Pallisubaya Sultan Ahmad Nazaruddin Petta MatinroE ri Gowa Datu Luwu Pajung ri Luwu - Индекс потомака

Из пројекта Родовид

Особа:1568823
Generation of a large tree takes a lot of resources of our web server. Anonymous users can only see 7 generations of ancestors and 7 - of descendants on the full tree to decrease server loading by search engines. If you wish to see a full tree without registration, add text ?showfulltree=yes directly to the end of URL of this page. Please, don't use direct link to a full tree anywhere else.
11/1 <?+?> Pallisubaya Sultan Ahmad Nazaruddin Petta MatinroE ri Gowa Datu Luwu Pajung ri Luwu [Sultan Ahmad Nazaruddin Petta MatinroE ri Gowa Datu Luwu Pajung ri Luwu]
Gelar : Pallisubaya Sultan Ahmad Nazaruddin Petta MatinroE ri Gowa Datu Luwu Pajung ri Luwu


Pallisubaya merupakan anak pertama Patiapasaung yang menggantikannya sebagai raja. Ia menikah dengan Opu Daeng Masalle dan dianugerahi dua orang anak yaitu Settiaraja dan Opu Pawelai Luminda. Pada masa pemerintahannya Gowa masih di bawah pemerintahan Sultan Alauddin yang masih kakeknya sendri. Waktunya lebih banyak dihabiskan di Gowa membantu penetaan dan perluasan kerajaan kakeknya. Bantuan yang diberikan berupa kayu ramuan diangkut dari Ussu, Cerekang, Pao, Lelewau, Kolaka dan Palopo. Karena kegiatan Raja Luwu sering di Gowa, ia pun wafat di Somba Opu.

2

21/2 <1+?> Satiaraja Sultan Ahmad Muhyiddin MatinroE ri Tompo' Tika' Datu Luwu Pajung ri Luwu Ke-18 & 20 [Sultan Ahmad Muhyiddin MatinroE ri Tompo' Tika' Datu Luwu Pajung ri Luwu Ke-18 & 20]
Gelar : Satiaraja Sultan Ahmad Muhyiddin MatinroE ri Tompo' Tika' Datu Luwu Pajung ri Luwu Ke-18 & 20


Settiaraja adalah seorang panglima perang yang banyak memiliki ilmu-ilmu perang. Sejak memerintah menjadi Datu Luwu, ia pun mengikuti kebiasaa ayahnya yang lebih banyak menghasbiskan waktunya di Gowa. Karena kurangnya waktu di Luwu, maka musuh-musuhnya di Ware berpeluang untuk melakukan kudeta kerajaan. Settiaraja tidak sadar bahwa sepupunya yakni Petta matinroE ri Polka berambisi untuk menjadi Datu Luwu. Sebulan meninggalkan Luwu, Settiaraja dihianati oleh sepupunya. Ia dan semua pejabat kerajaan meninggalkan istana dan pergi Gowa.

Semasa pemerintahannya ia meneruskankan pembangunan kota Palopo, mesjid raya dan membangun makam Lokkoe yang berbentuk piramid untuk makam raja-raja Luwu dipiggir kota Palopo

3

31/3 <2+?> We Tenri Ummung Datu Larompong [Datu Larompong]
42/3 <2+?> La Onrong To Palaguna Datu Luwu Pajung Luwu [To Palaguna Datu Luwu Pajung Luwu]
Gelar : La Onrong To Palaguna Petta Matinroé ri Langkanaé Datu Luwu Pajung Luwu La Onrong To Palaguna yang tidak lain adalah putra sulung Raja Settiaraja menjadi raja, pada saat ia naik tahta usianya sudah tua. Ia menikah dengan Datu Tanete, mereka mempunyai seorang putri bernama Batari Tungke. Pada masa pemerintahannya luwu kembali makmur dan dihormati. Hal ini menyebabkan banyak bangsawan Bone, Wajo dan Soppeng datang ke Luwu untuk berdagang.

