1.1.15.6. NM. Mariah - Индекс потомака

Из пројекта Родовид

Особа:1459202
Generation of a large tree takes a lot of resources of our web server. Anonymous users can only see 7 generations of ancestors and 7 - of descendants on the full tree to decrease server loading by search engines. If you wish to see a full tree without registration, add text ?showfulltree=yes directly to the end of URL of this page. Please, don't use direct link to a full tree anywhere else.
11/1 <?+?> 1.1.15.6. NM. Mariah [Sumedang Larang]

2

Bukan Lambang Resmi
Bukan Lambang Resmi
21/2 <1+?> 1. Dalem Aria Anggapraja [Galuh]
Професија : од 1670, Wedana Mataram / Bupati Galuh ke 4
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang Reorganisasi Priangan terulang kembali pada tahun 1645, yaitu ketika Amangkurat I berkuasa di Mataram. Tetapi pada reorganisasi wilayah kali itu, luas wilayah kabupaten Galuh tidak berubah, bahkan ketika diserahkan kepada VOC pun relatif tetap. Mataram menyerahkan Priangan Timur yang terdiri dari kabupaten Limbangan, Sukapura, Galuh, dan Cirebon kepada VOC melalui perjanjian 19-20 Oktober 1677.
Bukan Lambang Resmi
Bukan Lambang Resmi
32/2 <1+?> 2. Rd.ADIPATI Angganaya [Galuh]
Професија : од 1678, Wedana Mataram / Bupati Galuh ke 5
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang


Bupati Galuh yang berkuasa saat itu adalah putra Jayanagara yang bergelar R.A. Angganaya (1678-1693). Angganaya adalah putra kedua Jayanagara, ia diangkat menjadi bupati Galuh karena kakaknya yang bernama R. Anggapraja (nama kecilnya adalah Mas Tumbal) menolak jabatan bupati yang diwariskan ayahnya karena ia tidak mau bekerja sama dengan VOC. Angganaya memiliki empat orang anak dari seorang istri, yaitu R. A. Sutadinata, R. Angganata, R. Ay. Gilang, dan R. Kartadinata.

VOC menetapkan jumlah cacah untuk kabupaten Galuh sebanyak 708 jiwa, Kawasen sebanyak 605 jiwa, sedangkan Bojong Lopang sebanyak 20 jiwa dan 10 desa. Beralihnya kekuasaan dari Mataram kepada VOC telah memberikan keuntungan, yaitu semakin teraturnya sistem pemerintahan kabupaten.[ Selain bupati, ada beberapa kepala daerah di bawahnya yaitu wedana, penghulu, dan kepala cutak. Penghasilan para pejabat pemerintahan kabupaten diatur oleh VOC melalui pembagian tanah jabatan (bengkok) dan wajib kerja (pancen).
43/2 <1+?> 3. NM. Koerawoet [Galuh]
54/2 <1+?> 4. NM. Galuh [Galuh]
65/2 <1+?> 5. Rd. Angganata II [Galuh]
76/2 <1+?> 6. RA. Anggamadja Bupati Imbanagara ke 3 [Galuh]

3

Bukan Lambang Resmi
Bukan Lambang Resmi
81/3 <3> 1. Rd.ADIPATI Sutadinata / Mas Pato [Galuh]
Професија : од 1693, Bupati VOC-1 / Bupati Galuh ke 6
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang

Bupati Galuh berikutnya adalah putra Angganaya yang bergelar R.A. Sutadinata (1693-1706). Nama kecilnya adalah Mas Pato, ia adalah bupati Galuh pertama yang menyerahkan hasil penanaman kepada VOC. Tahun 1695, ia menyerahkan 90 pikul lada yang ditanam di daerah Kawasen (50 pikul) dan Imbanagara (40 pikul). Selain lada, ia juga menyerahkan 80 pikul tarum dan 55 pikul kapas.

