4. Patih Rangga Candramenggala b. 1786изр d. 1857 - Индекс потомака
Из пројекта Родовид
Титуле : Bogor, Patih Bogor
Професија : 20 мај 1822, Tjamat Tjiomas
Титуле : 1830, Bogor, Hoofd Djaksa
Смрт: 1857, Pasirkuda, Bogor
Berita R. Rangga Tjandra Manggala
Makam R. Rangga Tjandra Manggala
1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.4 Patih Rangga Candramenggala . 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.4X NR. Sarimantri .. 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4.4.1 RTA. Suradimenggala
2
21/2 <1+?> ♀ 6.2.1.1. Nyi Rd Murtasiah [Sumedang Larang]Професија : од 27 септембар 1866, Hoofd Djaksa Buitenzorg
Професија : од 12 август 1876, Bupati Bogor Ke 19
Титуле : 1878, Pernikahan dengan RAy. Gondomirah (Cucu P. Djonet bin P. Diponegoro)
Титуле : 12 октобар 1878, Suksesi gelar Tumenggung kepada R.Rg. Wiradimanggala (Putera NR. Murtasiah, "BATAVIAASCH HANDELBLAD 12-10-1878")
Смрт: 23 јун 1889, Pemakaman Gunung Batu-Bogor (Belakang Masjid Kaum Gubung Batu)
3
431/3 <4+?> ♀ 14. Nji R. Odja Sarodja [Sumedang Larang]Професија : од 30 март 1870, Hoofd Demang Parong
Професија : од 28 август 1870, LEDEN (Anggota Dewan Kota) Buitenzorg
Професија : од 20 новембар 1875, Demang Tjibaroesa
Смрт: 1917
Смрт: 1917
Професија : од 6 мај 1916, Zelfstandig Patih Buitenzorg
RA. M. Suradhiningrat (Tjandraningrat) adalah putra RTA Suradimanggala (Bupati Bogor Tahun 1876-1884). Beliau juga Generasi ke 4 dari Pangeran Diponegoro melalui Ibunya RAy Gondomirah binti RM. Haryo Dipomenggolo bin RM. Djonet Dipomenggolo bin Pangeran Diponegoro.
Afdeeling Buitenzorg
Assistent-resident: K. Kool (4 Nov. 1924) Commies, tevens buitengewoon ambtenaaar van den burgerlijken stand: J. Loen (11 Maart 1919), eerste; P.O. Panhuyzen (24 Aug. 1923), eerste; H.C. Barkmeijer (29 April 1922), eerste Ondercommissaris van politie: C.J. Martens Politieopzieners der 1e klasse: J. Trilk; G.J. Peeters (Tjibaroesa)
Patih: Raden Aria Mohamad Soeradhiningrat (6 Mei 1916)
Wedana van het district: Buitenzorg: Raden Koesoemadinata (6 Juni 1924) Tjiawi: Mas Joedo Atmodjo (26 Aug. 1921) Paroeng: Mas Aliredja (29 Jan. 1923) Leuwiliang: Raden Adikoesoemah (23 Juni 1921) Djasinga: Mas Martodimedjo (1 Nov. 1920) Tjibinong: Mas Soeminta Atmadja (8 Oct. 1923) Tjibaroesa: Raden Soeriakoesoemo (1 Maart 1921)
Kapitein der Chineezen: Tan Hong Yoe (13 Aug. 1919) Luitenant der Chineezen: Tan Hong Tay (8 April 1913) (v.)Luitenant der Arabieren: Sech Achmad bin Said Badjenet (13 Oct. 1921)
Смрт: 19 фебруар 1951, Kaum Seuseupan, Ciawi-Bogor
Сахрана: 19 фебруар 1951, Pemakaman Keluarga, Kaum Seuseupan Ciawi-Bogor
Silsilah R.M. IDRIS, dikirim lewat WhatsApp oleh R. Andriansyah putra R. Abdul Fatah

4
Sumber : REGERINGSALAMANAK Voor Nederlandsch-Indie 1873-1880

Професија : од 26 август 1921, Wedana Karawang
Raden Toemengoeng Pandji Soeradhiningrat adalah putra RA. M. Suradhiningrat (Tjandraningrat) bin RTA Suradimanggala (Bupati Bogor Tahun 1876-1884). Beliau juga Generasi ke 5 dari Pangeran Diponegoro melalui neneknya RAy Gondomirah binti RM. Haryo Dipomenggolo bin RM. Djonet Dipomenggolo bin Pangeran Diponegoro.
Sumber Data : Regeerings_almanak_voor_Nederlandsch_Indie, 1922 (part-2,p256)

Смрт: 1976, Pamoyanan-Bogor
Смрт: Ciluar
Свадба: <3> ♂ R. Sutawijaya [?]
Смрт: 4 новембар 1978, Mekah
Сахрана: 4 новембар 1978, Mekah
Смрт: 8 октобар 1937, Kaum Seuseupan Ciawi-Bogor
Сахрана: 8 октобар 1937, Pemakaman Keluarga, Kaum Seuseupan Ciawi-Bogor
Рођење: 27 мај 1975, Pemakaman Keluarga, Kaum Seuseupan Ciawi-Bogor
Свадба: <160!> ♀ 1. Nji. R. Hj. Mariah-Asnawi [Kasultanan Banten] d. 21 август 1985
5
Свадба: <8> ♂ RM. KH. Usman Bakhsan Dipomenggolo [Hamengku Buwono] b. 1849изр

#0. Ki Sabirudin/Dalem Aria Wiratnudatar IV #1. Ki Muhidin/Dalem Aria Wiratanudatar V #2. Rd. Chamsyah #3. Rd.Rg. Tjandramanggala #4. Rd. Kasmirah #5. Nyi Rd. Sarodja #6. RH. Sulaiman #7. Rd. KURAESIN - Belum Ada Kekancingan -
- Belum Ada Kekancingan -SILSILAH KELUARGA (Dari Pancer Bapak) #0. Sultan Hadji/Sultan Banten Ke 7 #1. Pangeran Moehammad Thahir/Prawirokusoemo #2. RA. Soetawidjaja #3. RA. Mangkoewidjaja #4. RH. Sulaiman #5. Rd. KURAESIN
Свадба: <9> ♀ NR. Siti Roebiah [?]
Степен образовања : 1 јануар 1921, Purwakarta, Europeesche Lagere School (E.L.S)
Степен образовања : од 1 јануар 1922, Batavia, Rechtsschool (R.S)
Степен образовања : 1 јануар 1928, Batavia, Rechtshoogeschool te Batavia (R.H.S)
Професија : од 1 јануар 1929, Poerwakarta, A.T.R Landr. Poerwakarta
Професија : од 1 јануар 1929, Soerabaja, Landr. Soerabaja
Професија : од 1 јануар 1932, Soerabaja, Adpokat Mrs. Jaarsma-Adolfs Soerabaja
Професија : од 1 јануар 1934, Buitenzorg, Rechtsk Gemachtigde Tanah Part. Tjiampea
Професија : 1954, Tanjung Pinang, Ketua PN. Tj. Pinang (1954)
Професија : од 9 новембар 1956, Jakarta, Anggota Badan Konstituante Partai Nasional Indonesia
Смрт: 12 јул 1957, Purwakarta
Свадба: <10> ♀ Nyi. R. Bidan [?] d. 4 септембар 1969
Сахрана: 21 децембар 2001, Pemakaman Keluarga, Kaum Seuseupan Ciawi-Bogor
Смрт: 31 децембар 2001, Kaum Seuseupan Ciawi-Bogor
Свадба: <11> ♂ H. Achmad Mentar [?]
