberhasilan mengalahkan Nyimas Gamparan akhirnya Pemerintah Hindia Belanda menganugerahi Kartanata untuk menjadi Bupati Lebak menggantikan Pangeran Senjaya di tahun 1830. Menurut cerita dari keturunan ke lima Kartanata Nagara, Raden Sari Wulan Kartanata Nagara, yang ditemui Radar Banten, Selasa (19/8), di kediamannya, Kartanata adalah bupati pertama yang membuka Rangkasbitung menjadi wilayah permukiman. Agar pusat pemerintahan Lebak dekat dengan karesidenan Banten di Serang, Kartanata membangun pendopo di daerah setempat. “Saat itu, Rangkasbitung adalah sebuah hutan belantara. Di tengah hutan belantara terdapat sekumpulan pohon bambu bitung liar dikelilingi rawa yang luas. Setelah daerah tersebut ditempati Kartanata Nagara, banyak warga yang turut bermukim di daerah tersebut,” ujar Sari Wulan yang menetap di Jalan Jalan Sunan Giri, Kampung Pasir Sukarayat, Kelurahaan Muara Ciujung Timur, Kecamatan Rangkasbitung. Menurut Sari Wulan, Kartanata Nagara menaruh perhatian besar terhadap kehidupan rakyat. Saat melihat rakyat mengalami kesusahan, Kartanata Nagara segera membantu. “Yang saya tahu, buyut saya itu (Kartanata Nagara, red) sangat dekat dengan rakyat,” ujarnya. Memasuki 1856 saat Kartanata Nagara masih menjadi bupati, Gubernur Jenderal Duymaer Van Twist menunjuk Edward Douwes Deker (Multatuli) sebagai Asisten Residen di Lebak. Menurut sumber yang didapatkan Radar Banten dari Iman Solehudin (cucu tiri) Raden Sari Wulan Kartanata Nagara, serta Hikmat Syadeli Budayawan Lebak, saat itu sempat terjadi kesalahpahaman antara Kartanata Nagara dan Multatuli. Kesalahpahaman dipicu saat Bupati Kartanata Nagara kedatangan tamu Bupati Cianjur, Jawa Barat. Untuk menjamu tamu, Kartanata Nagara memerintahkan rakyat gotong royong membersihkan lingkungan pendopo dan jalan setapak yang akan dilalui rombongan Bupati Cianjur. “Perintah gotong royong diartikan oleh Multatuli sebagai kerja paksa. Akhirnya Kartanata Nagara dilaporkan ke Residen Brest Van Kempen. Namun tuduhan kerja paksa tidak terbukti sehingga Kartanata Nagara tidak disanksi,” kata Iman yang diamini Hikmat. Lebak di bawah kepemimpinan Kartanata Nagara mengalami kemajuan. Meski sudah berbuat banyak untuk Lebak, namun nama Kartanata Nagara seperti dilupakan. (day/dilengkapi dari berbagai sumber)

DEWAN KOTA BANTAM 1836 (Almanak 1836)

DEWAN KOTA BANTAM 1836




DEWAN KOTA BANTAM 1865 (Almanak 1865)

DEWAN KOTA BANTAM 1865




LAMBANG           KABUPATEN  BOGOR
LAMBANG KABUPATEN BOGOR
235/4 <8+3> 4. RH. Puradiredja/Suradiredja [Wiratanudatar]
Професија : од 1841, Demang Tjibinong
LAMBANG KABUPATEN  PURWAKARTA
LAMBANG KABUPATEN PURWAKARTA
276/4 <8+3> 8. H Rd Tumenggung Sastranegara [Wiratanudatar]
Титуле : од 1849, Bupati Purwakarta
187/4 <5> 3. Raden Mamak [Kasultanan Banten]
198/4 <5> 4. Ratu Siti [Gunung Jati]
209/4 <5> 5. Ratu Ada [Gunung Jati]
2110/4 <8+3> 1. R.Ay. Asmara/Amsyah [Wiratanudatar]
2211/4 <8+3> 3. R. Muharram [Wiratanudatar]
2412/4 <8+3> 5. R. Rafiki / R. Rafi'i [Wiratanudatar]
2613/4 <8+3> 7. RA. Prawiranata (Aria Patjet) [Wiratanudatar]
2814/4 <8+3> 9. R.Ay. Adjeng [Wiratanudatar]
2915/4 <9> Ratu Dewi [Kasultanan Banten]
3016/4 <13+?> 4. Raden Entji [Kasultanan Banten]
3117/4 <10> 1. Raden Arief [Muhammad]
SUMBER :

1. Catatan Keluarga Sukaraja - Bogor.

2. Buku Nasab Induk : Keluarga P. Jaya Santika (Jakarta)


Ahli Waris: Tb. Dika Syah Bachri
3218/4 <10> 2. Raden Syahid [Muhammad]
SUMBER :

1. Catatan Keluarga Sukaraja - Bogor.

2. Buku Nasab Induk : Keluarga P. Jaya Santika (Jakarta)


Ahli Waris: Tb. Dika Syah Bachri
3319/4 <10> 3. Raden Kohir [Muhammad]
SUMBER :

1. Catatan Keluarga Sukaraja - Bogor.

2. Buku Nasab Induk : Keluarga P. Jaya Santika (Jakarta)


Ahli Waris: Tb. Dika Syah Bachri
3420/4 <10> 4. Raden Jamil [Jamil]
SUMBER :

1. Catatan Keluarga Sukaraja - Bogor.

2. Buku Nasab Induk : Keluarga P. Jaya Santika (Jakarta)


Ahli Waris: Tb. Dika Syah Bachri
3521/4 <10> 5. Raden Wahyu [Muhammad]
SUMBER :

1. Catatan Keluarga Sukaraja - Bogor.

2. Buku Nasab Induk : Keluarga P. Jaya Santika (Jakarta)


Ahli Waris: Tb. Dika Syah Bachri
3622/4 <10> 6. Ratu Beruk [Muhammad]
SUMBER :

1. Catatan Keluarga Sukaraja - Bogor.

2. Buku Nasab Induk : Keluarga P. Jaya Santika (Jakarta)


Ahli Waris: Tb. Dika Syah Bachri
3723/4 <13+?> 2. Rd. H. Muhammad Kamil [Kasultanan Banten]
3824/4 <13+?> 1. Raden Muhammad Soleh [Kasultanan Banten]
3925/4 <13+?> 3. Raden Sulaeman [Kasultanan Banten]
4026/4 <13+?> 5. Raden Sa'id [Kasultanan Banten]
4127/4 <13+?> 6. Raden Bada [Kasultanan Banten]
4228/4 <13+?> 7. Ratu Iyah [Kasultanan Banten]
4329/4 <13+?> 8. Ratu Apyah [Kasultanan Banten]
4430/4 <13+?> 9. Ratu Sopiah [Kasultanan Banten]
4531/4 <13+?> 10. Ratu Majidah [Kasultanan Banten]
4632/4 <13+?> 11. Raden Putra [Kasultanan Banten]

5

551/5 <17> 2. Raden Mas (Jatinegara) [Kasultanan Banten]
Смрт: Pemakaman Jatinegara Kaum
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang

Sumber : RH. Achmad Sukendar (Donden Sukendar, Jl Azimar Bogor) (Data dari Tb. Mughirah Nurfadhil Satya Tirtayasa, Ketua Rabithah BABAD Kesultanan Banten, anggota

badan pencatat Silsilah Walisongo Naqobah Aali Azmatkhan Al-Husaini)
LAMBANG           KABUPATEN  BOGOR
LAMBANG KABUPATEN BOGOR
522/5 <17> 1. Raden Koman / Raden Kan’an [Kasultanan Banten]
Рођење: 1767изр
Професија : од 29 август 1815, Demang Cibinong Tanah Baru Bogor
Смрт: 1835проц
Сахрана: Astana Gede Tanah Baru Bogor Utara
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang


SILSILAH RADEN KAN'AN

Sultan Ageng Tirtayasa >< Nyai Gede Ayu, berputra
Pangeran Sogiri >< Ratu Rapiah (putri Pangeran Sangyang), berputra
Raden Kanzul Arifin, berputra
Raden Koyong, berputra
Raden Kan'an

KARIER

Raden Kan'an pada 29 Agustus 1815 diangkat menjadi Demang Tjibinong, sedangkan adiknya Raden Habib/Raden Muhyidin/Raden Iyi, di tanggal yang sama menjadi Demang Tjibaroesah bergantian dengan adiknya no 3 Raden Pandji. Pada saat itu yang menjadi Regent/Bupati Buitenzorg adalah Raden Aria Wiranata (Dalem Sepuh Bogor). Raden Kan'an di Kampong Baroe, tinggal di Soekaradja (sekarang Tanah Baru), menempati tanah luas yang membentang dari perbatasan Ciluar sampai perbatasan Cisarua (lihat peta De Haan, Map:C48 Het landje van Raden Kanan. Soekaradja (grenzen) Wehstenburg).

Pengangkatan Raden Kan'an dan Raden Muhyidin menjadi Demang (Kepala Distrik), adalah atas usulan RA Wiranata, mengingat Ibunya RA Wiranata Ratoe Sjarifah adalah putri bungsu Pangeran Sogiri, jadi RA Wiranata adalah Paman Sepupu Raden Kan'an bersaudara.

Disamping itu, putra RA Wiranata yang bernama RT. Sastranegara (Bupati Purwakarta) menikah dengan Cicit Pangeran Salih/Raden Sake yaitu Ratu Mantria.

LAMBANG           KABUPATEN  BOGOR
LAMBANG KABUPATEN BOGOR
533/5 <17> 4. Raden Habib [Kasultanan Banten]
Рођење: 1769изр
Професија : од 29 август 1815, Cibarusah, Demang
Смрт: 1832проц, Dimakamkan di Astana Gede Tanah Baru Bogor Utara
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang

SILSILAH RADEN HABIB

Sultan Ageng Tirtayasa >< Nyai Gede Ayu, berputra
Pangeran Sogiri >< Ratu Rapiah (putri Pangeran Sangyang), berputra
Raden Kanzul Arifin, berputra
Raden Koyong, berputra
Raden Habib

KARIER

RADEN HABIB, bersamaan dengan Kakaknya Raden Kan'an, pada taggal 29 Agustus 1815 diangkat menjadi Demang Tjibaroesah. Ia menjabat sebagai Demang Tjibaroesah mulai umur 46 tahun, selama 26 tahun, dan meninggal dalam usian 72 tahun, pada tahun 1841. Kemudian Jabatan Demang Tjibaroesah diteruskan oleh Adiknya yang bernama Raden Pandji, anak ketiga dari empat bersaudara.
LAMBANG           KABUPATEN  BOGOR
LAMBANG KABUPATEN BOGOR
544/5 <17> 5. Raden Panji Demang Cibarusah (Pandji-I) [Kasultanan Banten]
Рођење: 1770изр
Професија : од 1832, Demang Tjibaroesah
Смрт: 1841проц
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang


SILSILAH RADEN PANDJI

Sultan Ageng Tirtayasa >< Nyai Gede Ayu, berputra
Pangeran Sogiri >< Ratu Rapiah (putri Pangeran Sangyang), berputra
Raden Kanzul Arifin, berputra
Raden Koyong, berputra
Raden Pandji

KARIER

RADEN PANDJI pada tahun 1832 diangkat menjadi Demang Tjibaroesah menggantikan kakaknya Raden Muhyidin (Rd Iyi), yang meninggal pada tahun 1832. Raden Pandji menjadi Demang Tjibaroesah pada usia 62 tahun, dan menjabat selama 9 tahun, meninggal pada usia 71 tahun pada tahun 1841.
LAMBANG           KABUPATEN KARAWANG
LAMBANG KABUPATEN KARAWANG
505/5 <15+?> Dalem Raden Adipati Suryanata [Wiratanudatar]
Свадба: <5> 1.1.1.1.1.11.2 NR. Fatimah Komalaningrat Sastradipura [Singaperbangsa]
Свадба: <6> Nyi Salamah [Singaperbangsa]
Титуле : од 1820, Wanayasa, Bupati Karawang X
Смрт: 1828, Nusa Situ Wanayasa, Purwakarta
Raden Adipati Suryanata, putra RAden Adipati Wiranata Dalem Sepuh Bogor Keturunan Cikundul.

Raden Adipati Suryanata Menikah dengan Nyi Salamah, putrid Aria Sastradipura, (Bupati Karawang ke- 9). Pada masa Pemerintahan Raden Adipati Suryanata, kantor dipindahkan dari Karawang ke Wanayasa (Purwakarta). Raden Adipati Suryanata wafat pada tahun 182 dimakamkan di Nusa Situ

Wanayasa, Purwakarta.
LAMBANG           KABUPATEN  BOGOR
LAMBANG KABUPATEN BOGOR
516/5 <15+?> 7. H Rd Adipati Aria Suriawinata (H Rd Muhammad Sirodz / Mbah Dalem Sholawat) [Wiratanudatar]
Титуле : од 1827, Bupati Karawang Ke 10 (1827-1849)
Титуле : од 1849, Bupati Bogor Ke 16 (1849-1864)
Смрт: 13 мај 1872, Mekah
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang


H. Rd. Adipati Aria Suriawinata / H. Rd. Muhammad Sirodz / Mbah Dalem Sholawat, putra H. Rd. Adipati Aria Wiranata / Mbah Dalem Seupuh Bogor, (adik H. Rd. Adipati Surianata Bupati Karawang yang memerintah tahun 1821-1828). Pada awal masa pemerintahan beliau, pusat pemerintahan masih di Wanayasa, selama 2 tahun, dan pada tahun 1830, pusat Pemerintahan dipindahkan dari Wanayasa ke Sindangkasih serta menamakan daerah tersebut Purwakarta. Purwa artinya permulaan dan Karta, sama dengan Ramai atau hidup, dengan demikian nama Purwakarta baru dikenal pada masa pemerintahan H. Rd. Adipati Aria Suriawinata. Pada tahun 1849 H. Rd. Adipati Aria Suriawinata dialihtugaskan menjadi Bupati Bogor hingga wafat tahun

1872. H. Rd. Adipati Aria Suriawinata Dikenal pula dengan sebutan Mbah Dalem Sholawat.
477/5 <15+?> 1. R. Aju Hadji Radja [Wiratanudatar]
488/5 <15+?> 12. Nyi R. Aju Lenggangnagara [Wiratanudatar] 499/5 <23> 1. Rd. Suradikusumah [Wiratanudatar]
5610/5 <22> Nyi Rd. Siti Munarah [Wiratanudatar]
5711/5 <27+68!> 1. Nji Rd Radjapermas / Ibu Djero [Kasultanan Banten]
5812/5 <15+?> 3. R. Aju Bentang [Wiratanudatar]
5913/5 <15+?> 4. R.Aju Domas [Wiratanudatar]
6014/5 <15+?> 5. R. Aju Surjanagara [Wiratanudatar]
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang



Dalam sebuah buku karya Bastian John (Sastrawan Inggris) yang berjudul "Sir Stamford Raffles And Some Of His Friends And Contemporaries", halaman 188 disebutkan bahwa : pada 15 November 1815 dilangsungkan prosesi pernikahan antara putra RA. Wiradireja/Prawiradirja, Bupati Cianjur yang bernama Rd. Rangga Surjanagara dengan Raden Ayu Surjanagara putri RA. Wiranata, Bupati Bogor (yang dilantik tanggal 1 September 1815). Kemungkinan besar acara prosesi tersebut dilaksanakan di Istana Bogor dihadiri Raffles dan pejabat Inggris lainnya
6115/5 <15+?> 6. R. Aju Esin (Kuraesin) [Wiratanudatar]
6216/5 <15+?> 8. R. Aju Hapsah [Wiratanudatar]
6317/5 <15+?> 9. R. Dmg. Surjajaga [Wiratanudatar]
6418/5 <15+?> 10. RH. Umar [Wiratanudatar]
6519/5 <15+?> 11. Rd Kusumahdilaga [Wiratanudatar]
6620/5 <15+?> 13. R. Tarjaniba [Wiratanudatar]
6721/5 <25+126!> 1. H Rd Bujeh [Wiratanudatar]
6822/5 <37+?> 10. Nyi Raden Siti Fatimah/Ratu Mantria/Ratu Mutiara [Kasultanan Banten]
6923/5 <16> 1. R. Ayas [Kasultanan Banten]
7024/5 <16> 2. Raden Icis Abdul Idris [Kasultanan Banten]
7125/5 <16> 3. Raden Dayon [Kasultanan Banten]
7226/5 <16> 4. Ratu Apun [Kasultanan Banten]
7327/5 <16> 5. Raden Abdu [Kasultanan Banten]
7428/5 <16> 6. Raden Arsyad [Kasultanan Banten]
7529/5 <16> 7. Ratu Piyah [Kasultanan Banten]
7630/5 <16> 8. R. Emang [Kasultanan Banten]
7731/5 <16> 9. Rt. Sarah [Kasultanan Banten]
7832/5 <16> 10. Rt. Taerah [Kasultanan Banten]
7933/5 <16> 11. Rt. Tarim [Kasultanan Banten]
8034/5 <18> 1. Raden Joan [Kasultanan Banten]
8135/5 <18> 2. Raden Jiung [Kasultanan Banten]
8236/5 <18> 3. Raden Utik [Kasultanan Banten]
8337/5 <18> 4. Ratu Sadikah [Kasultanan Banten]
8438/5 <18> 5. Raden Muhammad Mufakhir [Kasultanan Banten]
8539/5 <25> 2. Nyi Rd Enur [Wiratanudatar]
8640/5 <29> Ratu Naqibah [Kasultanan Banten]
8741/5 <17> 6. Ratu Tipah [Kasultanan Banten] 8842/5 <30> Raden Safaruddin [?]
8943/5 <37> 1. Raden H. Adam [Kasultanan Banten]
9044/5 <17> 3. Raden Muhidin / Raden Iyyi [Kasultanan Banten]

6

1291/6 <86+?> Raden Haji Abdul Halim [Kasultanan Banten]
Сахрана: Makam Sukaraja Bogor
LAMBANG           KABUPATEN  BOGOR
LAMBANG KABUPATEN BOGOR
1352/6 <53> 1. Raden Kodri ( Raden Pandji-II ) [Kasultanan Banten]
Рођење: 1795изр, Tjibaroesah
Професија : од 1841, Demang Tjibaroesah
Смрт: 1856, Tjibaroesah
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang


SILSILAH RADEN PANDJI

Sultan Ageng Tirtayasa >< Nyai Gede Ayu, berputra
Pangeran Sogiri >< Ratu Rapiah (putri Pangeran Sangyang), berputra
Raden Kanzul Arifin, berputra
Raden Koyong, berputra
Raden Pandji-1, berputra
Raden Kodri alias Raden Pandji-2

KARIER

RADEN KODRI alias RADEN PANDJI-II adalah putra Raden Pandji I, pada tahun 1841 diangkat menjadi Demang Tjibaroesah menggantikan ayahnya Raden Pandji-I , yang meninggal pada tahun 1841. Raden Kodri atau Raden Pandji-II menjadi Demang Tjibaroesah pada usia 46 tahun, dan menjabat selama 15 tahun, meninggal pada usia 61 tahun pada tahun 1856.

913/6 <49> 1. Ny. Rd. Junah (Isteri #5) [Wiratanudatar]
924/6 <50+5> 1.1.1.1.1.11.2.1 NR. Kendran Surianata [Singaperbangsa]
935/6 <51+57!> 16. Nji Rd Komala [Wiratanudatar]
946/6 <51+57!> 9. H Rd Enggang Sulaeman [Wiratanudatar]
957/6 <50+5> 1.1.1.1.1.11.2.4 Rd. Barnas Jayanagara Suriawinata [Singaperbangsa]
968/6 <85+?> 11. RH. Ahmad/Emod [Kasultanan Banten]
979/6 <56+?> 1. Nyi Rd. Enok Suhaya [Kasultanan Banten] 9810/6 <56+?> 2. R. Pura Diningrat [Kasultanan Banten] 9911/6 <56+?> 3. RH. Habib [Kasultanan Banten] 10012/6 <56+?> 4. R. Prawira Kusumah (Teluk Djambe-Karawang) [Kasultanan Banten]
10113/6 <56+?> 5. Nyi Rd. Enok Suhaemi [Kasultanan Banten]
10214/6 <56+?> 6. Nyi Rd. Siti Salamah [Kasultanan Banten]
10315/6 <56+?> 7. R. 'Ain Cholidurochman [Kasultanan Banten]
10416/6 <56+?> 8. Nji R. Odja Sarodja [Kasultanan Banten] 10517/6 <56+?> 9. Nji Rd. Neneng Bentang [Kasultanan Banten]
10618/6 <56+?> 10. R. Ote Mangunkusumah [Kasultanan Banten]
10719/6 <56+?> 11. R. Seno Reja/R. Utju (Bungsu) [Kasultanan Banten]
10820/6 <57+?> 1. Nji R. Aisah/itjah [Wiratanudatar]
10921/6 <57+?> 2. Nji R. Maemunah/Eming Citeureup) [Kasultanan Banten]
11022/6 <57+?> 3. Nji R. Patimah / Iing [Wiratanudatar]
11123/6 <65+57!> 4. Rd Kusumahnagara (Habib Kusumah) [Wiratanudatar]
11224/6 <51+57!> 18. Nji Rd Entu Baninadjar [Wiratanudatar]
11325/6 <57+51!> 2. Nji Rd Siti Rahmah (Andung) [Wiratanudatar]
11426/6 <57+51!> 1. Rd Surianingrat [Wiratanudatar]
11527/6 <57+51!> 3. H Rd Musa [Wiratanudatar]
11628/6 <57+51!> 4. Nji Rd Ratu [Wiratanudatar]
11729/6 <57+51!> 5. Nji Rd Mariam [Wiratanudatar]
11830/6 <57+51!> 6. Nji Rd Bisi (Gabug) [Wiratanudatar]
11931/6 <57+51!> 7. Nji Rd Lenggang [Wiratanudatar]
12032/6 <57+51!> 8. H Rd Ali [Wiratanudatar]
12133/6 <51+57!> 10. Rd Surianagara [Wiratanudatar]
12234/6 <51+57!> 11. H Rd Abdul Rahim [Wiratanudatar]
12335/6 <51+57!> 12. H Rd Muhammad Soleh (Natadilaga) [Wiratanudatar]
12436/6 <51+57!> 13. Rd Entjang [Wiratanudatar]
12537/6 <51+57!> 14. H Rd Sadikin [Wiratanudatar]
12638/6 <51+57!> 15. Nji Rd Maemunah [Wiratanudatar]
12739/6 <51+57!> 17. Rd Tobri [Wiratanudatar]
12840/6 <51+57!> 19. Rd Jusuf [Wiratanudatar]
13041/6 <69> 1. Raden Husein [Kasultanan Banten]
13142/6 <69> 2. Raden Samsuddin [Kasultanan Banten]
13243/6 <69> 3. Raden Mikrod [Kasultanan Banten]
13344/6 <53> 2. Ratu Sarimah [Kasultanan Banten]
13445/6 <53> 3. Ratu Taifah [Kasultanan Banten]
13646/6 <87+9> R. Zaenal Asra [Wiratanudatar]
13747/6 <88> Raden Djaya [?]
13848/6 <54> R. Pandji [As Shogiri]
13949/6 <50+5> 1.1.1.1.1.11.2.2 NR. Komala Suriawinata [Singaperbangsa]
14050/6 <50+5> 1.1.1.1.1.11.2.3 Rd. H. Enggang Sulaeman Suriawinata [Singaperbangsa]
14151/6 <89+?> 1. Rd. H. Muhammad Arsyad Kusumadiredja (Juragan Sukaraja) [Kasultanan Banten]
14252/6 <89+?> 2. R. Mukarob Ilyas Puradireja [Kasultanan Banten]
14353/6 <89+?> 3. Nyi. R. Armidah (Embah Enok Kadumanggu) [Kasultanan Banten]
14454/6 <89+?> 4. RH. Muhammad Ihsan/Aksan (Baing Tjitjadas) [Kasultanan Banten]
14555/6 <89+?> 5. R. Udjang Natakusumah (Baing Klapanunggal) [Kasultanan Banten]
14656/6 <89+?> 6. R. Ishak Adikusumah (Baing Kadumanggu) [Kasultanan Banten]
14757/6 <89+?> 7. R. Ibrohim [Kasultanan Banten]
14858/6 <89+?> 8. Nyi R. Astina [Kasultanan Banten]
14959/6 <55> 1. Rd. Kamsi [Kasultanan Banten]
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang

Sumber : RH. Achmad Sukendar (Donden Sukendar, Jl Azimar Bogor) (Data dari Tb. Mughirah Nurfadhil Satya Tirtayasa, Ketua Rabithah BABAD Kesultanan Banten, anggota

badan pencatat Silsilah Walisongo Naqobah Aali Azmatkhan Al-Husaini)
15060/6 <52> Rd.Ustam [Kesultanan Banten]

7

2311/7 <137> Ratu Aeni [R. Sake]
Рођење: Sukaraja, Bogor, Jawa Barat
Смрт: Cibarusah, Bogor, Jawa Barat
1512/7 <91+?> 1. Rd. H. Abubakar [Wiratanudatar]
1523/7 <92+?> 1.1.1.1.1.11.2.1.1 Rd. Enoh Adikusumah Natanagara [Singaperbangsa]
1534/7 <92+?> 1.1.1.1.1.11.2.1.2 Rd. Gatot Jayalogawa Natanagara [Singaperbangsa]
1545/7 <92+?> 1.1.1.1.1.11.2.1.3 NRA Bintang Rajaningrat Natanagara [Singaperbangsa]
1556/7 <92+?> 1.1.1.1.1.11.2.1.4 NR Ratu Natanagara [Singaperbangsa]
1567/7 <92+?> 1.1.1.1.1.11.2.1.5 NR Rasmi Natanagara [Singaperbangsa]
1578/7 <92+?> 1.1.1.1.1.11.2.1.6 NR Patimah Natanagara [Singaperbangsa]
1589/7 <92+?> 1.1.1.1.1.11.2.1.7 NR E. Rahmat Natanagara [Singaperbangsa]
15910/7 <92+?> 1.1.1.1.1.11.2.1.8 Rd. H. Dace Natanagara [Singaperbangsa]
16011/7 <93+94!> 1.1.1.1.1.11.2.2.1 Rd. Akung Kartawiraja Sulaeman [Singaperbangsa]
16112/7 <93+94!> 1.1.1.1.1.11.2.2.2 Rd. Enggang Isa Kartawiraja Sulaeman [Singaperbangsa]
16213/7 <93+94!> 1.1.1.1.1.11.2.2.3 Rd. Enggang Dodong Kartawiraja Sulaeman [Singaperbangsa]
16314/7 <94+93!> 1.1.1.1.1.11.2.2.4 Rd. Enggang Endek Kartawiraja Sulaeman [Singaperbangsa]
16415/7 <94+?> 1.1.1.1.1.11.2.3.1 NR Aisyah Habsah Padmanagara [Singaperbangsa]
16516/7 <94+?> 1.1.1.1.1.11.2.3.2 NR Siti Rahmat Padmanagara [Singaperbangsa]
16617/7 <94+?> 1.1.1.1.1.11.2.3.3 NR T. Humaerah Padmanagara [Singaperbangsa]
16718/7 <94+?> 1.1.1.1.1.11.2.3.4 NR Julaeha Padmanagara [Singaperbangsa]
16819/7 <94+?> 1.1.1.1.1.11.2.3.5 Rd. Banteng Natanagara Padmanagara [Singaperbangsa]
16920/7 <94+?> 1.1.1.1.1.11.2.3.6 Rd. Ace Padmanagara [Singaperbangsa]
17021/7 <94+?> 1.1.1.1.1.11.2.3.7 NR Kuraesin Padmanagara [Singaperbangsa]
17122/7 <94+?> 1.1.1.1.1.11.2.3.8 NR Kulsum P. Padmanagara [Singaperbangsa]
17223/7 <95+?> 1.1.1.1.1.11.2.4.1 Rd. Abubakar Jayanagara [Singaperbangsa]
17324/7 <95+?> 1.1.1.1.1.11.2.4.2 Rd. Dalai Sastrawikarta Jayanagara [Singaperbangsa]
17425/7 <95+?> 1.1.1.1.1.11.2.4.3 Rd. Encing Kartakusumah Jayanagara [Singaperbangsa]
17526/7 <95+?> 1.1.1.1.1.11.2.4.4 Rd. Enoch Jayanagara [Singaperbangsa]
17627/7 <95+?> 1.1.1.1.1.11.2.4.5 NR Widianingsih Jayanagara [Singaperbangsa]
17728/7 <95+?> 1.1.1.1.1.11.2.4.6 NR Kendran Jayadiningrat Jayanagara [Singaperbangsa]
17829/7 <96+?> 1. Nji R. Ijong [Kasultanan Banten]
17930/7 <96+?> 2. R. Somawidjaja [Kasultanan Banten]
18031/7 <110+?> 5. Nji R. Ule Djulaeha [Kasultanan Banten]
18132/7 <110+?> 6. R. Hair Surja [Kasultanan Banten]
18233/7 <104+13> 1. R. Tojib [Kasultanan Banten]
18334/7 <104+13> 2. Nji R. Uwo [Kasultanan Banten]
18435/7 <104+13> 3. Nji R. Djenab [Kasultanan Banten]
18536/7 <104+13> 4. Nji R. Mariah [Kasultanan Banten]
18637/7 <104+13> 5. R. Jusuf [Kasultanan Banten]
18738/7 <104+13> 6. R. Utjeh [Kasultanan Banten]
18839/7 <102> 1. RH. Hasan Sarbini [Gunung Jati]
18940/7 <102> 2. R. Gosasiah Mekah [Gunung Jati]
19041/7 <102+?> 3. R. Hamzah [Gunung Jati]
19142/7 <101+?> 1. RH. Dodong [Gunung Jati]
19243/7 <103> 1. R. Gozali [Kasultanan Banten]
19344/7 <103> 2. R. Kawi Masduki [Kasultanan Banten]
19445/7 <103> 3. Nyi Rd. Siti Salamah [Kasultanan Banten]
19546/7 <105+?> 1. R. Ibnu Umar [Gunung Jati]
19647/7 <106> 1. R. Abubakar [Gunung Jati]
19748/7 <106> 2. R. Soleh (Bodjonggede) [Gunung Jati]
19849/7 <107> 1. R. Hasan [Gunung Jati]
19950/7 <107> 2. R. Husen [Gunung Jati]
20051/7 <107> 3. R. Husin [Gunung Jati]
20152/7 <107> 4. R. Kurdi [Gunung Jati]
20253/7 <111> 1. R. Emad [Wiratanudatar]
20354/7 <111> 2. R. Abu [Wiratanudatar]
20455/7 <111> 3. R. Padma [Wiratanudatar]
20556/7 <111> 4. R. Ibrahim [Wiratanudatar]
20657/7 <111> 5. R. Ismail [Wiratanudatar]
20758/7 <111> 6. Rd Ba'i [Wiratanudatar]
Silsilah Nasab (Keturunan keatas) Bapak Rd. Ba'i :


