1. Dalem Nayawangsa b. 1622изр d. 1678 - Индекс потомака
Из пројекта Родовид
Свадба: <1> ♀ Nyi Raden Ayu Kuningan [Sudalarang]
Титуле : од 1660, Bupati Limbangan Ke-1
Смрт: 1678
Dalem Nayawangsa diangkat sebagai Bupati Limbangan yang pertama ( 1660 – 1678 M ) oleh Pangeran Rangga Gempol III Bupati Sumedang ( 1656 – 1705 ). Setelah wafat pada pada tahun 1678 M, beliau digantikan oleh Dalem Mertasinga (1678 – 1726 ) putra Dalem Adipati Rangga Megatsari.
Kabupaten Limbangan, oleh karena saat itu penduduknya hanya 200 keluarga, maka berdasarkan Keputusan VOC tanggal 15 Nopember 1684 statusnya menjadi Distrik ( Kawadanaan ) Kabupaten Sumedang. Pada tahun 1705 statusnya dikembalikan menjadi Kabupaten di bawah Kesultanan Cirebon.
Dalem Nayawangsa menikah dengan Ny Rd. Ayu Kuningan putra Dalem Sanggadipati II ( Ragadiyem ) cucu Prabu Wastu Dewa ( Keprabuan Sudalarang ).2
21/2 <1+1> ♂ 1. Dalem Kudawarsa [Pajajaran] 32/2 <1> ♂ 2. Dalem Wangsadireja [Pajajaran]3
41/3 <2+2> ♂ 1.1.1.5.2.1.9x Ki Dalem Wangsadita I / Rangga Limbangan [Pajajaran]Титуле : од 1726, Limbangan, Garut, Bupati Limbangan Ke-3
Смрт: 1740, Limbangan, Garut
Di Bab terdahulu telah diterangkan bahwa ketika Dalem Nayawangsa wafat,cucunya bernama Wangsadita masih belum dewasa.oleh karena itu Dalem Nayawangsa diganti oleh Dalem Mertasinga.meskipun demikian,Wangsadita tetap memegang hak sebagai bupati.menurut Silsilah Limbangan Dalem Wangsadita adalah putera Dalem Kudawireksa,yang tidak sempat menjadi bupati mungkin karena wafat mendahului Dalem Nayawangsa.
Didalam “Resulutie” VOC disingkat “R”tertanggal 23 Oktober 1710 ditetapkan bahwa Wangsadita (1) akan menjadi bupati Limbangan mengganti Dalem Mertasinga bila Dalem Mertasinga wafat,padahal Dalem Mertasinga mempunyai pula putera Dalem Sutamerta,dan ketika itu Dalem Mertasinga belum wafat.Dalem Mertasinga wafat pada tahun 1727 sebagaimana diberitakan didalam D.14 Januari 1726.
Menurut Jongsbloet tahun 1714 Dalem Mertasinga memiliki 160 umpi dan Raden Wangsadita (1) hanya 40 umpi,hal mana menunjukan bahwa Dalem Wangsadita (1) ketika itu menjadi kepala Distrik di Limbangan.setelah Dalem Mertasinga wafat,1726 Dalem Wangsadita (1) mengajukan permohonan untuk menjadi bupati menggantikan Dalem Mertasinga pada bulan Desember 1726 juga.nampaknya permohonan Dalem Wangsadita (1) dikabulkan oleh VOC dan menurut D.28 November 1730 Dalem Wangsadita (1) menyebut dirinya sebagai Raden Rangga Limbangan.
Dalem Wangsadita (1) alias Raden Rangga Limbangan mempunyai putera 10 orang :
- Dalem Surianagara
- Dalem Wangsadita ( II )
- Dalem Suriapraja atau Suriadipraja
- Nyi Raden Natakaraton
- Nyi Raden Rajakaraton
- Raden Panghulu Limbangan
- Nyi Raden Purba
- Raden Wangsapraja
- Raden Wangsadinata
- Nyi Raden Pandon
Raden Surianagara,putera sulung Dalem Wangsadita (1) menikah dengan Ratupanganten,yang terkenal dengan nama Nyi Raden Rajaningrat,puteri dari pangeran Adipati Kusumadinata
9. NRA. Radjanagara, suami : Ki Dlm.Rd Rangga Wangsadita dikaruniai 13 putra putri : (Sumber : https://www.facebook.com/SalakanagaraFansPage/posts/671778476200963)
- Kd. Adipati Soerianagara
- Kd. Rangga Wangsadireja .
- Kd. Surapraja .
- Rd. Aria Wiradireja .
- Kd. Adipati Wangsareja .
- Rd. Aria H. Kusumah .
- RM. Aria Tjakrayuda .
- RM. Natapraja .
- NRA. Natakaraton .
- NR. Ratnanagara .
- NR. Rajakaraton .
- NRA. Siti Gede .
- Dlm. Rangga Bungsu
4
81/4 <4+?> ♂ 1.1.1.5.2.1.9.2. Kd. Rangga Wangsadireja [Pajajaran]Свадба: <56!> ♂ 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4. Dalem Raden Soerialaga II / Raden Tumenggung Suryalaga II (Dalem Taloen) [Sumedang Larang] b. 1764изр
- 1.1.1.5.2.1.9.1 Kd. Adipati Soerianagara X Dlm. Istri Radjaningrat, (1.1.1.5.2.1.1.1)
- 1.1.1.5.2.1.9.2 Kd. Rangga Wangsadireja . (Dalem Rangga Wangsareja Sepuh)
- 1.1.1.5.2.1.9.2.1 Rd. Wangsadiraja .
- 1.1.1.5.2.1.9.2.2 NR. Kambang .
- 1.1.1.5.2.1.9.2.3 Rd. Sutapraja .
- 1.1.1.5.2.1.9.2.4 Ni.Rd. Purba .
- 1.1.1.5.2.1.9.2.5 Rd. Wangsadiraja II .