Смрт: 27 јануар 2010, Bandung
Сахрана: 27 јануар 2010, Pemakaman Keluarga, Kaum Seuseupan Ciawi-Bogor
Смрт: 26 новембар 2007, Pondok Cabe-Jaksel
Смрт: 19 август 2017, Bandung
Сахрана: 19 август 2017, Pemakaman Keluarga, Kaum Seuseupan Ciawi-Bogor
Смрт: 3 септембар 2005, Bogor
Сахрана: 3 септембар 2005, Pemakaman Keluarga, Kaum Seuseupan Ciawi-Bogor
Смрт: 20 новембар 1991, Serang
Сахрана: 20 новембар 1991, Pemakaman Keluarga, Kaum Seuseupan Ciawi-Bogor
Свадба: <12> ♀ 1. NR. Yani Syartiani [?] b. 27 новембар 1947 d. 19 мај 2016
Смрт: 2 септембар 2021, Bogor, Dimakamkan di Pemakaman Keluarga Keramat - Warungpari - Rangga Mekar Kota Bogor
1. SD. YOGAPRANA
2. SD NEGERI PAMOYANAN 1
3. SMP PGRI 129 PAMOYANAN
(Sekarang SMP PGRI 11 KOTA BOGOR)
'MANTAN' :
1. Ketua PGRI Cabang KEC. CIJERUK.
2. Kepala SD NEGERI PAMOYANAN. 1
3. Kepala SMP PGRI 129 Pamoyanan
4. Ketua LKMD Desa RanggamekarСмрт: 20 фебруар 2002, Bogor
Сахрана: 20 фебруар 2002, Pemakaman Keluarga, Kaum Seuseupan Ciawi-Bogor
Смрт: 21 август 1985, Mekah
Сахрана: 21 август 1985, Mekah
Sumber : R. Rachmat Kurniawan, Generasi IX Sultan Hamengku Buwono III

Palika dan Delman di Sungai Cisadane
Ditulis batarfie 15 Mei 2019
Rd.H.Moh Thohir bin Rd.H.Gaos
Lubuk adalah bagian dari aliran sungai yang terdalam. Air dibagian lubuk ini pada umumnya tenang dan tidak mengalir tapi terkadang ada arus yang kuat dari bagian dasarnya. Beberapa lubuk memiliki nama tersendiri dan karenanya sudah ada yang menjadi nama daerah seperti Lubuk Linggau di Sumatera Selatan dan Lubuk Pakam di Sumatera Utara.
Masyarakat sunda mengenal istilah lubuk dengan sebutan Leuwi. Seperti halnya Lubuk, beberapa nama daerah di Jawa Barat juga diambil dari nama Leuwi, antaranya adalah Leuwiliang di Kabupaten Bogor dan Leuwi Panjang yang kini menjadi nama terminal bis di Bandung. Bahkan ada beberapa nama Leuwi di Bogor memiliki kaitan erat dengan sejarah Pakuan Pajajaran dan ada yang sudah menjadi legenda salah satu antaranya bernama Leuwi Sipatahunan yang berada dekat dengan Istana Bogor di sungai Ciliwung.
Dalam tradisi lisan masyarakat sunda, kata Leuwi juga dipakai sebagai peribahasa untuk menggambarkan sikap dalam filosofi kehidupan sehari-hari seperti ungkapan "Ka Cai jadi saleuwi ka darat jadi salogak" yang memiliki makna; pepatah ini mengingatkan kita dalam menjalani hidup untuk selalu tetap bersama-sama, sebab manusia tidak dapat hidup sendirian.
Di sepanjang sungai Cisadane yang melintasi kawasan di Empang, ada dua Leuwi yang populer dengan sebutan Leuwi Ceuli dan Leuwi Kuda.
Ceuli dalam bahasa sunda berarti telinga, disebut demikian karena bentuknya yang hampir mirip daun telinga yang menjoros setengah melingkar yang dalam bahasa sunda disebut dengan sedong. Bagian dari sedong itulah yang jika dilihat dari atas jembatan Ledeng akan ada penampakan seperti berbentuk daun telinga, karena itulah orang-orang menamakannya dengan sebutan Leuwi Ceuli. Dahulu pada bagian sedong itu pula sering menjadi titik untuk pencarian jenazah yang hanyut terbawa oleh derasnya air sungai di Cisadane.
Adalah R.Mohammad Tohir atau akrab disapa Gan Toing yang dikenal memiliki kemampuan menyelam berlama-lama dalam sungai yang karena keahliannya itulah, Ia dikenal sebagai sebagai seorang Palika, sebuah kata petukangan yang dalam istilah Sunda maksudnya adalah "tukang teuleum".
Gan Toing sering dimintai bantuan untuk melakukan pencarian korban yang tenggelam di sungai, bahkan ia wafat saat sedang melakukan tugas mulianya ketika tengah mencari jenazah korban palid di sungai Cisadane, korbannya kala itu adalah anak seorang peranakan Arab putera laki-laki dari ami Mahfudz Mahdami yang tinggal dalam lorong sempit di Gang Surya, Lolongok Empang.
Peristiwa itu terjadi pada Bulan Suci Ramadhan saat dimana umat Islam tengah melaksanakan Ibadah puasa, demikian pula halnya dengan Gan Toing. Kejadian itu diperkirakan pada pukul 2 siang di tengah panasnya terik matahari, setelah dimintai pertolongan Ia pun segera bergegas dari kediamannya di Gang Intan dengan diiringi oleh para kerabat korban palid menuju sungai Cisadane. Diduga korban sudah terbawa arus sungai di dekat bendungan (dam pulo), atau pada bagian bawah arus air yang keluar dari pintu bendungan yang dibangun oleh pemerintah Kolonial Belanda tahun 1872.
Seperti biasanya, Gan Toing langsung menenggelamkan diri untuk melakukan pencarian pada celah bebatuan di dasar sungai. Ratusan masyarakat menyaksikan peristiwa yang mencekam itu karena setelah setelah timbul tenggelamnya Gan Toing sebagai seorang Palika, beberapa waktu kemudian setelah hampir lebih dari satu jam Ia tidak kunjung muncul kepermukaan.
Hari itu cuaca berubah menjadi mendung dan awan gelap menyeliputi kota Bogor pertanda akan turun hujan. Berkat bantuan seorang Palika lainnya, pada pukul lima sore Gan Toing akhirnya diketemukan sudah dalam keadaan tidak bernyawa dan ada pendarahan di tempurung kepalanya. Kuat dugaan ia terbentur oleh batu bercadas pada bagian tebing saat akan bangkit dari dasar sungai. Gan Toing wafat di mana ia selalu berhasil menemukan pencarian jenazah yang tenggelam dalam dasar sungai.
Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, sebelumnya beliau sempat dicegah untuk tidak melakukan pencarian karena usianya yang sudah uzur dan juga kondisi kesehatannya yang sedang kurang sehat, tapi karena panggilan misi kemanusiaan profesinya itupun tetap dilakoninya hingga Ia syahid (Insya Allah) dalam keadaan berpuasa di kedalaman sungai Cisadane pada 16 Romadhon tahun 1969.
Palika yang insya Allah syahid di dasar sungai cisadane itu kemudian dimakamkan dalam komplek Pemakaman Keluarga Besar Dalem Sholawat di Empang, di batu nisannya ditulis Rd.Moh Thohir bin R.H.Gaos.
Ayahnya R.H.Gaos adalah bekas Hofd Penghoeloe Tjibadak di masa kolonial Hindia Belanda. R.H Gaos merupakan generasi kedua Raden Patih Candra Menggala atau Patih Bogor, sementara itu dari garis nasab ibunya merupakan generasi kelima Pangeran Dipenogoro dari garis anak laki-laki tertuanya Rd.Mas Djonet Dipenogoro yang wafat di Kampung Jawa Baru (Jabaru) di desa Pasir Kuda Bogor pada tahun 1832.