- Rd. Ba'i,,

Bin

- Rd. Kusumahnagara (Habib Kusumah),,

Bin

- Rd. Kusumahdilaga,,

Bin

- H. Rd. Adipati Aria Wiranata / Mbah Dalem Seupuh / Bupati Bogor X jaman Hindia Belanda, Kantor Pemerintahan di Sukaraja Bogor (1815-1849 M),,

Bin

- H. Rd. Muhammad Thohir / Auliya Thohir Al Bughuri (1826-1849 M) >(+)< Ratu Syarifah binti Pangeran Ash Shoghiri bin Sulthon Ageng Tirtayasa Kasulthonan Banten,,

Bin

- H. Rd. Tumenggung Wiradiredja / Bupati Bogor II jaman Hindia Belanda, Kantor Pemerintahan di Sukaraja Bogor (1758-1769 M),,

Bin

- H. Rd. Tumenggung Wiradinata / Bupati Bogor I jaman Hindia Belanda, Kantor Pemerintahan di Sukaraja Bogor (1749-1754 M),,

Bin

- Pangeran Wiramanggala / H. Rd. Aria Wira Tanu Datar II / Mbah Dalem Tarikolot Cianjur / Bupati Cianjur II (1691-1707 M),,

Bin

- Pangeran Ngabehi Jayasasana / Jayalalana / Raja Gagang / H. Rd. Aria Wira Tanu Datar I / Mbah Dalem Cikundul Cianjur / Bupati Cianjur I (1677-1691 M),,

Bin

- Pangeran Aria Wangsa Goparana / Sunan Sagalaherang,,

Bin

- Pangeran Aria Kikis / Sunan Wanaperih / Sunan Ciburang,,

Bin

- H. Rd. Rangga Mantri / Prabu Pucuk Umum Talaga / Raja Maja (1529 M) <+> Hj. Ratu Dewi Sunyalarang / Ratu Parung binti Sunan Parung / Batara Sukawayana bin Rd Kusumalaya Ajar Kutamangu / Rd Palinggih bin Rakryan Ningratkancana / Prabu Dewa Niskala / Raja Sunda Galuh,,

Bin

- Munding Laya Dikusumah / Munding Sari Ageung / Munding II / Prabu Munding Suria Ageung / Prabu Munding Wangi,,

Bin

- H. Rd. Pamanah Rasa / Prabu Guru Dewataprana Sri Baduga Maharaja / Ratu Jayadewata / Hyang Prabu Silih Wangi / Raja Pakuan Pajajaran (1482–1521 M) <+> Ratu Ratnasih / Nyi Rajamatri / Ratu Istri Rajamantri binti Sunan Pagulingan / Prabu Wirajaya bin Prabu Gajah Agung / Atmabrata / Bagawan Batara Wirayuda bin Pangeran Cinde Kancana Wulung / Hyang Prabu Tajimalela / Prabu Agung Resi Cakrabuana / Batara Tungtang Buana / Batara Kusuma,,


- Rakryan Ningratkancana / Prabu Dewa Niskala / Raja Galuh XXXI (1475-1482 M),,


- Prabu Anggalarang / Prabu Niskala Wastu Kancana / Prabu Wangisutah / Prabu Linggawastu / Raja Sunda Galuh XXX (1371-1475 M),,


- Prabu Lingga Buana / Prabu Ragamulya Luhurprabawa / Prabu Maharaja / Prabu Wangi / Sang Mokteng Ing Bubat / Raja Sunda Galuh Kawali XXVIII (1350-1357 M),,


- Prabu Ajiguna Linggawisesa / Sanglumahing Kiding / Raja Sunda Galuh Kawali XXVI (1333-1340 M) <+> Dewi Uma Lestari / Ratu Santika binti Prabu Lingga Dewata / Raja Sunda Galuh Kawali,,


- Guruminda / Sang Manisri Raja Galuh VIII (783-799 M) <+> Sri Ratu Dewi Purbasari binti Prabu Ciung Wanara,,


- Prabu Ciung Wanara / Sang Manarah / Prabu Jaya Prakosa Mandaleswara Salakabuana / Rd. Suratama Kusumah / Raja Galuh VII (739-783 M),,


- Prabu Permanadikusumah / Maha Raja Adi Mulya / Bagawat Sajalajala / Raja Galuh VI (724-725 M),,


- Rd. Wijaya Kusuma / Mahapatih Saunggalah,,


- Rahyang Purbasora / Raja Galuh IV (716-723 M),,


- Rahyang Sempakwaja / Batara Danghyang Guru Sempakwaja / Pendiri Kerajaan Galunggung (Galuh Hyang Agung),,


- Raja Wretikandayun / Maharaja Suradarma Jayaprakosa / Raja Kendan IV / Raja Galuh I (612-702 M),,


- Raja Kandiawan / Rajaresi Dewaraja Sang Layuwatang / Raja Kendan III (597-612 M),,


- Raja Putra Suraliman / Rajaresi Dewaraja Sang Luyu Tawang Rahyang Tari Medang Jati / Raja Kendan II (568-597 M),,


- Raja Maha Guru Manikmaya / Sanghyang Resiguru Manikmaya / Raja Kendan I (526 - 568 M) <+> Dewi Tirtakancana binti Raja Suryawarman / Raja Tarumanagara VII,,


- Raja Suryawarman / Prabu Tarumanagara VII (535-561 M),,


- Raja Candrawarman / Prabu Tarumanagara VI (515-535 M),,


- Raja Indrawarman / Prabu Tarumanagara V (455-525 M),,


- Raja Wisnuwarman / Prabu Tarumanagara IV (434-455 M),,


- Raja Purnawarman / Sri Maharaja Purnawarman Sang Iswara Digwijaya / Wyagraha Ning Tarumanagara / Harimau Tarumanagara Sang Purandara Saktipurusa Bhimaparakrama Suryamahapurusa Jagatpati / Prabu Tarumanagara III (395-434 M),,


- Raja Dharmayawarman / Sang Lumahing Candrabaga / Prabu Tarumanagara II (382-395 M),,


- Raja Jayasinghawarman / Rajadirajaguru / Jayasinghawarman Gurudarmapurusa / Prabu Tarumanagara I (358-382 M) >(+)< Dewi Minawati / Iswari Tunggal Pertiwi Warmandewi binti Raja Dewawarman VIII / Prabu Darmawirya Dewawarman / Prabu Salakanagara XI,,