- 1.1.1.5.2.1.9.3 Kd. Surapraja .
- 1.1.1.5.2.1.9.4 Rd. Aria Wiradireja .
- 1.1.1.5.2.1.9.5 Kd. Adipati Wangsareja. (Dalem Rangga Wangsaredja Anom, Dalem Limbangan)
- 1.1.1.5.2.1.9.5.1 NR. Ratnamantri .
- 1.1.1.5.2.1.9.5.2 Dlm. Tmg. Wangsareja .
- 1.1.1.5.2.1.9.5.3 Dlm. Adp. Wangsaraja .
- 1.1.1.5.2.1.9.5.4 Dlm .Adp. Surapraja .
- 1.1.1.5.2.1.9.5.5 Rd. Wirareja .
- 1.1.1.5.2.1.9.6 Rd. Aria H. Kusumah .
- 1.1.1.5.2.1.9.7 RM. Aria Tjakrayuda X NR. Kaler (Daughter of Dalem Singaderpa Krawang)
- 1.1.1.5.2.1.9.7.1 NR. Sutaderpa .
- 1.1.1.5.2.1.9.7.2 Rd. Derpayuda X Another Wife of RM. Aria Tjakrayuda.
- 1.1.1.5.2.1.9.7.3 Rd. Patrayuda .
- 1.1.1.5.2.1.9.8 RM. Natapraja .
- 1.1.1.5.2.1.9.9 NRA. Natakaraton .
- 1.1.1.5.2.1.9.10 NR. Ratnanagara X Dlm. Rd. Soeriadilaga, II, (1.1.1.5.2.1.1.1.3.4)
- 1.1.1.5.2.1.9.11 NR. Rajakaraton .
- 1.1.1.5.2.1.9.12 NRA. Siti Gede .
- 1.1.1.5.2.1.9.13 Dlm. Rangga Bungsu .
5
Титуле : Bupati ke 8 (1759-1761), tidak ada keturunan
Титуле : Bupati ke 9 (1761-1765)
Свадба: <4> ♀ 1.1.1.4.1.6.1 Ni Mas Nagakasih [Sumedang Larang]
Рођење: 1703изр
Титуле : Bupati ke 10 Tahun (1765 – 1773)
ADIPATI SURIALAGA
Setelah Adipati Surianagara wafat tidak digantikan oleh puteranya Raden Djamu karena masih anak-anak maka digantikan oleh saudaranya Raden Surialaga (1765 – 1773) yang bergelar Adipati Kusumadinata. Wafatnya Raden Surialaga meninggalkan 6 orang putera dan puteri,putra sulungnya Raden Ema ketika itu masih berusia 9 tahun. Maka timbullah masalah mengenai penggantian bupati, putera Raden Surianagara yaitu Raden Djamu ketika itu belum dewasa baru berusia 11 tahun. Oleh karena itu kompeni mengangkat Raden Adipati Tanubaya Bupati Parakanmuncang menjadi bupati Sumedang.
Sejak itu Sumedang memasuki masa bupati penyelang selama tiga periode, sampai akhirnya kelak Raden Djamu menjadi bupati.
Silsilahnya adalah :
1.1.1.5.2.1.9 NRA. Radjanagara . 1.1.1.5.2.1.9X Ki Dlm. Rangga Wangsadita ., 1.1.1.5.2.1.9.1 Kd. Adipati Soerianagara 1.1.1.5.2.1.9.2 Kd. Rangga Wangsadireja . 1.1.1.5.2.1.9.3 Kd. Surapraja . 1.1.1.5.2.1.9.4 Rd. Aria Wiradireja . 1.1.1.5.2.1.9.5 Kd. Adipati Wangsareja . 1.1.1.5.2.1.9.6 Rd. Aria H. Kusumah . 1.1.1.5.2.1.9.7 RM. Aria Tjakrayuda . 1.1.1.5.2.1.9.8 RM. Natapraja . 1.1.1.5.2.1.9.9 NRA. Natakaraton . 1.1.1.5.2.1.9.10 NR. Ratnanagara . 1.1.1.5.2.1.9.11 NR. Rajakaraton . 1.1.1.5.2.1.9.12 NRA. Siti Gede . 1.1.1.5.2.1.9.13 Dlm. Rangga Bungsu .
1.1.1.5.2.1.1.1 Dlm. Istri Radjaningrat . 1.1.1.5.2.1.1.1X Kd. Adipati Soerianagara ., (1.1.1.5.2.1.9.1) 1.1.1.5.2.1.1.1.1 Dlm. Rd. Anom KOESOEMADINATA, VIII 1.1.1.5.2.1.1.1.2 Dlm. Rd. Soerianagara II 1.1.1.5.2.1.1.1.3 Dlm. Rd. Soerialaga 1.1.1.5.2.1.1.1.4 RA. Banonagara (R Ajeng) . , 1.1.1.5.2.1.1.1.5 NR. Radjainten .1.1.1.5.2.1.1.1.6 NR. Enang .
6
591/6 <32> ♀ 1. Nyi Raden Umu Kulsum [Pajajaran]Свадба: <7> ♀ NR. Lenggang Kusumah [Wiratanudatar] b. 1768изр
Свадба: <8> ♀ Nyai Raden Tjandra Nagara [?]