Adapun jembatan Ledeng yang melintasi Leuwi Ceuli dimana Palika Sepuh itu wafat sebagai syahid, dibangun oleh pemerintan kolonial Hindia Belanda yang pemakaiannya resmi dipergunakan pada 23 Desember 1922. Dinamakan Jembatan Ledeng karena dibawah jembatan itu ada saluran pipa air bersih yang diambil dari sumber mata air di daerah Kotabatu. Pipa Air Bersih atau pada masa Kolonial Hindia Belanda dinamakan sebagai waterleiding ini adalah sarana yang disediakan oleh Gemeente setingkat Pemerintah kota dimasa Hindia Belanda untuk memenuhi kebutuhan air minum bagi warga Buitenzorg, khususnya orang-orang kaya belanda.
Pusat pengambilan sumber air bersih di daerah Kotabatu tersebut hingga kini masih dikenal sebagai Gang Haminte dari kata asing yang sering sulit diucapkan oleh lidah setempat untuk Gemeente. Pengelolaan sumber air bersih itu sampai dengan sekarang ini tetap berada di bawah pengelolaan pemerintah kota Bogor.
Leuwi lainnya yang berada pada aliran sungai cisadane di Empang adalah yang dikenal dengan sebutan Leuwi Kuda. Lokasinya berada di dekat pertemuan antara sungai Cisadane dan sungai Cipinang Gading. Dinamakan Leuwi Kuda karena dahulu digunakan untuk tempat memandikan kuda-kuda milik Haji Abdullah bin Umar Hasanah, pemilik banyak angkutan delman yang karena itu dikenal pula dengan panggilan Haji Abdullah Delman. Konon ia memiliki 40 orang anak dari 7 orang istri yang dinikahinya.
Haji Abdullah Delman adalah peranakan Arab yang memiliki lahan luas di jalan sedane untuk menyimpan kuda-kuda dan delman miliknya. Pada tahun 90-an di jalan sedane masih terdapat nama tempat yang disebut sebagai Istal Kuda, tapi bukan milik Haji Abdullah. Istal adalah istilah yang digunakan untuk penyebutan nama kandang kuda.
Tidak jauh dari tempat pemandian kuda-kuda milik Haji Abdullah didirikan sebuah langgar (musholla) di tepian dekat dengan Leuwi Kuda. Langgar itu dahulunya berfungsi sebagai sarana ibadah yang disediakan oleh Haji Abdullah Delman untuk para pekerjanya, kusir dan juga para penambang batu dan pasir di sungai Cisadane. Seiring dengan kebutuhan dan banyaknya para pengguna, Langgar itu kelak kemudian diperluas dan dibangun menjadi sebuah masjid yang permanen pada tahun tujuh puluhan dan dinamakan Al-Munawwar. Haji Hasan Hasanah salah seorang anak laki-laki Haji Abdullah Delman memiliki pengaruh dan berperan penting dalam usaha perluasan, pembangunan dan memakmurkan Masjid Al-Munawwar tersebut.
Nama Haji Hasan Hasanah dan masjidnya kian terkenal setelah di Masjid itu diselenggarakan kuliah shubuh pada setiap bulan suci Ramadhan. Jamaah yang menghadiri kuliah shubuh membludak hingga lebih dari seribu orang baik dari kaum pria maupun wanita hingga tumpah ruah ke jalan. Dari kepopuleran tokoh pemakmurnya itulah orang-orang kemudian lebih mengenalnya sebagai Masjid Haji Hasan.
BACA JUGA: Hikayat Nyai Lameh dan Sejarah Kemandoran, Antara Pal Merah dan Soekaboemi; Land yang Dipimpin Landheer dan Para Mandor DIREKTUR YOUTH DEVELOPMENT "My Block, My Hood, My City", Nathaniel Viets-VanLear yang berpusat di Chicago Amerika Serikat mengunjungi Empang Teko dan Cucing Antik dalam keranjang cina peranakan, dan asal usul Patekoan di Batavia
Allahyarham kyai Hadji Hasan Hasanah atau akrab disapa Ustadz Hasan yang merupakan putera Hadji Abdullah Delman
Haji Hasan Hasanah juga dikenal sebagai penyelenggara tour ziarah ketempat-ketempat jejak Islam di Nusantara, jauh sebelum menjamurnya biro-biro perjalanan wisata religi dimasanya. Sebagai penyelenggara dan pimpinan tour ziarah, Haji Hasan dikenal bijak dan bertanggung jawab terhadap anggota rombongan selama dalam perjalanan, karena itu dari waktu ke waktu pesertanya semakin bertambah peminatnya.
Haji Hasan wafat pada 14 Maret 1986, jenazahnya dihantar kepemakaman oleh para penziarah yang memadati masjid Al-Munawwar yang dibinanya dan berada persis di samping kediamannya di Jalan Cisadane. Istrinya Ustadzah Khadidjah juga dikenal sebagai pemimpin Majelis Taklim Muslimah, baik kegiatan yang dipusatkan di Masjid maupun dari rumah ke rumah di kampung Lolongok Empang dan sekitarnya.6
RADEN HAJI ACHMAD SUKENDAR DIPONEGORO alias Donden Sukendar, lahir di Bogor pada ....., ..........19... putra ke 8 dari 9 bersaudara dari pasangan orang tua RH. Soleh Sodik Nataatmadja (Generasi ke 7 dari Sultan Hamengku Buwono III, Generasi ke 5 dari Sultan Haji/Sultan Abu Al Nashr 'Abdul Qahar Banten) dengan Ny. Rd. Hj. Siti Nurkoyah, menikah (tanggal), (bulan), (tahun) dengan Suherti putri Person:............................. (asal/keturunan), dikaruniai 4 orang anak :
1. Ny.Rd. Indri Agustia 2. R. Idham Khaliq 3. RM. Shobur 4. R. Achmad Juarsa
SILSILAH KELUARGA (Dari Pancer Bapak) 0. KANJENG SULTAN HAMENGKU BUWANA KAPING III ING NGAYOGYAKARTA 1. BPH. Dipanegara 2. RM. Djonet Dipamenggala 3. RM. Haryo Dipomenggolo 4. RAy. Gondomirah 5. RAy. Rd. Antamirah 6. RH. Ipih Sodik Nataatmadja 7. RH. Soleh Sodik Nataatmadja 8. RH. Achmad Sukendar Diponegoro (Donden Sukendar) - Belum Ada Kekancingan -
SILSILAH KELUARGA (JALUR SULTAN BANTEN)
0. Sultan Haji / Sayyid Abu Al Nashr 'Abdul Qahar Al Azmatkhan Al Husaini 1. Pangeran Sayyid Muhammad Thahir al-Azmatkhan al-Husaini / Kanjeng Raden Tumenggung Prawirokusumo 2. RA. Sutawidjaja 3. RA. Mangkuwidjaja (Hoofd Djaksa & Hoofd Demang Bogor) 4. Tb.H. Ipih Sodik Nataatmadja 5. Tb.H. Soleh Sodik Nataatmadja 6. Tb.H. Achmad Sukendar (Donden Sukendar) - Belum Ada Kekancingan -