4

51/4 <3+?> La Temmasonge To Appaweling Arung Baringeng [To Appaweling Arung Baringeng]
62/4 <3+?> Fatimanaware Datu Larompong Arung Timurung [-]
73/4 <3+?> La Salle Opu Daeng Panai [Opu Daeng Panai]
84/4 <4+?> Bataritungke Datu Luwu Pajung Luwu [Datu Luwu Pajung Luwu]
Gelar : Bataritungke Datu Luwu Pajung Luwu Batari tungke Baginda bersuamikan Patta MatinroE ri Suppa. Dari hasil perkawinannya lahir dua orang anaknya yaitu We Tenrilelang dan La Tenrioddang. Beliau gugur dalam pertempuran antara Bone dan Wajo, ketika itu Wajo tampil melawan Belanda yang dibantu oleh Bone, Luwu membantu Bone dalam peperangan itu. We Tenrileleang diangkat menjadi Arung panca. Suatu daerah dekat Tanete Barru, maka darah keturunan Luwu telah sampai ke kerajaan tepi barat selat Makassar, yakni di Suppa sampai Tanete
95/4 <3+?> Bataritoja Daeng Talaga Matinroe Ri Tippulunna Mangkau Bone [Daeng Talaga Matinroe Ri Tippulunna Mangkau Bone]
Gelar : Batari Toja Daeng Talaga Matinroe Ri Tippulunna Mangkau Bone


Batari Toja Daeng Talaga menggantikan ayahnya La Patau Matanna Tikka menjadi Mangkau’; di Bone, karena dialah yang dipesankan oleh ayahnya sebelum meninggal dunia. Disamping sebagai Arumpone, Batari Toja juga sebagai Datu Luwu dan Datu Soppeng. Sebelumnya Batari Toja diangkat sebagai Arung Timurung, nanti setelah diangkat menjadi Arumpone, barulah Timurung diserahkan kepada adiknya yang bernama We Patimana Ware. We Patimana Ware inilah disamping sebagai Arung Timurung, juga sebagai Datu Citta.

Batari Toja dianbgkat menjadi Mangkau’ di Bone pada tanggal 17 Oktober 1704 M. dan diberi gelar Sultanah Zaenab Zakiyatuddin. Batari Toja kawin dengan Sultan Sumbawa yang bernama Mas Madinah. Tetapi perkawinan itu tidak berlangsung lama akhirnya bercerai sebelum melahirkan anak.

Perkawinan ini memang hanya memenuhi pesan La Tenri Tatta Petta To RisompaE semasa hidupnya yang menghendaki Batari Toja dikawinkan dengan Sultan Sumbawa Mas Madinah.Batari Toja resmi diceraikan oleh Mas Madinah pada tanggal 27 Mei 1708 M.

Sultan Sumbawa kemudian kawin di Sidenreng dengan perempuan yang bernama I Rakiyah Karaeng Agangjenne. Perkawinannya itu membuat Batari Toja marah, I Rakiyah dikeluarkan sebagai Karaeng Agangjenne, sehingga pergi ke Sumbawa bersama suaminya. Perkawinan I Rakiyah dengan Sultan Sumbawa Mas Madinah melahirkan seorang anak perempuan yang bernama I Sugiratu. Karaeng Agangjenne adalah anak mattola (pewaris) dari La Malewai Arung Berru. I Rakiyah Karaeng Agangjenne adalah anak dari La Malewai Arung Berru Addatuang Sidenreng dengan isterinya yang bernama I Sabaro anak Karaeng Karunrung Tu Mammenanga ri Ujungtana.

Batari Toja Daeng Talaga lahir pada tahun 1668 M. kemudian diangkat menjadi Mangkau’ di Bone pada tanggal 19 September 1714 M. Karena pada saat itu banyak upaya-upaya dari orang lain untuk menghalanginya, maka Batari Toja menyerahkan kepada saudaranya yang berada di Gowa. Batari Toja minta perlindungan kepada saudaranya yaitu La Pareppai To Sappewali SombaE ri Gowa . Sementara akkarungengE ri Bone diserahkan kepada saudaranya yang bernama La Padassajati To Appamole Arung Palakka.