Свадба: <9> ♀ Nyi Raden Radja Mira [Parakanmuncang] b. 1765изр
Титуле : од 1791, Sumedang, Bupati ke 14 (1791-1828)
Титуле : од 1805, Pangeran Kornel sebagai Bupati Kerajaan Nederland, dibawah Lodewijk, Adik Kaisar Napoleon Bonaparte
Титуле : од 1810, Pangeran Kornel sebagai Bupati Kerajaan Nederland, dibawah Kaisar Napoleon Bonaparte
Титуле : од 1811, Pangeran Kornel sebagai Bupati Masa Pemerintahan Inggris
Рођење: од 1815, Pangeran Kornel sebagai Bupati Kerajaan Nederland
PANGERAN KORNEL /ADIPATI SURIANAGARA III
Setelah wafatnya Bupati Sumedang Adipati Surialaga I (1765 – 1773), posisi bupati Sumedang diisi oleh bupati penyelang dari Parakanmuncang Adipati Tanubaya (1773 – 1775) yang diangkat oleh kompeni karena putra Adipati Surianagara II, Raden Jamu masih kecil. Setelah wafatnya Adipati Tanubaya digantikan oleh Tumenggung Patrakusuma putranya Setelah menjadi bupati Tumenggung Patrakusuma (1775 – 1789) memakai gelar Adipati Tanubaya II. Setelah menginjak dewasa Raden Djamu dinikahkan dengan putri Adipati Tanubaya II Nyi Raden Radja Mira mempunyai seorang puteri bernama Nyi Raden Kasomi. Adipati Tanubaya II mendapat hasutan dari Demang Dongkol yang berambisi untuk mempunyai anak atau cucu menjadi bupati. Akhirnya Raden Djamu mengetahui niat buruk mertuanya ingin membunuhnya, segera Raden Djamu meloloskan diri ke Limbangan karena bupati Limbangan merupakan saudaranya, di limbangan posisi Raden Djamu tidak aman terus melanjutkan perjalanan ke Cianjur untuk bertemu dengan kerabat ayahnya Bupati Cianjur Adipati Aria Wiratanudatar V Bupati Cianjur ke 5 (1761-1776), dan Raden Djamu diangkat sebagai Kepala Cutak (Wedana) Cikalong dengan nama Raden Surianagara III. Setelah Adipati Tanubaya II diasingkan ke Batavia oleh kompeni ditunjuk sebagai pengganti sementara kepala pemerintahan Sumedang dipegang oleh Patih Sumedang Aria Satjapati (1789 – 1791). Aria Satjapati mengirim surat kepada Adipati Aria Wiratanudatar V memohon agar mengusulkan Raden Djamu atau Surianagara III diangkat menjadi bupati Sumedang kepada kompeni. Usul dari Wiratanudatar VI diterima oleh kompeni dan diangkatlah Raden Djamu / Surianagara III menjadi bupati Sumedang dengan gelar Pangeran Kusumadinata IX (1791 – 1828).
Pada tahun 1811 masa pemerintahan Gubernur Jenderal William Daendels, merintahkan semua bupati di tanah Jawa untuk membantu pembangunan jalan pos antara Anyer dan Banyuwangi. Di Sumedang jalan pos tersebut harus melalui gunung cadas yang keras. Pangeran Kusumadinata menghadapi pekerjaan yang berat mau tidak mau harus dilaksanakan oleh rakyatnya dan tanggung jawabnya sebagai bupati, setelah mengumpulkan rakyatnya Pangeran Kusumadinata menganjurkan dan mengajak rakyatnya untuk membantu pelaksanaan pembuatan jalan pos tersebut, rakyat Sumedang menyatakan kesanggupannya melaksanakan tugas itu.. Pada tanggal 26 November 1811 mulailah pembobokan gunung cadas, rakyat Sumedang pun menjadi korban “kerja paksa” Belanda, banyak rakyat menjadi korban akibat sulitnya medan jalan yang dibuat, rakyat dipaksa untuk menembus bukit cadas dengan peralatan seadanya. Pembangunan jalan pun tidak selesai pada waktunya. Daendels meminta bupati agar rakyat dikerahkan habis-habisan untuk menyelesaikan, Pangeran
Kusumadinata menolak karena tidak tega melihat rakyatnya menderita.
Peristiwa Cadas Pangeran
Ketika Daendels memeriksa pembuatan jalan tersebut, Pangeran Kusumadinata menunggunya. Sewaktu Daendels menyodorkan tangan kanannya untuk mengajak bersalam, Pangeran Kusumadinta menyambutnya dengan tangan kiri sedangkan tangan kanan memegang keris Nagasastra siap menghadapi segala kemungkinan, semula Daendels marah karena sikap bupati dianggap kurang ajar. Akan tetapi setelah mendengar penjelasan dari Pangeran Kusumadinata bahwa ia berani membantah perintahnya (simbolis ditunjukan dengan menyalami memakai tangan kiri) demi membela rakyatnya yang menjadi korban kerja paksa Daendels dan Daendels pun salut atas keberanian Pangeran Kusumadinata. Akhirnya Daendels merintahkan pasukan zeni Belanda untuk membantu menyelesaikan pembuatan jalan dengan mengunakan dinamit membobok gunung cadas, akhirnya 12 Maret 1812 pembangunan jalan pos di Sumedang selesai, sehingga daerah itu disebut “Cadas Pangeran”.
Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal G.A. Baron Van Der Capllen (1826 – 1830) Pangeran Kusumadinata mendapat pangkat militer sebagai Kolonel dari pemerintah Belanda atas jasanya mengamankan daerah perbatasan dengan Cirebon dan menumpas para perampok dan pemberontak terutama yang mencoba masuk ke Sumedang dari Cirebon., sebutan kolonel dalam lidah rakyat berubah menjadi “Kornel” sehingga terkenal sebagai Pangeran Kornel .
Wilayah Sumedang waktu itu hampir sama dengan wilayah pada masa Rangga Gempol III, wilayah Sumedang berbatasan dengan Parakanmuncang, Limbangan, Sukapura, Talaga dan kabupatian – kabupatian Cirebon, kemudian menyusuri kali Cipunagara sampai laut Jawa sepanjang pantai utara sampai Pamanukan.