SILSILAH KELUARGA (JALUR DALEM CIKUNDUL) 0. Pangeran Ngabehi Jayasasana/Jayalalana/Raja Gagang/H Rd Aria Wiratanu I/Mbah Dalem Cikundul Cianjur (Bupati Cianjur #I, 1681-1691) 1. Pangeran Wiramanggala / H Rd Aria Wiratanu II / Mbah Dalem Tarikolot Cianjur (Bupati Cianjur #II, 1691-1707) 2. H Rd Tumenggung Wiradinata (Bupati Bogor ke 6, 1749 - 1754 3. H Rd Tumenggung Wiradiredja (Bupati Bogor ke 8, 1758 - 1769 4. H Rd Muhammad Thohir (Auliya / Penghoeloe Bogor, 1826) 5. RAy. Habibah 6. RA. Mangkuwidjaja (Hoofd Djaksa & Hoofd Demang Bogor, 1866-1870) 7. RH. Ipih Sodik Nataatmadja 8. RH. Soleh Sodik Nataatmadja 9. R.H. Achmad Sukendar (Donden Sukendar) - Belum Ada Kekancingan -
SILSILAH KELUARGA (JALUR SUMEDANG LARANG) 0. Prabu Geusan Ulun / Pangeran Kusumadinata II (Pangeran Angkawijaya) (Prabu Sumedanglarang ke 9, 1578-1610) 1. Pangeran Rangga Gede / Kusumadinata IV (Bupati Sumedang ke 2, 1625-1633) 2. Dlm. Rangga Gempol II / Kusumadinata V / Raden Bagus Weruh (Bupati Sumedang ke 3, 1633-1656) 3. Pangeran Panembahan/Rangga Gempol III (Bupati Sumedang ke 4, 1656-1706) 4. Tumenggung Tanoemadja (Bupati Sumedang ke 5, 1706-1709) 5. Pangeran Rangga Gempol IV / Raden Tumenggung Kusumahdinata VI / Pangeran Karuhun (Bupati Sumedang ke 6, 1709-1744) 6. Dalem Istri Rajaningrat (Bupati Sumedang ke 7, 1744-1749) 7. Dalem. Rd. Soerialaga / Soerialaga I / Adipati Kusumadinata (Bupati Sumedang ke 10, 1765 - 1773 8. Dalem Raden Soerialaga II / Raden Tumenggung Suryalaga II (Dalem Taloen) (Bupati Bogor ke 8, 1801 - 1811 9. Patih Rangga Candramenggala 10. Raden Tumenggung Adipati Suradimenggala (Bupati Bogor ke 8, 1758 - 1769) 11. RAy. Rd. Antamirah 12. RH. Ipih Sodik Nataatmadja 13. RH. Soleh Sodik Nataatmadja 14. R.H. Achmad Sukendar (Donden Sukendar) - Belum Ada Kekancingan -
PENDIDIKAN
- SD (Thn .....) - SMP (Thn .....) - SMA (Thn .....) - Perguruan Tinggi (Thn ....)
PEKERJAAN
Tahun ....- ....., ...............................; Tahun ....- ....., ...............................;Tahun ....- ....., ...............................;
Професија : од 1916, PENGHULU TJIAWI - BUITENZORG
Смрт: 1938
Silsilah Keturunan RMH. Moch Rana Manggala (Sumber: WA. R. UKE SUKMAWATI KARIM)

Свадба:
Професија : изм 1906 и 1923, LURAH LEBAK PASAR-BUITENZORG
orng:
Orang:629893|R.H. YASIN Orang:629895|R.H. ALI Orang:629896|R.H. ABDUL MANAN (Adung) Orang:629897|R.Hj. SUPIAH (Siti) Orang:629898|R.Hj. ENCUNG] Orang:629916|R.MASDIR KARTANINGRAT (Tata) Orang:629917|R.MASDIR KURNAEN (Aeng) Orang:629918|R.MASDIR MOCHAMAD ARIEF Orang:629920|R.MASDIR SUMANTRI (Ati) Orang:629934|R.MASDIR EMAN SULAEMAN
Abdul GHANI-2 : 1179717Смрт: Jl Ciasem, Kebayoran Baru, Jaksel
Смрт: 1955
Сахрана: Pamoyanan-Bogor
3.1. DADANG DARMAYADI, putra 3.1.1. ASTUTI 3.1.2. RIZKI 3.2. SRIYATI, putra 3.2.1. IKA 3.2.2. ALDI 3.2.3. FIA 3.2.4. LINDA 3.3. RODIAH, putra 3.3.1. YUDI 3.3.2. RIRIN 3.3.3. LILI 3.4. DARMAWAN, putra 3.4.1. EKAL3.4.2. ZIRUL
Rasanya tak ada yang meragukan kegigihan dr Utami Roesli, SpA, IBCLC, FABM dalam memperjuangkan hak-hak anak untuk mendapat Air Susu Ibu (ASI) ekslusif. Namun siapa sangka, sang pejuang ASI ini juga pernah gagal menyusui kedua anaknya.
Sebagai Ketua Sentra Laktasi Indonesia, wajar jika dr Utami yang lahir tepat sebulan setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia ini begitu getol mengampanyekan ASI. Baginya, anak manusia tidak sepantasnya diberi susu sapi yang merupakan bahan baku susu formula.
Tak jarang komentar-komentar kakak kandung seniman Harry Roesli (Alm) ini bikin gerah industri susu formula. Baginya bukan hanya bayi di bawah 2 tahun yang tidak butuh susu formula, anak-anak di usia selanjutnya juga lebih membutuhkan gizi seimbang daripada hanya susu saja.
"Untuk anak di atas 2 tahun boleh-boleh saja minum susu formula. Tapi tidak harus (minum susu formula) karena sebenarnya nutrisi di dalam susu formula juga bisa didapat dari makanan lain," ungkap dr Utami seperti yang pernah diberitakan detikHealth sebelumnya.
Ketika dunia persusuan dihebohkan oleh hasil riset Institut Pertanian Bogor (IPB) tentang susu berbakteri, dr Utami yang sehari-hari berpraktik di Klinik Lakstasi RS St Carolus Salemba juga tetap konsisten menyerukan bahwa susu formula tidak bisa menggantikan ASI.
Berkali-kali cucu dari sastrawan Marah Roesli,-- pengarang roman legendaris "Sitti Nurbaya: Kasih Tak Sampai"--, ini menegaskan tidak ada satupun susu formula yang benar-benar steril dari cemaran bakteri. Menurutnya, di mana-mana susu tidak termasuk produk steril.
Karena selalu ada risiko pencemaran bakteri, dr Utami yang wajahnya selalu tampak awet muda sangat menentang pemberian susu formula pada bayi khususnya yang baru lahir. Seperti yang sering ia sampaikan, anak manusia seharusnya mendapat susu eksklusif dari ibunya dan bukan susu formula dari sapi.
"Memang ada beberapa ibu yang tidak bisa menyusui, tapi kebanyakan kendalanya hanya soal informasi. Jadi daripada mengumumkan merek bakteri yang terkontaminasi, lebih baik sebarkan informasi soal pentingnya ASI dan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)," kata Dr Utami.
Berangkat dari kepeduliannya terhadap hak-hak bayi untuk mendapat ASI Eksklusif, dr Utami bersama sejumlah tokoh akhirnya mendirikan Sentra Laktasi Indonesia (Selasi) pada tahun 2003. Sejak saat itu, Selasi sudah beberapa kali menggelar pelatihan kenselor menyusui.
Садржај |
dr Utami Pernah Gagal Menyusui
Meski getol mengampanyekan ASI eksklusif dan mengajarkan Inisiasi Menyusui Dini, dr Utami mengaku pernah gagal untuk menyusui. Bahkan tak cuma sekali, tetapi 2 anaknya tidak ada yang mendapatkan ASI secara ekslusif secara tuntas selama 2 tahun seperti yang ia ajarkan saat ini.