Bertepatan dengan masa pemerintahannya, VOC memberlakukan Prianganstesel sebagai sistem ekonomi dan indirect rule sebagai sistem pemerintahan di seluruh daerah kekuasaannya. Sutadinata adalah bupati Galuh pertama yang diakui sebagai bupati VOC. Kabupaten Galuh resmi diserahkan kepada VOC oleh Mataram melalui perjanjian tanggal 5 Oktober 1705 sebagai imbalan atas jasa VOC membantu Pangeran Puger merebut tahta Mataram dari Amangkurat III.
92/3 <3> 2. R. Angganata III [Galuh]
103/3 <3> 3. R. Ay. Gilang [Pajajaran]
114/3 <3> 4. R. Kartadinata [Pajajaran]
125/3 <2> 1. Dlm. R. Soetadiwangsa I [Galuh]

4

Bukan Lambang Resmi
Bukan Lambang Resmi
131/4 <8> 4. Rd.ADIPATI Kusumadinata I / Mas Bani [Galuh]
Професија : од 1707, Bupati Galuh ke 7
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang

Pengganti Sutadinata adalah putranya yang bergelar R.A. Kusumadinata I (1706-1727). Kusumadinata I memiliki nama kecil Mas Bani. Dari pernikahannya dengan dua orang istri, ia memiliki 5 orang anak, yaitu R. Ay. Candranagara, R.A. Kusumadinata II, R. Danukria, R. Danumaya, R.Ay. Sarati.

Untuk mengawasi para bupati di wilayah Priangan Timur, VOC mengangkat Pangeran Aria dari Cirebon sebagai opziener.[ Kabupaten Karawang dan Cianjur tidak diawasi oleh opziener karena kedua kabupaten itu dianggap sebagai bagian dari Batavia. Bupati kedua kabupaten itu berada dalam pengawasan langsung para pejabat VOC. Lihat Otto van Rees, op.cit, hlm. 87. ] Ia mengeluarkan kebijakan yang berkaitan dengan Galuh, yaitu mengangkat patih Cibatu sebagai bupati Kawasen karena dianggap sebagai menak tertua dan pandai. Ia juga melebur kabupaten Utama ke dalam kabupaten Bojong Lopang.
142/4 <8> 1. Rd. Joedanagara [Galuh]
153/4 <8> 2. Rd. Angganagara [Galuh]
164/4 <8> 3. Rd. Kertapradja [Galuh]
175/4 <8> 5. Rd. Wargakoesoemah [Galuh]
186/4 <8> 6. Rd. Anggakoesoemah [Galuh]
197/4 <12> 1. Dlm. R. Tjandrakoesoemah [Galuh]
208/4 <12> 2. R. Dmg. Anggapradja [Galuh]
219/4 <12> 3. Kjiai Soetapria [Galuh]
2210/4 <12> 4. Kjiai R. Abdoel Anggamalan or Anggamalang [Galuh]
2311/4 <12> 5. R. Anggapradja [Galuh]

5

Bukan Lambang Resmi
Bukan Lambang Resmi
241/5 <13+?> 2. Rd.ADIPATI Kusumadinata II / Dlm Kasep [Galuh]
Титуле : од 1727, Bupati Galuh ke 8
Pengganti Kusumadinata I adalah putranya yang bergelar R.A. Kusumadinata II (1727-1751).Kusumadinata II memiliki nama kecil Mas Baswa, ia juga mendapatkan sebutan Dalem Kasep yang artinya bupati tampan. Ia menjabat bupati dalam waktu yang singkat karena meninggal dalam usia muda. Ia belum berkeluarga, sehingga jabatan bupati diwariskan kepada keponakannya yang kelak bergelar R.A. Kusumadinata III. VOC tidak mengangkat salah satu adik Kusumadinata II, yaitu Danumaya dan Danukriya karena mereka berlainan ibu, oleh karena itu VOC memutuskan untuk mencalonkan putra kakak perempuan Kusumadinta II.
Bukan Lambang Resmi
Bukan Lambang Resmi
252/5 <19+?> Dalem Jagabaya [Galuh]
Свадба: <26!> 1. R. Ay. Tjandranagara [Galuh]
Титуле : од 1732, Bupati Galuh ke 9 (Patih Imbanagara sebagai wali Mas Garuda/Rd.Ad. KUSUMADINATA III)
263/5 <13+?> 1. R. Ay. Tjandranagara [Galuh] 274/5 <13> 3. R. Danukria [Galuh]
285/5 <13> 4. R. Danumaya [Galuh]
296/5 <13> 5. R.Ay. Sarati [Galuh]