La Padassajati disetujui oleh Adat bersama Arung PituE untuk menjadi Arumpone menggantikan saudaranya Batari Toja Daeng Talaga.
106/4 <4+?> La Kaseng To Sibengareng Pajung Luwu [To Sibengareng Pajung Luwu]
Gelar : La Kaseng To Sibengareng Pajung Luwu

5

111/5 <5+?> We Seno To Sappaile Datu Citta [To Sappaile Datu Citta]
122/5 <6+?> I Pawoi Opu Daeng Matajang [Opu Daeng Matajang]
133/5 <7+?> Opu Daeng Talala - [-]
144/5 <5+?> We Hamidah Daeng Matammeng Arung Lapanning Karaeng Takalara [-]
155/5 <6> Opu Boe - [-]
166/5 <6+?> We Amira - [-]
177/5 <6+?> We Manneng Daeng Masiang [Daeng Masiang]
188/5 <10+?> La Pattiware (Tenri Peppang) Daeng Paliweng Datu Luwu Pajung Luwu Pajung Luwu Ke-27 [Daeng Paliweng Datu Luwu Pajung Luwu Pajung Luwu Ke-27]
Gelar : La Patiware / La Tenripeppang Daéng Paliq, Petta Matinroé ri Sabbangparu Pajung Luwu
199/5 <5+?> La Balloso To Akkaottong Maddanreng Bone [To Akkaottong Maddanreng Bone]
2010/5 <8+?> We Tenrileleang Datu Tanete Datu Luwu Pajung Luwu [Datu Tanete Datu Luwu Pajung Luwu]
Gelar : We Tenrileleang Datu Tanete Datu Luwu Pajung Luwu

We Tenrileleang, ia merupakan putri Batari Tungke. Beliau dua kali bersuami yang pertama bernama Lamapasali Datuk Patojo dan mempunyai dua orang anak We Tenriabeng Datu ri Wawo dan La Pancaji Datu Soppeng Petta matinroe ri Sapirie. Karena derajat suaminya tidak sepadan dengan beliau/derajat istrinya lebih tinggi jika dibandikan dengan suaminya, maka saudara We Tenrileleang, yakni Latenrioddang membunuhnya. Baginda pun menikah lagi dengan sepupunya yang memiliki derajat yang sama yaitu La Mallarangeng Petta Matinroe ri Sapirie. Dari pernikahan keduanya, lahir beberapa orang anak yaitu, We Panagngarang daTu Mario ri Wawo, Wetenriawakkang Datu Ribakke, La Samalangi Datu Leworeng, La Maggalatung Datu Lumpulle dan La Tenrisessung Cenning ri Luwu, dia kemudian diangkat sebagai Arung Panca Datu Marioriawa dan yang terakhir La Maddusila, dia diangkat menjadi Arung Tanete. Peristiwa pembunuhan suami We Tenrileleang mengakibatkan kekacauan politik didalam istana, kaun adat sempat berkumpul, berlanjut dengan ketidak percayaan ke pada We Tenrilelang, akhirnya Hadat Dua Belas mengangkat Lakaseng menjadi Datu Luwu. ia merupakan saudara sebapak dengan We Tenrileleang. Lakaseng menikah dengan dengan We Sauda Datu Pacciro dan memiliki anak Lateripeppang. Selama lima tahun pemerintahannya Luwu dalam keadaan tenang. Sadar akan dirinya sewaktu-watu akan diganti maka, maka anaknya (Opu Cenning) dititipkan pada Raja Luwu. Opu Cenning kemudian diterima dengan senang hati, sebab ia adalah keponakan We Tenrileleang. Setelah keadaaan pulih kembali, We Tenrileleang kembali menjadi Raja Luwu. Karena We Tenrileleang tidak mempersiapkan anaknya untuk menjadi Raja Luwu maka digantikan oleh kemanakannya sendiri yaitu La Tenripeppang, ia menjadi Datu Luwu. Ia menikah dengan putri Sangalla Puang Sairi’na. Dan ia juga menikah dengan puteri wajo. Namun perkawinan yang dilakukan keduanya merupakan bagian dari strategi politik, agar kedua negeri tersebut tetap menjalin persahabatan dengan Luwu. Kekuasaan Datu La Tenripepang sangat dihormati oleh negeri tetangga, Kerajaan Luwu bertambah kuat mulai dari Toraja hingga Poso. Wilayah poso, kediaman Suku Pamona tetap patuh yang secara tradisi atau turun temurun tunduk kepada Wotu yang dikepalai oleh Macoa Bawa Lipu. Meskipun anaknya cukup banyak tetapi