Disela-sela peresmian Klinik Laktasi di RS Puri Cinere, Depok oleh Menteri Kesehatan beberapa waktu yang lalu, dr Utami menceritakan sekelumit kisah kelam yang dialaminya saat membesarkan kedua anaknya. Diakuinya, kegagalan menyusui itu seperti dosa besar yang harus ditanggungnya seumur hidup.
"Saya akui saya pernah gagal. Dua kali melahirkan, ASI saya tidak keluar dan waktu itu sekitar tahun 1970-an, pengetahuan tentang ASI memang tidak ada sehingga saya tidak tahu bagaimana mengatasinya. Saya benar-benar malu dan merasa berdosa sekali. Makanya saya tidak ingin para ibu mengulangi kesalahan saya," ungkap dr Utami kepada wartawan di Depok, seperti ditulis Senin (15/8/2011).
Tak salah jika dr Utami menyebutnya sebagai dosa, karena tak lama kemudian ia mengaku telah mendapat ganjarannya. Gara-gara tidak menyusui anaknya dengan benar, dr Utami sempat didiagnosis kanker payudara meski akhirnya bisa sembuh tanpa harus operasi.
Beruntung bagi dr Utami, dosa itu tidak harus ditanggung oleh anak-anaknya yang akhirnya tumbuh menjadi orang sukses tanpa mengalami gangguan kesehatan. Salah seorang anaknya, Andi Syarief adalah seorang pengusaha yang menikahi mantan model Playboy asal Indonesia, Tiara Lestari dan dikaruniai 2 anak namun keduanya sudah bercerai.
BIODATA
Nama dr Utami Roesli, SpA, IBCLC, FABM
Tempat dan tanggal lahir Semarang, 17 September 1945
Nama Orangtua
Mayjen Purn Roeshan Roesli (ayah) dr Edyana Roesli, SpA (ibu)
Saudara kandung
dr Ratwini Roesli, SpTHT dr Rully MA Roesli, SpPD.KGH (ahli ginjal) Alm. Harry Roesli (musisi kontemporer)
Status
Menikah, dikaruniai 2 anak dan 3 cucu
Pendidikan
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung (Lulus 1972) Pendidikan Spesialis Anak FK Unpad Bandung (Lulus 1980) Master Business Administration, University of the City of Manila, Filipina (Lulus 1994)
Pendidikan tambahan
Pendidikan neonatologi di Sint Raadbout Hospital, Nijmegen, Belanda tahun 1987 Sertifikasi konsultan laktasi dari International Board Certified Lactation Consultant (IBCLC) tahun 2001 dan disertifikasi ulang tahun 2006 Meraih gelar Fellow of Academic Breastfeeding Medicine (FABM) dari American Academic Breastfeeding Medicine tahun 2008
Penghargaan
Tanda Kehormatan Satya Lancana Karya 20 tahun dari Presiden RI Prof DR Ing BJ Habibie tahun 1999 Tanda penghargaan Bakti Karya Husada Tri Windu dari Menteri Kesehatan RI, Prof Dr FA Moeloek tahun 1999 Tanda Penghargaan Ksatria Bakti Husada ARUTALA dalam pembangunan nasional di bidang kesehatan dari Menteri Kesehatan RI, Dr Achmad Sujudi tahun 2001 Piagam Penghargaan atas peran serta aktif dalam menyukseskan penyelenggaraan Pekan ASI Se-dunia tahun 2006 dari Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan tahun 2006 Penghargaan sebagai tokoh yang konsisten dalam pengembangan program ASI eksklusif dari IDAI cabang DKI Jakarta tahun 2006 Tanda penghargaan Wahidin Sudirohusodo atas jasanya dalam pengembangan program ASI eksklusif dari IDI tahun 2006
Dilantik sebagai Duta IDI tahun 2007-2008.Свадба: <19> ♀ Ros, S.Pd [?]
Смрт: 28 новембар 2015, Kaum Seuseupan Ciawi-Bogor
Сахрана: 28 новембар 2015, Pemakaman Keluarga, Kaum Seuseupan Ciawi-Bogor
“Gaya hidup anak-anak tempo dulu, semisal main petak umpet atau berlari-larian perlu digiatkan lagi. Ya, supaya generasi muda kita lebih sehat,” ujar Prof. Dr. dr. Rully M.A Roesli SpPD-KGH, Ketua Perhimpunan Hipertensi Indonesia, saat acara buka bersama di Rumah Sakit Khusus Ginjal (RSKG) Ny. RA Habibie, Bandung, yang 10 Agustus 2011 lalu genap 23 tahun.
Sekitar tahun 1980-an, ia melanjutkan studi S3 di Groningen, Belanda, untuk mendalami tentang penyakit ginjal. Kenapa tertarik pada masalah ginjal? “Sekitar tahun 1980-an, saya sudah banyak mendapat pasien dengan gagal ginjal kronik. Jika terjadi pada mereka yang tidak mampu, bisa dipastikan pasien akan meninggal karena tidak bisa membiayai pengobatan yang memang mahal,” ujarnya.
Maka, usai studi di Belanda, meski ditawari bekerja di sana, ia menolak. Perhitungannya, jika menerima tawaran sang professor di Belanda tersebut, ia hanya mengikuti jalan yang sudah ada, yang ibaratnya sudah seperti jalan tol yang lurus tanpa hambatan. “Keinginan saya kuat. Saya ingin membantu pasien di Indonesia, meski jalan yang dihadapi bakal susah dan berliku,” ujarnya.
Setelah bercerita pada profesornya tentang kondisi fasilitas kesehatan di Indonesia saat itu, Prof. Rully disarankan mencari dana ke sebuah yayasan, yang biasa membantu pasien/rumah sakit untuk cuci darah. Permohonannya dikabulkan, dan ia segera pulang ke Indonesia untuk memberikan pelayanan hemodialisa kepada pasien, gratis. “Pembukaan rumah sakit kami lakukan pada tangal 8, bulan 8 tahun 1988, yang waktu itu lokasinya di Jalan Aceh, Bandung. Dilakukan pada dua orang yaitu Ny. Tan, dan seorang lagi bernama Agus,” tambahnya.
Ia bersyukur dapat membantu banyak pasien yang harus menjalani HD. Terlebih, saat ini ada program Jamkesmas yang dinilainya sangat membantu pasien. Ke depan, ia berharap dapat membantu pasien lebih banyak lagi. Bukan hanya dalam hal pengobatan, namun ke arah pencegahan dengan melalui edukasi gaya hidup sehat. (Ant)Смрт: 11 новембар 2004, Jakarta
Сахрана: Gunung Batu-Bogor
Harry Roesli yang berdarah Minangkabau ini, merupakan cucu pujangga besar Marah Roesli. Anak bungsu dari empat bersaudara, ayahnya bernama Mayjen (pur) Roeshan Roesli. Istri Harry Roesli bernama Kania Perdani Handiman dan dua anak kembarnya bernama Layala Khrisna Patria dan Lahami Khrisna Parana.
Садржај |
Daftar isi
1 Kegiatan 2 Pendidikan 3 Karier 4 Karya 5 Pranala luar
Kegiatan
Pada awal 1970-an, namanya sudah mulai melambung. Saat membentuk kelompok musik Gang of Harry Roesli bersama Albert Warnerin, Indra Rivai dan Iwan A Rachman. Lima tahun kemudian (1975) kelompok musik ini bubar.
Di tengah kesibukannya bermain band, dia pun mendirikan kelompok teater Ken Arok, 1973. Setelah melakukan beberapa kali pementasan, antara lain, Opera Ken Arok di TIM Jakarta pada Agustus 1975, grup teater ini kemudian bubar, karena Harry mendapat beasiswa dari Ministerie Cultuur, Recreatie en Maatschapelijk Werk (CRM), belajar ke Rotterdam Conservatorium, Belanda.