Selain keberaniannya menentang perintah Daendels dan pemerintah Kerajaan Belanda / Inggris, Pangeran Kusumadinata adalah bupati yang jujur, berani, cerdas, paling pandai dan paling aktif dari semua para bupati di Priangan. Keadilan, kejujuran, kecerdasan, keberanian, kebijaksanaan dan kegagahan Pangeran Kornel dalam melaksanakan kewajibannya penuh rasa tanggung jawab dan mengabdi kepada rakyat sepenuh jiwa raganya. Ia pun tempat meminta nasehat bupati lainnya. Pangeran Kusumadinata sewaktu mulai menjabat bupati membuka lahan hutan menjadi areal perkebunan kopi yang subur dan berhasil, sehingga keadaan Sumedang lebih baik dibandingkan masa bupati-bupati sebelumnya (penyelang). Residen Priangan Van Motman menyatakan Pangeran Kusumadinata adalah bupati pangkatnya paling tinggi antara para bupati di Priangan. Atas jasa dan kesetiaannya pemerintahan Belanda memberi bintang jasa dari mas.Свадба: <16!> ♀ 1.1.1.5.2.1.9.10. NR. Ratnanagara [Pajajaran] b. 1696
Свадба: <10> ♀ 14. Nyi Raden Hamsyiah [Wiratanudatar] b. 1768изр
Свадба: <77!> ♀ 1.1.1.4.1.6.1.1.4. Raden Ayu Radjanagara [Sumedang Larang] b. 1789изр
Свадба:
Професија : од 1784, Cibalagung, Ciomas, Mantri Gudang Kopi pada perkebunan Kopi
Титуле : од 4 април 1801, Bupati Bogor
Титуле : 15 јануар 1805, Mendapat Gelar Tommongong, Den regent van Buitenzorg vereerd met den titul van Tommongong, 15 Januari 1805.
Титуле : од 1811, Karawang, Bupati Karawang (bupati penyelang)
Титуле : од 6 март 1812, Indramayu & Kandanghaur
Титуле : од 16 фебруар 1813, Singaparna, Bupati Sukapura
RTA. SURYALAGA II /Raden Ema/Dalem Taloen
Raden Tumenggung Suryalaga II adalah putra ke 4 dari Dalem RAA. Suryalaga I, Bupati Sumedang ke 10 (1765-1773). Ketika masih anak-anak, namanya ialah Raden Ema dibesarkan bersama-sama Raden Jamoe (kelak menajdi Pangeran Kornel) saudara sepupunya, Dia putra bupati Sumedang ke 9 yang bernama Raden Adipati Surianagara (1761-1765). Pada saat ayahnya RAA. Surialaga I wafat pada tahun 1773, Raden Ema masih berusia 9 tahun, dan Raden Jamoe 11 tahun, kedua-duanya belum cukup dewasa untuk menjadi pengganti Ayahnya menjadi Bupati Sumedang. Baik Raden Jamu maupun Raden Ema harus menunggu dewasa untuk menjadi Bupati Sumedang, akhirnya selama 3 periode masa jabatan Bupati Sumedang dipimpin oleh Bupati Penyelang atas pilihan Belanda.
Pada masa itu ada kebiasaan bahwa yang diangkat sebagai pengganti bupati sesuatu daerah, haruslah keturunan langsung daripada bupati yang sebelumnya, artinya harus keturunan langsung Bupati setempat atau keluarga dekatnya. Tentu saja yang dianggap akan setia kepada “pemerintah agung”, yaitu Kompeni Belanda. Kalau calon yang berhak dianggap akan bersikap memusuhi Belanda, biasanya disingkirkan dengan berbagai cara. Terkecuali, kalau dari antara keluarga Bupati setempat tidak ada yang layak diangkat sebagai pengganti, dicarilah calon dari tempat lain yaitu yang sudah diketahui kecakapan dan kesetiaannya. Dalam hal ini agaknya Tumenggung Tanubaya dianggap memenuhi syarat itu.
Walaupun dengan perasaan kurang puas, namun keluarga menak Sumedang menerima pengangkatan itu karena memang calon Sumedang yang berhak sendiri masih belum sampai umur. Tetapi ketika dua tahun kemudian Tumenggung Tanubaya berhenti, ternyata yang diangkat bukanlah Jamu yang ketika itu sudah dewasa, melainkan Tumenggung Patrakusumah menantu Tumenggung Tanubaya. Tindakan pemerintah Belanda itu menimbulkan rasa tidak puas di kalangan keluarga menak Sumedang, tetapi juga menimbulkan kecurigaan di pihak Tumenggung Patrakusumah sendiri.
Suasananya sedemikain rupa, sehingga Jamu menganggap perlu untuk menghindar dari Sumedang. Kondisi ini telah menyebabkan seorang pengarang Sunda yang terkemuka, Memed Sastrahadiprawira (1897 – 1932) menulis sebuah roman berdasarkan riwayat hidup Jamu, berjudul Pangeran Kornel (1930) yang sudah pula diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Abdul Muis (1948). Di dalam roman itu Memed menampilkan seorang tokoh (yang mungkin) fiktif, yaitu Demang Dongkol, yang dilukiskan sebagai penghasut yang makin mengeruhkan hubungan antara Jamu dengan Tumenggung Patrakusumah, walaupun yang terakhir itu telah mengambil Jamu sebagai menantu.
Rd. Jamu menjadi Kepala Cutak, Rd. EMA menjadi Juru Tulis Di Cianjur
Jamu melarikan diri ke Malangbong, kemudian ke daerah Cianjur. Di Cianjur dia mendapat perlindungan dan kepercayaan dari Raden Aria Adipati Wiratanudatar VI yang ketika itu menjadi bupati (1776-1813). Bupati Wiratanudatar yang pernah mengenal ayah Jamu, bersimpati kepada anak muda itu. Diberinya pekerjaan di lingkungan kabupaten, dan ketika terbuka lowongan Kepala Cutak Cikalong Wetan, maka ditempatkannya di sana. Jamu pun dinikahkan dengan salah seorang kerabatnya yaitu Nyi Rd. Lenggang Kusumah Cucu RT. Natanagara (Bupati Bogor, 1769-1788).