- Raja Dewawarman VIII / Prabu Darmawirya Dewawarman / Prabu Salakanagara XI (356-363 M),,


- Mahapatih Pallawa (Menteri Angkatan Laut Kerajaan Pallawa) <+> Sri Gandari Lengkaradewi binti Raja Dewawarman VI / Prabu Ganayanadewa Linggabumi / Prabu Salakanagara VII,,


- Raja Dewawarman VI / Prabu Ganayanadewa Linggabumi / Prabu Salakanagara VII (289-308 M),,


- Raja Dewawarman V / Prabu Darmasatyajaya / Sang Mokteng Samudera / Senapati Sarwajala / Prabu Salakanagara V (252-289 M) <+> Ratu Mahisa Suramardini Warmandewi / Ratu Salakanagara VI (276-289 M) binti Raja Dewawarman IV / Prabu Darma Satyanagara / Raja Ujung Kulon / Prabu Salakanagara IV,,


- Raja Dewawarman IV / Prabu Darma Satyanagara / Raja Ujung Kulon / Prabu Salakanagara IV (238-252 M) <+> Dewi Tirta Lengkara binti Raja Dewawarman III / Prabu Singasagara Bimayasawirya / Prabu Salakanagara III,,


- Raja Dewawarman III / Prabu Singasagara Bimayasawirya / Prabu Salakanagara III (195-238 M),,


- Raja Dewawarman II / Prabu Digwijayakasa Dewawarmanputra / Prabu Salakanagara II (168-195 M),,


- Raja Dewawarman I / Prabu Darmalokapala Dewawarman Aji Raksa Gapura Sagara / Prabu Salakanagara I (130-168 M) <+> Dewi Pohaci Larasati / Dwi Dwani Rahayu binti Sanghyang Aki Tirem / Sanghyang Kiluhung Mulya Purwasalakanagara,,


- Sanghyang Aki Tirem / Sanghyang Kiluhung Mulya Purwasalakanagara,,


- Sanghyang Aki Srengga / Sanghyang Swarnabhumi Kidul,,


- Sanghyang Nyai Sariti Warawiri / Sanghyang Swarnabhumi Kidul,,


- Sanghyang Aki Bajulpakel / Sanghyang Swarnabhumi Kidul,,


- Sanghyang Aki Dungkul / Sanghyang Swarnabhumi Kulon,,


- Sanghyang Aki Pawang Sawer / Sanghyang Swarnabhumi Kulon,,


- Sanghyang Datuk Pawang Marga / Sanghyang Swarnabhumi Kaler,,


- Sanghyang Aki Bagang / Sanghyang Pulo Hujung Mendini,,


- Sanghyang Datuk Waling / Sanghyang Dukuh Bangawan,,


- Sanghyang Datuk Banda / Sanghyang Langkha Sukkha,,


- Sanghyang Nesan / Mas / Mesekh / Misikh / Jo C Tah / Sanghyang Yawana Syangka,,


- Arom (Aram),,


- Sam,,


- Nabi Nuh AS,,


- Mihlil,,


- Mattu Syalakh,,


- Qinan,,


- Sayyid Anwas (Anwar),,


- Nabi Syits AS / Sanghyang Sita <+> Sayyidah 'Azuro RA / Sanghyang Dewi Mulat,,


- Nabi Adam AS / Sanghyang Janmawalijaya / Sanghyang Adhama <+> Siti Hawa RA / Sanghyang Dewi Janmawanujawa / Sanghyang Dewi Kawahnya,,


- Alam,,


>> NUR ALAM >> NUR MUHAMMAD >> NUR ALLAH...!!!



Catatan :


H. Rd. Tumenggung Wiradinata adalah salah satu Cucu dari Pangeran Ngabehi Jayasasana / Jayalalana / Raja Gagang / H. Rd. Aria Wira Tanu Datar I / Mbah Dalem Cikundul Cianjur, Keturunan (Nasab) Asli dari Hyang Prabu Silih Wangi (Raja Pakuan Pajajaran) hasil dari pernikahan dengan salah seorang Istri yang bernama Ratu Ratnasih,,

Ratu Ratnasih adalah Putu (keturunan ke 3) dari Hyang Prabu Tajimalela (Raja Sumedang Larang), jadi Hyang Prabu Tajimalela adalah Uyut Mertua dari Hyang Prabu Silih Wangi,,

Artinya H. Rd. Tumenggung Wiradinata nasabnya dari Raja Pakuan Pajajaran dan keturunan dari Raja Sumedang Larang,,


- H. Rd. Tumenggung Wiradinata seorang Umaro Pejabat Pemerintah, Bupati Bogor Pertama jaman Hindia Belanda pada tahun 1749-1754 M, Kantor Pemerintahan di Sukaraja Bogor,,

Bupati pada jaman itu setingkat dengan Gubernur pada saat ini NKRI, namun bedanya Bupati pada jaman sebelum NKRI memiliki kekuasaan dan kewenangan penuh yang tidak bisa di ikut campuri (ditekan) oleh siapapun sebab masih menganut sistem Monarki (Kerajaan) yang tidak dijajah oleh pihak manapun, dan yang dimaksud jaman Hindia Belanda disini ialah hubungan Perniagaan antara Kepulauan Laut Hindia dengan VOC (Ikatan para Pedagang dari Negara Belanda),,

Beliau memiliki salah satu Cucu yang bernama H. Rd. Muhammad Thohir / Auliya Thohir Al Bughuri,,


- H. Rd. Muhammad Thohir / Auliya Thohir Al Bughuri adalah seorang Waliullah dan Pemuka Agama Islam dan Pendiri Masjid Agung Ath Thohiriyah Empang, Masjid Pertama Tertua di Bogor Raya,,

Beliau menikah dengan salah seorang Istri yang bernama Ratu Syarifah binti Pangeran Ash Shoghiri bin Sulthon Ageng Tirtayasa (Kasulthonan Banten), hasil dari pernikahannya itu memiliki salah satu Putra yang bernama H. Rd. Adipati Aria Wiranata / Mbah Dalem Seupuh,,


- H. Rd. Adipati Aria Wiranata / Mbah Dalem Seupuh seorang Umaro Pejabat Pemerintah, Bupati Bogor X jaman Hindia Belanda, Kantor Pemerintahan di Sukaraja Bogor (1815-1849 M),,


Wallahu a'lam bishowab...!!!