Selama belajar di negeri kincir angin itu, Harry juga aktif bermain piano di restoran-restoran Indonesia dan main band dengan anak-anak keturunan Ambon di sana. Selain untuk menyalurkan talenta musiknya sekaligus untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya yang tidak mencukupi dari beasiswa.
Gelar Doktor Musik diraihnya pada tahun 1981, kemudian selain tetap berkreasi melahirkan karya-karya musik dan teater, juga aktif mengajar di Jurusan Seni Musik di beberapa perguruan tinggi seperti Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dan Universitas Pasundan Bandung.
Dia ini juga kerap membuat aransemen musik untuk teater, sinetron dan film, di antaranya untuk kelompok Teater Mandiri dan Teater Koma. Juga menjadi pembicara dalam seminar-seminar di berbagai kota di Indonesia dan luar negeri, serta aktif menulis di berbagai media, salah satunya sebagai kolumnis Kompas Minggu.
Selain itu juga membina para seniman jalanan dan kaum pemulung di Bandung lewat Depot Kreasi Seni Bandung (DKSB) yang didirikannya. Rumahnya di Jl WR Supratman 57 Bandung dijadikan markas DKSB. Rumah inilah yang pada tahun 1998 menjadi pusat aktivitas relawan Suara Ibu Peduli di Bandung. Rumah ini ramai dengan kegiatan para seniman jalanan dan tempat berdiskusi para aktivis mahasiswa. Dimana kerap lahir karya-karya yang sarat kritik sosial dan bahkan bernuansa pemberontakan terhadap kekuasaan Orde Baru. Bersama DKSB dan Komite Mahasiswa Unpar, Harry Roesli mementaskan pemutaran perdana film dokumenter Tragedi Trisakti dan panggung seni dalam acara "Gelora Reformasi" di Universitas Parahyangan [1]. Dalam acara ini kembali dinyanyikan lagu Jangan Menangis Indonesia dari album LTO (Lima Tahun Oposisi), Musica Studio, 1978.
Setelah reformasi, saat pemerintahan BJ Habibie, salah satu karyanya yang dikemas 24 jam nonstop juga nyaris tidak bisa dipentaskan. Juga pada awal pemerintahan Megawati, dia sempat diperiksa Polda Metro Jaya gara-gara memelesetkan lagu wajib Garuda Pancasila.
Harry meninggal dunia hari Sabtu 11 Desember 2004, pukul 19.55 di RS Harapan Kita, Jakarta.
Pendidikan
Alumnus SMA Negeri 2 Bandung Jurusan Teknik Mesin ITB Bandung, sampai tingkat IV (1970-1975) Jurusan Komposisi LPKJ kini IKJ (1975-1977) Jurusan musik elektronik di Rotterdam Conservatorium, Negeri Belanda (1977-1981)
Karier
Pendiri dan pemain grup musik Gang of Harry Roesli bersama Albert Warnerin, Indra Rivai, dan Iwan A Rachman (1971-1975) Pendiri grup teater Ken Arok (1973-1977) Guru besar psikologi musik Universitas Pendidikan (UPI), Bandung dan Universitas Pasundan, Bandung Pimpinan Depot Kreasi Seni Bandung (DKSB)
Karya
Philosophy Gang, album musik, 1971 Titik Api, album musik, 1976 Jika Hari Tak Berangin, album musik Tiga Bendera, album musik Gadis Plastik, album musik Daun album musik LTO, album musik Ken Arok, album musik Musik Rumah Sakit (1979 di Bandung dan 1980 di Jakarta) Asmat Dream single Cuaca Buruk album musik White Gold Parenthese Musik Sikat Gigi (1982 di Jakarta) DKSB album musik Si Cantik album musik Opera Ikan Asin Opera Kecoa Opera Tusuk gigi (1997 di Bandung)
Pranala luar
(Indonesia) Doktor Musik Kontemporer (Indonesia) Melacak Peninggalan Karya Harry Roesli, Sinar Harapan (Indonesia) Gelora Reformasi (Indonesia) Ken A Rock-nya Harry Roesli, Kompas (Indonesia) Selamat Jalan Harry Roesli
(Indonesia) Seratus Hari “Plus” Harry Roesli di Unpas, Pikiran RakyatСмрт: 29 јануар 2020, Bogor, Dimakamkan di Pemakaman Keluarga Keramat Warungpari Kel. Rangga Mekar Kec. Bogor Selatan Kota Bogor
Свадба: <22> ♀ Suryaningsih [?] b. 7 јул 1986, Bumi Nabung, Lampung Tengah
Свадба: <23> ♀ Sri Rahmawati Sya'diyah [?] , Bogor, Akad nikah dilaksanakan di KUA Bogor Selatan pada tanggal 15 Mei 2022, Pukul 08.00 WIB
4.1. ASEP 4.2. ROSI4.3. IRFAN
5.1. RIZKI5.2. AGUNG
6.1. GITA 6.2. GINA 6.3. GARNIA6.4. GIAN
7.1. FREDI 7.2.7.3. ANNISA
8.1. AGUNG 8.2. DEDE8.3. ENENG
7
4111/7 <253+?> ♀ 5. RA. Hj. Siti Halimah [Hamengku Buwono]Свадба: <29> ♀ 1. Nyi Rd. Neneng Sutari [Pajajaran] b. 11 април 1914 bur. 25 октобар 1983
Смрт: 26 октобар 1948, Pemakaman Keluarga Muara-Kota Bogor
Свадба: <30> ♀ 3. Rd. Nyimas Soekajanti [Pajajaran] b. 1918изр
Смрт: 28 август 2004, Muara-Bogor
Свадба: <31> ♂ Engkus Haryanto, S.H (Kusman) [Sumedang Larang] b. 5 фебруар 1960, Karawang
Свадба: <32> ♀ Mulyani, S.Sos [?]