yang diberi status adat selaku Ana’Mattola hanya We Tenrirawu, puteritersebut dengan sendirinya diangkat menjadi Opu cenning di Luwu.
2111/5 <10+?> La Tenri Peppang Daeng Paliweng Petta Matinroe Ri Sabbamparu Pajung Luwu [Daeng Paliweng Petta Matinroe Ri Sabbamparu Pajung Luwu]
Gelar : La Tenri Peppang Daeng Paliweng Petta Matinroe Ri Sabbamparu Pajung Luwu

6

221/6 <20+?> La Maggalatung Datu Lompulle [Datu Lompulle]
232/6 <11+24!> Besse Danga Datu Enrekeng [Datu Enrekeng]
243/6 <20+?> La Maddusila Karaeng Tanete [Karaeng Tanete]
254/6 <11+24!> Muhammad Tahir Datu Enrekeng [Datu Enrekeng]
265/6 <12+?> We Kebo ( I Kambo) Opu Daeng Nipati [Opu Daeng Nipati]
276/6 <13+?> La Konta Opu Daeng Mamangung Opu Mare-Mare Opu Bonea Opu Silajara [Opu Daeng Mamangung]
287/6 <14+?> We Banrigau Daeng Maroa [?]
298/6 <14+?> La Tenri Tappu To Appaliweng Daeng Palallo Mangkau Bone [To Appaliweng Daeng Palallo Mangkau Bone]
309/6 <14+?> We Oja - [-]
3110/6 <14+?> We Allu Arung Pala [Arung Pala]
3211/6 <17+18!> We Tenri Awaru Datu Luwu Pajung Luwu Ke-28 Datu Soppeng Ke-29 [Datu Luwu Pajung Luwu Ke-28 Datu Soppeng Ke-29]
3312/6 <20+?> La Mappajanci To Palippu Datu Soppeng [Datu Soppeng]
3413/6 <19+?> La Maddinra Bettie Arung Rappang [Bettie Arung Rappang]
3514/6 <19+?> La Cua Arung Lempang [Arung Lempang]
3615/6 <19> La Sibengareng Maddanreng Bone [Maddanreng Bone]
3716/6 <19> La Balo - [-]
3817/6 <19> We Daraima = [=]
3918/6 <19> La Sau Arung Kalibong [Arung Kalibong]
4019/6 <20+?> La Samalangi Datu Leworeng [Datu Leworeng]
4120/6 <20+?> La Tenrisessu Arung Pacana Datu Marioriawa [Arung Pacana Datu Marioriawa]
4221/6 <20+?> We Panangareng Datu Marioriwawo [Datu Marioriwawo]
4322/6 <20+?> We Tenriabang Datu Patojo Datu Watu [Datu Patojo Datu Watu]