Ketika Jamu duduk sebagai Kepala Cutak Cikalong Wetan itulah datang Ema Surialaga, adik sepupunya, yang juga merasa kurang aman hidup di tempat kelahirannya sendiri (Sumedang). Ema pun mendapat simpati Bupati Wiratanudatar. Dia diangkat sebagai Jurutulis Kabupaten, kemudian ketika ada lowongar, diangkat sebagai Mantri Gudang Kopi di Bogor, bahkan kemudian menjadi Bupati Bogor, Bupati Karawang dan Bupati Sukapura. Ema mengundurkan diri dari jabatan terakhir itu atas permintaannya sendiri.
Rd. Ema Suryalaga di Bogor
Pada saat Pangeran Kusumadinata IX / Pangeran Kornel menjadi Bupati Sumedang ke 14 (1791 – 1828), Raden Ema Suryalaga ditunjuk sebagai Mantri Gudang Kopi di Bogor antara tahun 1784-1789 (perkebunan Kopi di Bogor terkenal kualitasnya terbaik, berada di daerah Ciomas). Dalam posisinya sebagai Mantri Gudang Kopi, juga sebagai ningrat keturunan Sumedang Larang, karena usianya sudah cukup matang kedua orang tuanya menikahkan Raden Ema dengan Nyi Raden Hamsyah putri ke 14 dari Dalem Aria Wiratanudatar VI / Kyai Muhidin, Bupati Cianjur (1761-1776), dan menetap di Cibalagung-Bogor.
Belanda memindahkan pusat pemerintahan dari Batavia ke Buitenzorg pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels (1808-1810). Dengan sendirinya Buitenzorg disamping dikepalai oleh seorang Bupati juga terdapat Residen, Jaksa dan Gubernur Jenderal. Bupati yang menjabat di Buitenzorg tentunya harus memiliki Qualifikasi yang lebih dibanding daerah lainnya, oleh karena itu mengingat kecakapan dan pengalaman yang dimiliki RTA Suryalaga II cukup menonjol, juga karena sudah menguasai daerah Bogor / Buitenzorg, sekitar tahun 1801 ditunjuk menjadi Bupati Buitenzorg selama lebih kurang 10 tahun (1801-1811).
Raden Ema, semasa muda belia sampai menjadi Bupati dikenal sebagai orang yang tegas, berani dan jago ilmu bela diri. Tidak heran Pangeran Achmad Djajadiningrat dalam bukunya NOTES ON JAVA’S REGENT FAMILIES, 130 menulis: The English recreated his Regency but appointed as Bupati the "trouble shooter" R.A.A. Suria Laga (son of a Bupati of Sumedang, he was Regent of Kampong Baru/Bogor 1801-11, of Krawang 1811-13, of Tasikmalaya 1813-14 and, according to one account, also of Indramayu). But it was beyond the powers even of the "Fighting Sun" (Suria Laga)
RTA. Suryalaga II menjadi Bupati Penyelang di Karawang dan Bupati Indramayu(1811-1812)
Pada tahun 1811 Belanda kalah perang dengan Inggris, sehingga wilayah jajahan Belanda beralih kepada Inggris. Begitupun di Jawa, pergantian penguasa penjajah mengakibatkan banyak kebuntuan pada pemerintahan daerah termasuk Karawang. Pada masa gubernur jenderal Thomas Stamford Raffles banyak Bupati yang diganti dan dirotasi, termasuk Karawang.
Pada tahun 1811 Bupati Karawang dijabat oleh Raden Aria Sastradipura sebagai Bupati ke 6, oleh penguasa baru pada tahun 1811 digantikan oleh Raden Adipati Suryalaga II selama 2 tahun (1811-1812).
Dalam waktu yang hampir berbarengan, di Cirebon tepatnya di daerah Tomo (Kadipaten) terjadi kerusuhan yang akhirnya kerusuhan tersebut dapat dipadamkan atas dukungan RT. Suryalaga II yang akhirnya mendapatkan gelar Adipati dan kemudian dipindahkan ke Dermajoe (Indramayu).
RTA. Suryalaga II menjadi Bupati Penyelang di Sukapura (1813-1814)
Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles berdasarkan usulan Residen Bogor J.Mc.Quid jeung van Lawick van Pabst di Buitenzorg 31 Desember 1812 :
- Bupati Karawang ditunjuk jadi Bupati Sukapura;
- Tumenggung Parakanmuncang jadi Bupati Limbangan.