Смрт: 22 јул 2015, Jakarta
Сахрана: 22 јул 2015, Pemakaman Keluarga, Kaum Seuseupan Ciawi-Bogor
Рођење: 13 јун 1999, RB. Bidan Hayati, Cipaku-Bogor
Свадба: <34> ♂ Luthfi Chandra Aliem, S.Si [?] b. 8 мај 1995, Bogor, Akad Nikah, Jam.08.00 WIB. dan resepsi Pada Tanggal 07 Januari 2023, Jam.11.00 s/d Jam.14.00 WIB. Bertempat di Saung Vanila Nagrog, Kel. Pamoyanan Kec.Bogor Selatan Kota Bogor
1. SD NEGERI Pamoyanan 3
2. SMP NEGERI 9 BOGOR
3. SMA NEGERI 4 BOGOR
4. UNIVERSITAS KESATUAN BOGOR (Akuntansi)Смрт: 17 август 2008, RSU PMI Bogor
1.R.A Tarbiyatul HUDA Sirnagalih - Ranggamekar
2.SD NEGERI RanggamekarСмрт: 16 септембар 2023, Bogor, meninggal di RS. Ummi pukul 19.00 WIB
RADEN DAMON YUSUF MARTADIREDJA DIPONEGORO alias Damon, lahir di Bogor pada ...................19.. putra ke 1 dari 4 bersaudara dari pasangan orang tua RADEN HAJI ADANG YUSUF MARTADIREDJA (Generasi ke 8 dari Sultan HB-III) dengan NYI RADEN MUNDIYAH (Generasi 8 dari HB-III) menikah pada ................ 19.. dengan ......................... dikaruniai 5 orang putra-putri : 1. Rd. M.Yasin Vahreza Yusuf Martadiredja ( Reza Wahyu Martadiredja ) 2. Rd. M.Yasin Vahrezi Yusuf Martadiredja ( Rezi Wahyu Martadiredja ) 3. Rd. Nur Illahi Vahriva Mudaim ( Riva Wahyu Martadiredja ) 4. Rd. Nur Husna Dewinda Fatmah ( Winda Fatmah Martadiredja ) 5. Rd. Nazwa Mustika Negara ( Ica Wahyu Martadiredja )
SILSILAH KELUARGA (Dari Pancer Bapak)
#0. Prabu Siliwangi / Sribaduga Maharadja Ratu Hadji, RAJA PAJAJARAN KE I (1482-1521M) #1. Mundingsari Ageung /Mundingsari II (putra no. 6) #2. Mundingsari Leutik / Mundingsari III #3. Prabu Siliwangi III / Prabu Pucuk Umum <menikah dgn> Ratu Dewi Sunyalarang (Ratu Talagamanggung, 1500 M #4. Sunan Parung Gangsa #5. Rd. Aria Kikis / Sunan Wanaperih #6. Rd. Aria Goparana / Sunan Ciburang #7. Dalem Aria Wangsa Goparana / Sunan Sgalaherang #8. Dalem Tumenggung Yudanagara #9. Rd. Aria Tjakrayudha #10. Rd. Aria Tjakradiprana #11. Rd. Aria Yudasena #12. Rd. Rangga Bradjadinata I #13. Ngabey Madamadia #14. Rd. Martadiredja #15. Rd.H.M.Husen / Miarsadiredja #16. Rd. Usmid Adimiarsa (Mbah Papak) #17. Rd. Su'ebMartadiredja (Ama Camat) #18. Rd. Wahyu Martadiredja #19. Rd. H. Adang Yusuf Martadiredja #20. Rd. Damon Yusuf Martadiredja
SILSILAH KELUARGA (Dari Pancer Bapak)
#0. KANJENG SULTAN HAMENGKU BUWANA KAPING III ING NGAYOGYAKARTA #1. BPH. Diponegoro #2. RM. Djonet Dipomenggolo #3. RM. Harjo Dipomenggolo #4. RAy. Hj. Gondomirah #5. Nyi Rd. Hj. Rajamirah #6. Nyi Rd. Hj. Siti Rahmat #7. Nyi Rd. Tuti Guritna #8. Rd. H. Adang Yusuf Martadiredja #9. Rd. Damon Yusuf Martadiredja - Belum Ada Kekancingan -
SILSILAH KELUARGA (Dari Pancer Ibu) #0. KANJENG SULTAN HAMENGKU BUWANA KAPING III ING NGAYOGYAKARTA #1. BPH. Diponegoro #2. RM. Djonet Dipomenggolo #3. RM. Harjo Dipomenggolo #4. RAy. Hj. Gondomirah #5. Nyi Rd. Hj. Rajamirah #6. Rd. Tatang Muchtar #7. Nyi Rd. Siti Aminah #8. Nyi Rd. Siti Mundiyah #9. Rd. Damon Yusuf Martadiredja - Belum Ada Kekancingan -
PENDIDIKAN
- - - -
PEKERJAAN
- - -== PROFESI ==
RADEN GUNAWAN YUSUF MARTADIREDJA DIPONEGORO alias Wawan, lahir di Bogor pada ...................19.. putra ke 2 dari 4 bersaudara dari pasangan orang tua RADEN HAJI ADANG YUSUF MARTADIREDJA (Generasi ke 8 dari Sultan HB-III)dengan NYI RADEN MUNDIYAH (Generasi 8 dari HB-III) menikah pada ................ 19.. dengan NY. HANIFA dikaruniai 2 orang putra-putri : 1. Rd. Rahmania Purwagunifa 2. Rd. Fathan Adi Gunawan
SILSILAH KELUARGA (Dari Pancer Bapak)
#0. Prabu Siliwangi / Sribaduga Maharadja Ratu Hadji, RAJA PAJAJARAN KE I (1482-1521M) #1. Mundingsari Ageung / Mundingsari II (putra no. 6) #2. Mundingsari Leutik / Mundingsari III #3. Prabu Siliwangi III / Prabu Pucuk Umum <menikah dgn> Ratu Dewi Sunyalarang (Ratu Talagamanggung, 1500 M) #4. Sunan Parung Gangsa #5. Rd. Aria Kikis / Sunan Wanaperih #6. Rd. Aria Goparana / Sunan Ciburang #7. Dalem Aria Wangsa Goparana / Sunan Sgalaherang #8. Dalem Tumenggung Yudanagara #9. Rd. Aria Tjakrayudha #10. Rd. Aria Tjakradiprana #11. Rd. Aria Yudasena #12. Rd. Rangga Bradjadinata I #13. Ngabey Madamadia #14. Rd. Martadiredja #15. Rd.H.M.Husen / Miarsadiredja #16. Rd. Usmid Adimiarsa (Mbah Papak) #17. Rd. Su'eb Martadiredja (Ama Camat) #18. Rd. Wahyu Martadiredja #19. Rd. H. Adang Yusuf Martadiredja #20. Rd. Gunawan Yusuf Martadiredja
SILSILAH KELUARGA (Dari Pancer Ibu)
#0. Pangeran Santri/Kusumadinata I (Raja Sumedang Larang Ke 9 (1530-1578) #1. Pangeran Geusan Ulun Raja Sumedang Larang Ke 10 (1578-1610) #2. Pangeran Rangga Gede, Bupati Sumedang Ke 2 #3. Dalem Rangga Gempol II, Bupati Sumedang Ke 3 #4. Pangeran Rangga Gempol III, Bupati Sumedang Ke 4 #5. Dalem Adipati Tanoebadja, Bupati Sumedang Ke 5 #6. Pangeran Rangga Gempol IV, Bupati Sumedang Ke 6.........>(adik bungsunya NRA. Rajanagara menikah dgn Kd. Rangga Wangsadita I) #7. Dalem Istri Rajaningrat, Bupati Sumedang Ke 7...........>(menikah dengan> Kd. Adipati Soerianagara Putra Kd. Rangga Wangsadita I) #8. Dalem R.T.A. Surialaga I, Bupati Sumedang Ke 10 #9. Dalem R.T.A. Surialaga II, Bupati Bogor, Karawang, Sukapura, Sumedang Ke 17 #10. R.T. Rangga Tjandramanggala, Bupati Bogor #11. R.T.A. Soeriamanggala, Bupati Bogor (?), menikah dengan Cicit Pangeran Diponegoro RAy. Gondomirah #12. Nyi Rd. Hj. Rajamirah #13. Rd. Tatang Muchtar #14. Nyi Rd. Siti Aminah #15. Nyi Rd. Mundiyah #16. Rd. Gunawan Yusuf Martadiredja