7

441/7 <43> I Tenridio Arunge Ilamming [Arunge Ilamming]
452/7 <22+?> I Dulu Datu Marioriawa [Datu Marioriawa]
463/7 <24+?> Baso Toala Karaeng Tanete [-]
474/7 <23+48!> La Patau Petta Jangko Datu Leworeng [Datu Leworeng]
485/7 <40+?> La Tenri Dolong Datu Leworeng [Datu Leworeng]
496/7 <25+?> Andi Mapejanci Datu Marioriawa Datu Soppeng [Datu Soppeng]
507/7 <26+?> We Singara Daeng Matana [Daeng Matana]
518/7 <27+?> La Halang Opu Daeng Rimonsong Opu Lolo Mare-Mare, Opu Silajara [Opu Lolo Mare-Mare, Opu Silajara]
529/7 <27> Daeng Te'ne [?]
5310/7 <28+51!> Jangkiong Opu Daeng Mabbunga Opu Silajara [Opu Daeng Mabbunga Opu Silajara]
5411/7 <29+?> La Tenrisukki Arung Kajuara [Arung Kajuara]
5512/7 <32+56!> La Pammadenglette Datu Watu [Datu Watu]
5613/7 <33+?> La Mappoleonro Datu Soppeng [Datu Soppeng]
5714/7 <32+56!> I Pacaitana Arung Akampeng [Arung Akampeng]
5815/7 <34+?> We Tenritana (Madditana) Arung Rappang [Arung Rappang]
5916/7 <41+60!> We Panangareng Datu Lamuru [Datu Lamuru]
6017/7 <27> I Pada Punna Bolae Ri Silaja [Punna Bolae Ri Silaja]
6118/7 <42+?> La Mappaware Datu Lamuru [Datu Lamuru]
6219/7 <29+?> La Sumangerukka To Patarai [To Patarai]
6320/7 <32+56!> La Tenrioddang Pajung Luwu [Pajung Luwu]
6421/7 <32+56!> We Adiluwu Pajung Luwu [Pajung Luwu]

8

651/8 <44+?> La Pagemusu Petta Ponggawae Petta Pabbicara Attangsalo Marioriawa [Petta Pabbicara Attangsalo Marioriawa]
662/8 <45+68!> La Koro Datu Marioriawa [Datu Marioriawa]
673/8 <45+68!> I Bau Datu Tempe [Datu Tempe]
684/8 <59> La Makarakalangi Datu Marioriawa [Datu Marioriawa]
695/8 <47+?> La Nyala - [-]
706/8 <47+?> I Kawa Datu Leworeng [Datu Leworeng]
717/8 <50+?> I Pada Opu Daeng Malele [Opu Daeng Malele]
728/8 <50+?> La Wewang To Palinrungi [To Palinrungi]
739/8 <50+?> La Mangile Opu Daeng Patangka Opu Patunru Luwu [Opu Daeng Patangka Opu Patunru Luwu]
7410/8 <50+?> La Oddampero Datu Luwu Pajung Luwu [Datu Luwu Pajung Luwu]
7511/8 <50+?> La Sessungriu Opu To Waewangi Palempe Walenreng [Opu To Waewangi Palempe Walenreng]
7612/8 <50+?> La Waje [?]
7713/8 <53> La Halang Daeng Mattali Opu Mare-Mare Opu Silajara [Opu Mare-Mare Opu Silajara]
7814/8 <52+?> Serang Daeng Makkulung [Daeng Makkulung]
7915/8 <52+?> Sida' Daeng Mattola Opu Onto [Daeng Mattola Opu Onto]
8016/8 <51> Daeng Tapanna Opu Pongga Gantarang [Opu Pongga Gantarang]
8117/8 <54+?> I Pacaitana Besse Kajuara Datu Suppa Mngkau Bone [Datu Suppa Mngkau Bone]
8218/8 <57+?> La Patongai Datu Pattiro [Datu Pattiro]
8319/8 <55+?> La Talaempeng Arung Singkang Datu Soppeng [Arung Singkang Datu Soppeng]
8420/8 <46+?> Arunge Lasinilele - [-]
8521/8 <59+61!> We Yasia Datu Lamuru [Datu Lamuru]
8622/8 <62+?> La Singkerurukka Arung Palakka Mangkau Bone [Arung Palakka Mangkau Bone]
Gelar : Singkeru’ Rukka Arung Palakka Mangkau Bone