Selanjutnya Raffles mengeluarkan keputusan 16 Pebruari 1813 :
- Kabupaten Sukapura didirikan kembali tanpa distrik Suci; Panembong; dan Malangbong. yang menjabat Bupati yaitu Rd. Tumenggung Surialaga II, dengan ibukota di Singaparna
Keturunan RTA. Surialaga II
Mengacu kepada beberapa sumber yang dipercaya Sejarah Sumedang dari masa ke masa, NOTES_ON_JAVA’S_REGENT_FAMILIES dan "Silsilah Pangeran Santri-Koesoemaadinata", serta data dari pihak keluarga/ahli waris, diperkirakan RTA. Surialaga II, menikah dengan 9 orang istri dengan jangka waktu yang berbeda. Istri yang pertama bernama NR. Ratnagara, tidak dikaruniai anak. Kemudian menikah yang kedua kalinya dengan Nyi Raden Hamsyah (puteri no 14 Dalem Aria Wiratanudatar V / Kyai Muhidin, Bupati Cianjur) yang dinikahinya pada saat beliau berusia Dewasa/Mapan antara tahun 1784-1789 dimana pada usia tersebut beliau sedang menjabat sebagai Mantri Gudang Kopi di Bogor, dari pernikahan pertama beliau dikaruniai 4 orang putra. Sedangkan perkawinan ke tiga dengan RA. Radjanagara putri bungsu Pangeran Kornel, dikaruniai 5 putera-puteri. Perkawinan ke empat dengan NR Anggin, dikaruniai 1 orang putera. Perkawinan ke 5 dengan NR OJO, berputra 5 orang. Sedangkan pernikahan yang ke 6 dengan NR MOEDA mempunyai 6 anak. Pernikahan ketujuh dengan NR RASIMAH dikaruniai 1 anak. Pernikahan kedelapan dengan NR DEMPLO mempunyai 2 anak. sedangkan yang kesembilan dengan Neneknya Rd KARADJUMENA, dikaruniai 1 anak. Silsilah lengkap keturunan RA. Surialaga II, yaitu :
1.1.1.5.2.1.1.1.3.4 Dlm. Rd. Soeriadilaga ., II (Dalem Taloen. Aom Ema) 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4X0 NR. Ratnanagara, (1.1.1.5.2.1.9.10) 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4X1 NR. Kamsyiah or RA Hamsiah 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.1 NR. Moertiningrat 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.2 Rd. Soeriabrata 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.3 Dlm. Tmg. Sindangradja SOERIADILAGA III / Rd. Hamzah 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.4 Patih Rangga Candramenggala / Rd. Husen 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4X2 RA. Radjanagara, (1.1.1.4.1.6.1.1.4) 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.5 NR. Radjainten / NR. Siti Aminah 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.6 NR. Radjamira 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.7 Rd. Soerianagara 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.8 Pangeran Soeriadiningrat 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.9 Rd. Surianingrat 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4X3 NM. Anggin .. 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.10 Rd. Natadilaga 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4X4 NM. Oyo .. 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.11 Rd. Tisnadilaga 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.12 Rd. Djajadilaga 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.13 Rd. Doelkaedah 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.14 NR. Renggamoelja 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.15 NR. Gandaningroem 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4X5 Nyi Muda .. 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.16 NR. Sekarmirah 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.17 NR. Warsamirah 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.18 NR. Natamirah 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.19 NR. Gandamirah 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.20 NR. Moenisah 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.21 Rd. Tojim 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4X6 Nyi Rasimah .. 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.22 Rd. Ishak 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4X7 Nyi Demplo .. 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.23 NR. Sitiningroem 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4X7A Grand Mother of R Kartadjoemena .1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.24 Father or Mother of R Kartadjoemena
- Kyai Rd. Jafar Sidik
- Kyai Rd.Fakih Ibrahim
- Nyi Rd. Mariyah
Nyi Rd. Mariyah selanjutnya menikah dengan Patih Limbangan yang bernama Rd. Rangga Suriadikusumah putra Rd. Suriadiningrat ( keturunan Dalem Cikundul Cianjur dan Panjalu ). Menurut silsilah, Rd. Rangga Suriadikusumah putra Rd. Suriadiningrat adalah saudara sepupu Dalem Adiwijaya I ( Bupati Limbangan Garut 1813 – 1833 M ) putra Pangeran Kornel (Bupati Sumedang. 1791 – 1828 M ).
Ny. Rd. St. Mariyah putra Rd. Arsadireja dari Rd. Rg. Suriadikusumah dikarunia seorang putra, yaitu :
- Rd. H. Muhammad Musa
7
1.1.1.4.1.6.1.1 Pangeran Kornel Soerianagara III KOESOEMADINATA, IX (Rd Aom, Rd Djamoe) 1.1.1.4.1.6.1.1X1 NR. Lenggang Kusumah ., 1.1.1.4.1.6.1.1.1 Dlm. Adipati Adiwidjaja . 1.1.1.4.1.6.1.1.2 Dlm. Adipati Ageung KOESOEMAJOEDA 1.1.1.4.1.6.1.1.3 RA. Radjaningrat . 1.1.1.4.1.6.1.1X2 NR. Tjandra Nagara ..1.1.1.4.1.6.1.1.4 RA. Radjanagara .
1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.3 Dlm. Tmg. Sindangradja SOERIADILAGA III 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.3.1 NR. Tedjamirah SOERIADILAGA . 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.3.2 RA. Perbatamirah SOERIADILAGA . 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.3.3 Rd. Tisnakoesoemah SOERIADILAGA . 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.3.4 Rd. Hasan SOERIADILAGA . 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.3.5 Rd. Brangtanagara SOERIADILAGA . 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.3.6 Rd. Padmanagara SOERIADILAGA . 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.3.7 NR. Modjanagara SOERIADILAGA . 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.3.8 Rd. Soerialogawa SOERIADILAGA . 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.3.9 NR. Domas Atisah SOERIADILAGA . 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.3.10 Rd. Wangsanagara SOERIADILAGA . 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.3.11 NR. Moertihawa SOERIADILAGA . 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.3.12 NR. Soekaeni SOERIADILAGA . 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.3.13 Rd. Hambali Soeriadiningrat SOERIADILAGA . 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.3.14 Rd. Dmg. Soemadilaga SOERIADILAGA . 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.3.15 Rd. Adikoesoemah SOERIADILAGA . 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.3.16 NR. Nawangsih SOERIADILAGA .1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.3.17 NR. Rasimah SOERIADILAGA .