SILSILAH KELUARGA (Dari Pancer Bapak) #0. KANJENG SULTAN HAMENGKU BUWANA KAPING III ING NGAYOGYAKARTA #1. BPH. Diponegoro #2. RM. Djonet Dipomenggolo #3. RM. Harjo Dipomenggolo #4. RAy. Hj. Gondomirah menikah dengan RTA. Soeriamanggala/RTA. Soeriadimanggala #5. Nyi Rd. Hj. Rajamirah #6. Nyi Rd. Hj. Siti Rahmat #7. Nyi Rd. Tuti Guritna #8. Rd. H. Adang Yusuf Martadiredja #9. Rd. Gunawan Yusuf Martadiredja - Belum Ada Kekancingan -
SILSILAH KELUARGA (Dari Pancer Ibu) #0. KANJENG SULTAN HAMENGKU BUWANA KAPING III ING NGAYOGYAKARTA #1. BPH. Diponegoro #2. RM. Djonet Dipomenggolo #3. RM. Harjo Dipomenggolo #4. RAy. Hj. Gondomirah menikah dengan RTA. Soeriamanggala/RTA. Soeriadimanggala #5. Nyi Rd. Hj. Rajamirah #6. Nyi Rd. Hj. Siti Rahmat #6. Rd. Tatang Muchtar #7. Nyi Rd. Siti Aminah #8. Nyi Rd. Siti Mundiyah #9. Rd. Gunawan Yusuf Martadiredja - Belum Ada Kekancingan -
PENDIDIKAN
- - - -
PEKERJAAN
- - -== PROFESI ==
Rd. RULLY RAMDHANI KUSUMAH alias Rully, lahir di Bogor pada ...................19.. putra ke 2 dari 3 bersaudara dari pasangan orang Ayah RADEN SYARIF KUSNADI JAMAL MARTADIREDJA (Generasi ke 8 dari Sultan HB-III)dengan Ibu TITING SARYATI (SUTAN SATI) menikah dengan NYI RADEN SRI RAHAYU dikaruniai 1 orang putri : 1. Rd. Sekar Rahayu KusumahSILSILAH KELUARGA (Dari Pancer Bapak) #0. KANJENG SULTAN HAMENGKU BUWANA KAPING III ING NGAYOGYAKARTA #1. BPH. Diponegoro #2. RM. Djonet Dipomenggolo #3. RM. Harjo Dipomenggolo #4. RAy. Hj. Gondomirah #5. Nyi Rd. Hj. Rajamirah #6. Nyi Rd. Hj. Siti Rahmat #7. Nyi Rd. Tuti Guritna #8. Rd. H. Syarif Kusnadi Jamal Martadiredja #9. Rd. Rully Ramdhani Kusumah - Belum Ada Kekancingan -
PENDIDIKAN
- - - -
PEKERJAAN
- - -== PROFESI ==
RADEN KUSNADI WISNU YOGASUWARA alias Wisnu, lahir di Bogor pada ...................19.. putra ke 3 dari 3 bersaudara dari pasangan orang Ayah RADEN SYARIF KUSNADI JAMAL MARTADIREDJA (Generasi ke 8 dari Sultan HB-III)dengan Ibu TITING SARYATI (SUTAN SATI).SILSILAH KELUARGA (Dari Pancer Bapak) #0. KANJENG SULTAN HAMENGKU BUWANA KAPING III ING NGAYOGYAKARTA #1. BPH. Diponegoro #2. RM. Djonet Dipomenggolo #3. RM. Harjo Dipomenggolo #4. RAy. Hj. Gondomirah #5. Nyi Rd. Hj. Rajamirah #6. Nyi Rd. Hj. Siti Rahmat #7. Nyi Rd. Tuti Guritna #8. Rd. H. Syarif Kusnadi Jamal Martadiredja #9. Rd. Kusnadi Wisnu Yogasuwara - Belum Ada Kekancingan -
PENDIDIKAN
- - - -
PEKERJAAN
- - -== PROFESI ==
3.1.1. ASTUTI3.1.2. RIZKI
3.2.1. IKA 3.2.2. ALDI 3.2.3. FIA3.2.4. LINDA
3.3.1. YUDI 3.3.2. RIRIN3.3.3. LILI
3.4.1. EKAL3.4.2. ZIRUL
8
Raden Mas Sudrajat Jayakusumah, lahir di Bogor pada tahun 1948 putra ke 11 dari pasangan orang tua RADEN MAS JAYAKUSUMAH (grade 7 dari HB-III) dengan RADEN AJENG NENENG SUTARI (Keturunan Kerajaan Pajajaran Islam, Bogor). Menikah dengan TUTI YULIANTI, putri dari PAPIH MEYER (mantan Pejabat Dep Keuangan keturunan Belanda)+ MAMIH ... dikaruniayi 4 orang anak : 1. RA. Rina Oktaviani 2. RA. Debi Aprianti 3. R. Arie (meninggal usia balita) 4. R. Hari Sephandri Raden Mas Sudrajat Jayakusumah dikenal sebagai pribadi yang baik dan jujur, penuh toleransi serta setia kawan baik di lingkungan keluarga maupun dengan teman sejawat dan seprofesi. Sifatnya sedikit temperamental dan mudah tersinggung, hal ini disebabkan memiliki jiwa seni yang tinggi. Meninggal di Rumah Sakit Bayuasih Purwakarta karena Strouk dan dimakamkan di Komplek Pemakaman Keluarga Muara Bogor pada tahun 2011.
PENDIDIKAN
SD - ST - STM
PEKERJAAN
Tahun 1981 - 1991, PT. Perusahaan Jawatan Pegadaian Pusat (Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat)
PROFESI
Adalah pionir group band pertama dari kota Bogor yang pernah menembus belantika musik Tanah Air dengan hits lagunya yang berjudul LING LING (tahun 1974)dengan goup Band THE PHOENIX dibawah asuhan ASHARI (pamannya Jenderal RYAMIZAR RYAKUDU). Setelah menyelesaikan kontraknya sebanyak 7 Album, pada tahun 1976 membentuk band dengan nama : THE AMARIS (atas prakarsa Jenderal AMAR), menghasilkan 2 album. Kemudian dalam rangka toleransi kepada kawan-kawanya sesama kota Bogor dia membentuk dan mengajak group band dari Bogor tersebut untuk rekaman di Jakarta bersama THE DOMINO'S group, menghasilkan 2 album terjual sampai ke Hongkong dan Suriname.
Selama karier musiknya sudah bergabung dengan beberapa group band antara lain : - Band Keluarga (bersama dengan kakaknya : RM. Ridwan Jayakusumah, RM. Dody Suyatna Jayakusumah, RM. Mulyadi Jayakusumah) - Band The Phoenix - Band The Amaris (bersama kakaknya RM. Dody Suyatna Jayakusumah, dkk) - Band The Domino's (bersama kakaknya RM. Dody Suyatna Jayakusumah, dkk) - Band The Barbor's (bersama dengan kakak & keponakannya : RM. Dody Suyatna Jayakusumah & R. Endang Suhendar (Idang) - Band Pegadaian (bersama dengan keponakannya : R. Endang Suhendar (Idang) - Band The Anies Clan (bersama dengan keponakannya : R. Endang Suhendar (Idang) - Band Djakarta L'Loyd (bersama dengan keponakannya : R. Endang Suhendar (Idang) - Band Krakatau Steel (bersama dengan keponakannya : R. Endang Suhendar (Idang).
RADEN UKE SUKMAWATI DIPONEGORO alias UKE, lahir di Bogor pada ........................... putri ke 1 dari 8 bersaudara dari pasangan orang tua R.H. ABD. KARIM dengan RADEN Hj.SITI MARYAM (grade 6 dari HB-III) menikah pada............................dengan ..............................putra .........................dengan ..................................., dikaruniai ...orang anak :
SILSILAH KELUARGA (Dari Pancer Ibu) #0. KANJENG SULTAN HAMENGKU BUWANA KAPING III ING NGAYOGYAKARTA #1. BPH. Dipanegara #2. RM. Djonet Dipamenggala #3. RM. Ngabehi Dipamenggala #4. RM. KH. Usman Bakhsan Dipamenggala #5. R.H.M. Rana Manggala #6. R.Hj. Siti Maryam #7. R. Uke Sukmawati Diponegoro
PENDIDIKAN
- SD - SMP - SMA - Perguruan Tinggi