Singkeru’ Rukka Arung Palakka adalah anak We Baego Arung Macege dengan suaminya yang bernama Sumange’ Rukka To Patarai Arung Berru. Cucu dari La Mappasessu To Appatunru Arumpone MatinroE ri Laleng Bata. Sebelum diangkat menjadi Arumpone, Singkeru’ Rukka Arung Palakka pernah juga menjadi Arung Bulobulo. Dia diangkat menjadi Mangkau’ di Bone hanya semata-mata keinginan Kompeni Belanda dan bukan atas kesepakatan Hadat Tujuh Bone. Dia diserahkan akkarungeng di Bone oleh Kompeni Belanda, karena dialah yang selalu menemani Kompeni Belanda untuk menyerang MatinroE ri Majennang Suppa. Pada tanggal 13 Februari 1860 M. kontrak perjanjiannya dengan Kompeni Belanda selesai, sebab memang Akkarungeng ri Bone hanyalah diberi untuk sementara, karena Singkeru’ Rukka terlalu menginginkannya. Namun dalam khutbah Jumat namanya tetap disebut sebagai Sultan Ahmad.Dalam tahun 1871 M. Singkeru’ Rukka meninggal dunia di Topaccing dan dinamakanlah MatinroE ri Topaccing. Arumpone Singkeru’ Rukka kawin dengan sepupu datu kali ibunya yang bernama Sitti Saira Arung Lompu saudara perempuan MatinroE ri Ajang Benteng. Anak La Mappawewang Arung Lompu Anre Guru Anakarung ri Bone dengan isterinya We Tabacina Karaeng Kanjenne. Dari perkawinannya itu, lahirlah We Patima Banri Arung Timurung. Inilah yang kawin dengan sepupu satu kalinya yang bernama I Magguliga Andi Bangkung Karaeng Popo. Anak We Pada Arung Berru dengan KaraengE ri Gowa Tu Mammenanga ri Kalabbiranna. We Patima Banri Arung Timurung dengan I Magguliga Andi Bangkung melahirkan seorang anak perempuan bernama We Sutera Arung Apala. Selanjutnya Singkeru’ Rukka Arung Palakka kawin lagi dengan I Kalossong Karaeng Langelo. Dari perkawinannya itu lahirlah La Pawawoi Karaeng Sigeri. Kemudian Singkeru’ Rukka kawin lagi dengan I Tatta atau I Jora, lahirlah La Panagga, inilah yang menjadi Pangulu Jowa ri Bone. Kemudian La Panagga kawin dengan Arung Patingai, lahirlah E Suka Arung Data. E Suka Arung Data kawin dengan La Mallarangeng Daeng Mapata Arung Melle. Anak dari La Makkarodda Anre Guru Anakarung Bone dengan isterinya We Kusuma, anak Toancalo Petta CambangE Arung Amali To Marilaleng Bone. Dari perkawinan itu lahirlah La Mandapi Arung Ponceng. La Mandapi kawin dengan Daeng Tapuji anak dari La Baso Daeng Sitaba Arung Ponceng. Dari perkawinan itu lahirlah La Patarai dan We Nona. Kemudian La Patarai kawin dengan anak Arung Bettempola La Makkaraka dengan isterinya We Laje Petta Ince yang bernama We Tappu. Dari perkawinan La Patarai dengan We Tappu, lahirlah ; pertama bernama We Ratna, kedua La Takdir dan We Megawati. We Nona kawin di Parepare dengan La Dewang anak dari We Rela dengan suaminya yang bernama La Makkawaru. Kemudian La Pananrang Pangulu JowaE kawin lagi dengan We Saripa, lahirlah seorang anak laki-laki yang bernama La Maddussila Daeng Paraga Tomarilaleng Bone, juga sebagai MakkedangE Tana ri Bone. Inilah yang kawin dengan sepupu satu kalinya yang bernama Petta Tungke Besse Bandong anak dari La Pawawoi Karaeng Sigeri dengan isterinya yang bernama Daeng Matenne. Dari perkawinannya itu lahirlah Amirullah.

Arumpone Singkeru’ Rukka menjadi Mangkau’ di Bone dari tahun 1860 sampai tahun 1871. Kemudian digantikan oleh anaknya yang bernama Fatimah Banri. Singkeru’ Rukka meninggal dunia di Topaccing, sehingga dinamakan MatinroE ri Topaccing.
8723/8 <62+?> We Pada Arung Barru [Arung Barru]