Rahayu,, 🙏
20859/7 <111> 7. R. Iting [Wiratanudatar]
20960/7 <108> 1. R. Alibasjah [Wiratanudatar]
21061/7 <108> 2. R. Abubakar [Wiratanudatar]
21162/7 <108> 3. Nji R. Titi Pi'ot [Wiratanudatar]
21263/7 <129+?> Nyi Raden Samroh [Kasultanan Banten]
21364/7 <117> 1. Rd Suria Ageung [Wiratanudatar]
21465/7 <119> 1. H Rd Partadiredja Abd Manan [Wiratanudatar]
21566/7 <125> 1. H Rd Mansyur [Wiratanudatar]
21667/7 <135> 1. Raden Badar [Kasultanan Banten]
21768/7 <131> 1. Rt. Aeriah M.d. Rd. Panji b. Rd. Adam [Kasultanan Banten]
21869/7 <131> 2. Rt. Khaeriah M.d. Rd. Alehudin b. Tb. Hayudin [Kasultanan Banten]
21970/7 <131> 3. Rt. Marham [Kasultanan Banten]
22071/7 <131> 4. Rd. Markum M.d. Rt. Hastina bt. Mohd. Alinurja [Kasultanan Banten]
22172/7 <131> 5. Rd. Sajian Makasar [Kasultanan Banten]
22273/7 <131> 6. Rt. Sabariah M.d. Ratiyan Banten [Kasultanan Banten]
22374/7 <114> 1. Rd Natadiningrat [Wiratanudatar]
22475/7 <96+?> 3. Nyi R. Tirta [Kasultanan Banten]
22576/7 <96+?> 4. R. Udi Djuhdi [Kasultanan Banten]
22677/7 <103> 4. Nyi Rd. Rahmat [Kasultanan Banten]
22778/7 <103> 5. Nyi Rd. Rubi'ah [Kasultanan Banten]
22879/7 <120> H Rd Saimbang [Wiratanudatar]
22980/7 <136> R. Haji Hasanudin [Wiratanudatar]
23081/7 <123> H Rd Abdul Qodir Padmanagara (Mama Ace) [Wiratanudatar] 23282/7 <109+?> 4. Nyi Rd Tati (Istri #4) [Kasultanan Banten]
23383/7 <109+?> 1. Nyi Rd Aisyah / Ating [Kasultanan Banten]
23484/7 <109+?> 2. Rd Suria [Kasultanan Banten]
23585/7 <109+?> 3. Nyi Rd. Tata [Kasultanan Banten]
23686/7 <149> 1. RH. Kurnaen [Kasultanan Banten]
23787/7 <150> Rd.Jipang [Kesultanan Banten]
23888/7 <115> Rd. H Djuhdi [Wiratanudatar]
23989/7 <141> Nyi Rd. Domas [?]

8

3171/8 <238+?> Nyi. R. Yoyoh Yohanah [Wiratanudatar] 2972/8 <231+?> Nyi Raden Siti Jama' [Jama']
Рођење: 1878
Свадба: <16> 1. Kiyai Tubagus Achmad Muntari (Mbah Mun) [Chusaeni] b. 1862 d. 1940
2983/8 <232+?> 19. Rd. Tjetje Tirta Winata [Kasultanan Banten]
Orang:1307805
2474/8 <154+?> 1.1.1.1.1.11.4.2.13 RTA Sulaeman Sastrawinata [Singaperbangsa]
Титуле : од 1914, Bupat Ciamisi
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang


Aria Sastrawinata Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Raden Tumenggung Aria Sastrawinata Bupati Ciamis ke-1/21 Masa jabatan 1914 – 1935 Presiden Ratu Wilhelmina Didahului oleh Raden Adipati Aria Kusumasubrata Digantikan oleh R. T. Aria Sunarya Informasi pribadi Lahir Bendera Hindia Belanda Jawa Barat Kebangsaan Indonesia Agama Islam

Raden Tumenggung Aria Sulaeman Sastrawinata adalah Bupati Ciamis periode 1914 - 1935. [1]

Daftar isi

   1 Biografi
   2 Galuh jadi Ciamis
   3 Alasan Perubahan Nama
   4 Referensi

Biografi

Namanya RTA Sulaeman Sastrawinata putra RTA Hasan Sastradiningrat II putra RTA Sastradiningrat I putra Rd. Aria Sastradipura I putra Rd Adipati Aria Panatayuda IV (Adpati Karawang V) putra Rd. Arya Panatayuda III (Adipati Karawang IV) putra Rd. Jayanagara (Adipati Karawang III) putra Rd Anom Wirasuta/ Panatayuda I (Adipati Karawang II) Putra Rd. Adipati Singaperbangsa (Bupati Karawang I) putra Adipati Kertabumi II putra Pangeran Rangga Patra Kelana/ Raja Galuh Kertabumi ke-1 (1585 – 1602) M putra Prabu Geusan Ulun/ Pangeran Angkawijaya (1578-1610) M.[2]


Galuh jadi Ciamis

Kabupaten Galuh berganti nama menjadi Kabupaten Ciamis pada masa pemerintahan Raden Tumenggung Aria Sastrawinata pada tahun 1914, yang bukan berasal dari keturunan Prabu Haur Kuning atau bukan berasal dari keturunan silsilah Raja/ Bupati Galuh, yang ditunjuk Pemerintahan Belanda dalam upaya politik pecah belah Pemerintahan Belanda.

Mungkin itu karena ia tidak memiliki darah Galuh sehingga tidak merasa sungkan untuk merubah nama Galuh atau mempunyai alasan lain padahal nama itu sudah ada 13 abad lalu sejak didirikan Kerajaan Galuh 23 Maret tahun 612 M oleh Sang Prabu Wretikandayun di Situs Karangkamulyan, Cijeungjing, Ciamis sekarang. Alasan Perubahan Nama

Prof. A. Sobana Hardjasaputra M.A, (lahir di Desa Winduraja, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, 4 September 1944) adalah intelektual Sunda, sejarawan senior, pemerhati masalah sejarah daerah dan sosial budaya yang merupakan salah satu guru besar Fakultas Sastra dan pengelola Pusat Penelitian Kesejarahan & Kebudayaan, Universitas Pajajaran, serta Universitas Galuh yang berasal dari Galuh, Ciamis, Tatar Pasundan, berpendapat: Perubahan nama Galuh menjadi Ciamis itu dilakukan pada tahun 1915, namun diresmikan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada 1 Januari 1916. Saat itu, Pemerintah Hindia Belanda hanya meresmikan, sementara gagasannya dari Bupati Sastrawinata. Motivasinya itu karena tidak ingin disangkutpautkan dengan keluarga Bupati Galuh, karena Bupati Kerawang (Karawang). Padahal, Bupati Kerawang yang dimaksud adalah kakeknya, itu tidak ada tekanan dari pihak Belanda, karena penamaan daerah bagi mereka masa bodoh, yang penting meresmikan. Kalau ada ikut campur maka akan terjadi antipati terhadap kolonial. Padahal itu yang dijaga. Jadi, perubahan Galuh menjadi Ciamis tanpa dasar," jelasnya.[3] Pergantian nama Galuh menjadi Ciamis hanya didasarkan pada alasan pribadi Bupati Sastrawinata. Ia tidak mau dianggap keturunan bupati Galuh, karena ia adalah keturunan langsung bupati Karawang.[4] Padahal Bupati Sastrawinata masih keturunan Adipati Galuh Kertabumi ke-1. Referensi