Титуле : Bogor, Patih Bogor
Професија : 20 мај 1822, Tjamat Tjiomas
Титуле : 1830, Bogor, Hoofd Djaksa
Смрт: 1857, Pasirkuda, Bogor
Berita R. Rangga Tjandra Manggala
Makam R. Rangga Tjandra Manggala
1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.4 Patih Rangga Candramenggala . 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.4X NR. Sarimantri .. 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.4.1 RTA. Suradimenggala
Свадба:
Свадба: <56!> ♂ 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4. Dalem Raden Soerialaga II / Raden Tumenggung Suryalaga II (Dalem Taloen) [Sumedang Larang] b. 1764изр
1.1.1.4.1.6.1.1 Pangeran Kornel Soerianagara III KOESOEMADINATA, IX (Rd Aom, Rd Djamoe) 1.1.1.4.1.6.1.1X1 NR. Lenggang Kusumah ., 1.1.1.4.1.6.1.1.1 Dlm. Adipati Adiwidjaja . 1.1.1.4.1.6.1.1.2 Dlm. Adipati Ageung KOESOEMAJOEDA 1.1.1.4.1.6.1.1.3 RA. Radjaningrat 1.1.1.4.1.6.1.1X2 NR. Tjandra Nagara 1.1.1.4.1.6.1.1.4 RA. Radjanagara
1.1.1.4.1.6.1.1.4 RA. Radjanagara 1.1.1.4.1.6.1.1.4X Dlm. Rd. Soeriadilaga, II, (1.1.1.5.2.1.1.1.3.4) 1.1.1.4.1.6.1.1.4.1 NR. Radjainten 1.1.1.4.1.6.1.1.4.2 NR. Radjamira 1.1.1.4.1.6.1.1.4.3 Rd. Soerianagara 1.1.1.4.1.6.1.1.4.4 Rd. Pangeran Soeriadiningrat1.1.1.4.1.6.1.1.4.5 Rd. Surianingrat
8
PANGERAN ARIA SURIA KUSUMAH ADINATA
Pada tangggaraal 20 Januari 1836 Raden Somanagara dilantik menjadi Bupati Sumedang dengan gelar Tumenggung Suria Kusumah Adinata (1836 – 1882).
Kecerdasan, kepemimpinan dan kesetiaannya pengabdian kepada rakyat terlihat dengan jelas. Kebutuhan masyarakat diutamakan seperti pembuat jalan, pengairan, pertanian dan sebagainya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Segala bentuk kewajiban rakyat yang memberatkan di bidang pertanian dihapuskan pada 1885 oleh pemerintah seperti peraturan penanaman nila.
Makam Pangeran Sugih di Gunung Puyuh
Pada tanggal 14 Agustus 1841 Surat Keputusan pemerintah Kerajaan Belanda no. 24 Tumenggung Suria Kusumah Adinata mendapat gelar Adipati dan berdasarkan Surat Keputusan tanggal 31 Oktober 1850 mendapat gelar Pangeran.
Титуле : Bupati Sumedang ke 16 (1833 -1834 )
1.1.1.4.1.6.1.1.1 Dlm. Adipati Adiwidjaja . 1.1.1.4.1.6.1.1.1X NR. Tejamantri . (1.1.1.5.2.1.9.5.2.2.1) 1.1.1.4.1.6.1.1.1.1 RAA. Dlm. Alit KOESOEMADINATA, X 1.1.1.4.1.6.1.1.1.2 Rd. Dmg. Adiwidjaja II . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.3 Rd. Adikoesoemah . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.4 Rd. Soeriabrata . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.5 Rd. Hasim . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.6 NR. Lenggangmantri . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.7 NR. Banonagara . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.8 NR. Koesoemamantri .1.1.1.4.1.6.1.1.1.9 NR. Radjapoetri
Свадба: <14> ♀ Nyi R. Hj. Siti Madi'ah [Surengrana]
Сахрана: Sindangbarang, Cianjur Selatan
Професија : од 27 септембар 1866, Hoofd Djaksa Buitenzorg
Професија : од 12 август 1876, Bupati Bogor Ke 19
Титуле : 1878, Pernikahan dengan RAy. Gondomirah (Cucu P. Djonet bin P. Diponegoro)
Титуле : 12 октобар 1878, Suksesi gelar Tumenggung kepada R.Rg. Wiradimanggala (Putera NR. Murtasiah, "BATAVIAASCH HANDELBLAD 12-10-1878")
Смрт: 23 јун 1889, Pemakaman Gunung Batu-Bogor (Belakang Masjid Kaum Gubung Batu)
1.1.1.4.1.6.1.1.1 Dlm. Adipati Adiwidjaja . 1.1.1.4.1.6.1.1.1X NR. Tejamantri . (1.1.1.5.2.1.9.5.2.2.1) 1.1.1.4.1.6.1.1.1.1 RAA. Dlm. Alit KOESOEMADINATA, X 1.1.1.4.1.6.1.1.1.2 Rd. Dmg. Adiwidjaja II 1.1.1.4.1.6.1.1.1.3 Rd. Adikoesoemah . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.4 Rd. Soeriabrata . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.5 Rd. Hasim . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.6 NR. Lenggangmantri . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.7 NR. Banonagara . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.8 NR. Koesoemamantri .1.1.1.4.1.6.1.1.1.9 NR. Radjapoetri
1.1.1.4.1.6.1.1.1 Dlm. Adipati Adiwidjaja . 1.1.1.4.1.6.1.1.1X NR. Tejamantri . (1.1.1.5.2.1.9.5.2.2.1) 1.1.1.4.1.6.1.1.1.1 RAA. Dlm. Alit KOESOEMADINATA, X 1.1.1.4.1.6.1.1.1.2 Rd. Dmg. Adiwidjaja II 1.1.1.4.1.6.1.1.1.3 Rd. Adikoesoemah . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.4 Rd. Soeriabrata . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.5 Rd. Hasim . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.6 NR. Lenggangmantri . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.7 NR. Banonagara . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.8 NR. Koesoemamantri .1.1.1.4.1.6.1.1.1.9 NR. Radjapoetri