   ^ http://sparmanhero.blogspot.co.id/2013/04/silsilah-para-bupati-kabupaten-ciamis.html
   ^ http://sr.rodovid.org/wk/%D0%9E%D1%81%D0%BE%D0%B1%D0%B0:908166
   ^ http://daerah.sindonews.com/read/1075926/21/nama-kabupaten-ciamis-berubah-menjadi-kabupaten-galuh-1452477570
^ http://sobhar.blogspot.co.id/2013/06/ciamis-kembalikan-lagi-ke-galuh.html
2815/8 <225> Rd H Ule Djulaeha [Kasultanan Banten]
Рођење: ~ 1925
Свадба: <19> R. Aden Sukardi [Kasultanan Banten] d. 5 октобар 1976
2406/8 <151> 1. Rd. Muhammad Toha (Rd. Puradinata) [Wiratanudatar]
2417/8 <151> 2. Rd. Ratnaningsih [Wiratanudatar]
2428/8 <151> 3. Ny. Rd. Resmi [Wiratanudatar]
2439/8 <151> 4. Rd. Ma`mun...........Lain Ibu [Wiratanudatar]
24410/8 <151> 5. Rd. Mu`man........... [Wiratanudatar]
24511/8 <151> 6. Rd. Abdul Rifa`i..... [Wiratanudatar]
24612/8 <154+?> 1.1.1.1.1.11.4.2.12 Rd. Kahpi Sastranagara [Singaperbangsa]
24813/8 <154+?> 1.1.1.1.1.11.4.2.14 NR Dinar Sastradiningrat. [Singaperbangsa]
24914/8 <154+?> 1.1.1.1.1.11.4.2.15 NR Suhaeran Sastradiningrat [Singaperbangsa]
25015/8 <154+?> 1.1.1.1.1.11.4.2.16 NR Jenab Sastradiningrat [Singaperbangsa]
25116/8 <154+?> 1.1.1.1.1.11.4.2.17 Rd. Bintang Sastradipura [Singaperbangsa]
25217/8 <164+?> 1.1.1.1.1.11.4.6.1 Rd. Gajali Kusumahnagara Sumadipura [Singaperbangsa]
25318/8 <164+?> 1.1.1.1.1.11.4.6.2 Rd. Ali Sumanagara Sumadipura [Singaperbangsa]
25419/8 <164+?> 1.1.1.1.1.11.4.6.3 Rd. Usup Sumawinata Sumadipura [Singaperbangsa]
25520/8 <164+?> 1.1.1.1.1.11.4.6.4 Rd. Ayub Sumadipura [Singaperbangsa]
25621/8 <164+?> 1.1.1.1.1.11.4.6.5 Rd. Karnaen Suma Atmaja Sumadipura [Singaperbangsa]
25722/8 <164+?> 1.1.1.1.1.11.4.6.6 NR Ellis Rasade Sumadipura [Singaperbangsa]
25823/8 <164+?> 1.1.1.1.1.11.4.6.7 Rd. Hamjah Sumadipura [Singaperbangsa]
25924/8 <164+?> 1.1.1.1.1.11.4.6.8 Rd. Benum Sumadipura [Singaperbangsa]
26025/8 <164+?> 1.1.1.1.1.11.4.6.9 NR Mukti Sumadipura [Singaperbangsa]
26126/8 <164+?> 1.1.1.1.1.11.4.6.10 NR Julaeha Sumadipura [Singaperbangsa]
26227/8 <164+?> 1.1.1.1.1.11.4.6.11 NR Awang Sumadipura [Singaperbangsa]
26328/8 <180+?> 1. R. Jusuf Wiranatanagara Alias Pak Winara [Kasultanan Banten]
26429/8 <180+?> 2. Nji R. Itjoh [Kasultanan Banten]
26530/8 <180+?> 4. RH. Ahmad [Kasultanan Banten]
26631/8 <180+?> 3. R. Hodir [Kasultanan Banten]
26732/8 <180+?> 5. Nji R. Aminah [Gunung Jati]
26833/8 <180+?> 6. R. Muhammad / Opah [Gunung Jati]
26934/8 <212+?> RH Idris [Wiratanudatar]
27035/8 <214> 1. Nyi R. Ijoh [Wiratanudatar]
27136/8 <215> 1. R. Djuhdi [Wiratanudatar]
27237/8 <215> 2. R. Musa [Wiratanudatar]
27338/8 <215> Ψ 3. R. ..................... [Wiratanudatar]
27439/8 <216> 1. Ajengan R.h. Zainal Abidin Parung Banteng Cibarusah [Kasultanan Banten]

5.2.2.2.1.1.1. Ajengan R.H. Zainal Abidin Parung Banteng Cibarusah, berputra :

5.2.2.2.1.1.1.1. R. Abbas H. Sirod
5.2.2.2.1.1.1.2. Ratu Suhana Cibarusah
5.2.2.2.1.1.1.3. Ratu Asiyah Cibarusah
5.2.2.2.1.1.1.4. Ratu Chodijah Cibarusah
5.2.2.2.1.1.1.5. Ratu Mariyah
5.2.2.2.1.1.1.6. Ratu Mirah
5.2.2.2.1.1.1.7. Ratu Darma
27540/8 <220> 1. Rt. Hatijah M.d. R. Misdar b. Abdullah [Kasultanan Banten]
27641/8 <220> 2. Rd. Sana M.d. Ny.Rd. Juhaemi b. Rd. Bondan [Kasultanan Banten]
27742/8 <178+?> 1. Nyi R. Tjitjoh [Kasultanan Banten]
27843/8 <178+?> 2. Nyi R. Ijah [Kasultanan Banten]
27944/8 <225> R. Hj. Soleha [Kasultanan Banten] 28045/8 <225> 2. R. Deden [Kasultanan Banten]
28246/8 <193> 1. Nyi Rd. E. Hasanah [Kasultanan Banten]
28347/8 <193> 2. R.m. Pahruroji [Kasultanan Banten]
28448/8 <193> 3. Nyi Rd. E. Nuraeni [Kasultanan Banten]
28549/8 <193> 4. Nyi Rd. Uju Julaeha [Kasultanan Banten]
28650/8 <193> 5. R. E. Jarkasih [Kasultanan Banten]
28751/8 <193> 6. R. Ei Nurjaman [Kasultanan Banten]
28852/8 <193> 7. Nyi Rd. Hj. E. Julaeha [Kasultanan Banten]
28953/8 <228> H Rd Muhammad Adam [Wiratanudatar]
29054/8 <229> R. Ateng Lahad [Wiratanudatar]
29155/8 <230+14> 1. H Rd Yusuf Wira Natanagara (Pa Winara) [Wiratanudatar]
29256/8 <230+14> 2. Nyi Rd Siti Aisah [Wiratanudatar]
29357/8 <230+14> 3. H Rd Hodir Padmanagara [Wiratanudatar]
29458/8 <230+14> 4. H Rd Ahmad Abdul Qodir [Wiratanudatar]
29559/8 <230+14> 5. Nyi Rd Siti Aminah [Wiratanudatar]
29660/8 <230+14> 6. H Rd Muhammad Padmanagara (Opah) [Wiratanudatar]
29961/8 <225> R. Haji Sudjai Zuhdi [Kasultanan Banten]
30062/8 <232+?+?> 18. Nyi Rd Enor Hanah [Rumpin]
30163/8 <233+?> 1. Ny. Rd. Kuraesin (Ecin) [Wiratanudatar]
30264/8 <233+?> 2. Ny. Rd. Titi [Wiratanudatar]
30365/8 <233+?> 3. Ny. Rd. Omi [Wiratanudatar]
30466/8 <233+?> 4. RH. Uwes (Dadeng) [Wiratanudatar]
30567/8 <233+?> 5. RH. Abdul Salam (Duyong) [Wiratanudatar]
30668/8 <233+?> 6. Ny. Rd. Huriah (Tjioh) [Wiratanudatar]
30769/8 <233+?> 7. Ny. Rd. Uti Ratnaningsih [Wiratanudatar]
30870/8 <233+?> 8. Rd. Hidayat [Wiratanudatar]
30971/8 <233+?> 9. Ny. Rd. Habibah [Wiratanudatar]
31072/8 <235> 1. RH. Sirodj (Penghulu Purwakarta) [Wiratanudatar]
31173/8 <235> 2. Rd. Emed (Penghulu Lemah Abang) [Wiratanudatar]
31274/8 <235> 3. Rd. Dudung [Wiratanudatar]
31375/8 <235> 4. Rd. Timi [Wiratanudatar]
31476/8 <236> 1. RH. Soleh [Kasultanan Banten]
31577/8 <159> Rd. H. Abubakar Natanagara [Singaperbangsa]
31678/8 <237> Rd.Karsunan [Kesultanan Banten]
31879/8 <239> Raden H. Bondan [Bondan]