1.1.1.4.1.6.1.1.1 Dlm. Adipati Adiwidjaja . 1.1.1.4.1.6.1.1.1X NR. Tejamantri . (1.1.1.5.2.1.9.5.2.2.1) 1.1.1.4.1.6.1.1.1.1 RAA. Dlm. Alit KOESOEMADINATA, X 1.1.1.4.1.6.1.1.1.2 Rd. Dmg. Adiwidjaja II 1.1.1.4.1.6.1.1.1.3 Rd. Adikoesoemah . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.4 Rd. Soeriabrata. 1.1.1.4.1.6.1.1.1.5 Rd. Hasim . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.6 NR. Lenggangmantri . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.7 NR. Banonagara . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.8 NR. Koesoemamantri .1.1.1.4.1.6.1.1.1.9 NR. Radjapoetri
1.1.1.4.1.6.1.1.1 Dlm. Adipati Adiwidjaja . 1.1.1.4.1.6.1.1.1X NR. Tejamantri . (1.1.1.5.2.1.9.5.2.2.1) 1.1.1.4.1.6.1.1.1.1 RAA. Dlm. Alit KOESOEMADINATA, X 1.1.1.4.1.6.1.1.1.2 Rd. Dmg. Adiwidjaja II 1.1.1.4.1.6.1.1.1.3 Rd. Adikoesoemah . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.4 Rd. Soeriabrata . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.5 Rd. Hasim . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.6 NR. Lenggangmantri . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.7 NR. Banonagara . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.8 NR. Koesoemamantri .1.1.1.4.1.6.1.1.1.9 NR. Radjapoetri
1.1.1.4.1.6.1.1.1 Dlm. Adipati Adiwidjaja . 1.1.1.4.1.6.1.1.1X NR. Tejamantri . (1.1.1.5.2.1.9.5.2.2.1) 1.1.1.4.1.6.1.1.1.1 RAA. Dlm. Alit KOESOEMADINATA, X 1.1.1.4.1.6.1.1.1.2 Rd. Dmg. Adiwidjaja II 1.1.1.4.1.6.1.1.1.3 Rd. Adikoesoemah . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.4 Rd. Soeriabrata . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.5 Rd. Hasim . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.6 NR. Lenggangmantri 1.1.1.4.1.6.1.1.1.7 NR. Banonagara . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.8 NR. Koesoemamantri .1.1.1.4.1.6.1.1.1.9 NR. Radjapoetri
1.1.1.4.1.6.1.1.1 Dlm. Adipati Adiwidjaja . 1.1.1.4.1.6.1.1.1X NR. Tejamantri . (1.1.1.5.2.1.9.5.2.2.1) 1.1.1.4.1.6.1.1.1.1 RAA. Dlm. Alit KOESOEMADINATA, X 1.1.1.4.1.6.1.1.1.2 Rd. Dmg. Adiwidjaja II 1.1.1.4.1.6.1.1.1.3 Rd. Adikoesoemah . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.4 Rd. Soeriabrata . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.5 Rd. Hasim . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.6 NR. Lenggangmantri . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.7 NR. Banonagara 1.1.1.4.1.6.1.1.1.8 NR. Koesoemamantri .1.1.1.4.1.6.1.1.1.9 NR. Radjapoetri
1.1.1.4.1.6.1.1.1 Dlm. Adipati Adiwidjaja . 1.1.1.4.1.6.1.1.1X NR. Tejamantri . (1.1.1.5.2.1.9.5.2.2.1) 1.1.1.4.1.6.1.1.1.1 RAA. Dlm. Alit KOESOEMADINATA, X 1.1.1.4.1.6.1.1.1.2 Rd. Dmg. Adiwidjaja II 1.1.1.4.1.6.1.1.1.3 Rd. Adikoesoemah . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.4 Rd. Soeriabrata . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.5 Rd. Hasim . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.6 NR. Lenggangmantri . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.7 NR. Banonagara . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.8 NR. Koesoemamantri .1.1.1.4.1.6.1.1.1.9 NR. Radjapoetri
1.1.1.4.1.6.1.1.1 Dlm. Adipati Adiwidjaja . 1.1.1.4.1.6.1.1.1X NR. Tejamantri . (1.1.1.5.2.1.9.5.2.2.1) 1.1.1.4.1.6.1.1.1.1 RAA. Dlm. Alit KOESOEMADINATA, X 1.1.1.4.1.6.1.1.1.2 Rd. Dmg. Adiwidjaja II 1.1.1.4.1.6.1.1.1.3 Rd. Adikoesoemah . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.4 Rd. Soeriabrata . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.5 Rd. Hasim . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.6 NR. Lenggangmantri . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.7 NR. Banonagara . 1.1.1.4.1.6.1.1.1.8 NR. Koesoemamantri .1.1.1.4.1.6.1.1.1.9 NR. Radjapoetri
1.1.1.4.1.6.1.1 Pangeran Kornel Soerianagara III KOESOEMADINATA, IX (Rd Aom, Rd Djamoe) 1.1.1.4.1.6.1.1X1 NR. Lenggang Kusumah ., 1.1.1.4.1.6.1.1.1 Dlm. Adipati Adiwidjaja . 1.1.1.4.1.6.1.1.2 Dlm. Adipati Ageung KOESOEMAJOEDA 1.1.1.4.1.6.1.1.3 RA. Radjaningrat . 1.1.1.4.1.6.1.1X2 NR. Tjandra Nagara .. 1.1.1.4.1.6.1.1.4 RA. Radjanagara .
1.1.1.4.1.6.1.1.2 Dlm. Adipati Ageung KOESOEMAJOEDA 1.1.1.4.1.6.1.1.2X NM. Samidjah .. 1.1.1.4.1.6.1.1.2.1 Pangeran Soegih Soeria KOESOEMAH ADINATA 1.1.1.4.1.6.1.1.2.2 Rd. Koesoemajoeda 1.1.1.4.1.6.1.1.2.3 Rd. H. Moestapa . 1.1.1.4.1.6.1.1.2.4 NR. Siti Marian . 1.1.1.4.1.6.1.1.2.5 NR. Lenggang Nagara . 1.1.1.4.1.6.1.1.2.6 NR. Koesoemaningroem . 1.1.1.4.1.6.1.1.2.7 NR. Moenigar . 1.1.1.4.1.6.1.1.2.8 NR. Radjaningroem .1.1.1.4.1.6.1.1.2.9 NR. Jogjanagara .