6

Bukan Lambang Resmi
Bukan Lambang Resmi
301/6 <25+26!> 15. MAS Garuda / Rd.Ad. Kusumadinata III [Galuh]
Титуле : од 1751, Bupati Galuh ke 10
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang

Mengingat R.A. Kusumadinata II meninggal muda, maka jabatan bupati diwariskan kepada keponakan R.A. Sutadinata I yang kelak bergelar R.A. Kusumadinata III putra RAy. Cndranagara. VOC tidak mengangkat salah satu adik Kusumadinata II, yaitu Danumaya dan Danukriya karena mereka berlainan ibu, oleh karena itu VOC memutuskan untuk mencalonkan putra kakak perempuan Kusumadinta II.

Nama kecil R.A. Kusumadinata III adalah Mas Garuda, ia masih anak-anak ketika ditujuk sebagai calon pengganti Kusumadinata II, oleh karenanya Jabatan Bupati di Pegang oleh 3 orang wali, dibawah pimpinan R.T. Jagabaya.

Pemerintahan Galuh diserahkan kepada Kusumadinta III (1751-1801) setelah dewasa. Nama kecil Kusumadinata III adalah Mas Garuda, ia masih anak-anak ketika ditujuk sebagai calon pengganti Kusumadinata II. Ia berhasil memulihkan kondisi Ciancang yang telah digabungkan ke dalam wilayah Imbanagara. Berkat keberhasilan Kusumadinata III memulihkan kondisi Ciancang, VOC menganugerahkan baju kebesaran dan lencana perak yang bertuliskan Vergeet Mij Niet.

Selain berhasil memulihkan kondisi wilayah Galuh yang menurun, Kusumadinta III berhasil memperkuat kehidupan agama masyarakat Galuh
312/6 <26> 1. NR. Tanoedjaja [Galuh]
323/6 <26+25!> 2. NR. Arsawoelan [Galuh]
334/6 <26+25!> 3. NR. Rindoenagara Sarikoesoemah [Galuh]
345/6 <26+25!> 4. NR. Maisah [Galuh]
356/6 <26+25!> 5. NR. Woera [Galuh]
367/6 <26+25!> 6. NR. Sarikoesoemah [Galuh]
378/6 <26+25!> 7. R. Dmg. Padmanegara [Galuh]
389/6 <26+25!> 8. R. Anggabaja [Galuh]
3910/6 <26+25!> 9. R. Anggakoesoemah [Galuh]
4011/6 <26+25!> 10. R. Soerawidjangga [Galuh]
4112/6 <26+25!> 11. R. Indrawidjangga [Galuh]
4213/6 <26+25!> 12. R. Natawidjangga [Galuh]
4314/6 <26+25!> 13. R. Djajadimerta [Galuh]
4415/6 <26+25!> 14. Kjiai R. Penghulu Djohar [Galuh]

7

Bukan Lambang Resmi
Bukan Lambang Resmi
451/7 <30+?> 1. Rd.Adipati Natadikusumah / Demang Gurinda [Galuh]
Професија : од 1801, Bupati Galuh ke 11
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang

Pengganti Kusumadinata III adalah putranya yang bergelar R.A. Natadikusuma (1801-1806). Natadikusuma memiliki nama kecil Demang Gurinda, ia dikenal sebagai bupati yang sangat dekat dengan rakyatnya dan membenci Belanda. Ia cenderung keras dalam menghadapi para pejabat Belanda. Ayahnya sempat merasa khawatir dengan sikapnya yang sering menentang kebijakan kolonial. Ia sangat melindungi rakyatnya dan tidak segan-segan melawan pejabat Belanda yang dianggap bertindak keterlaluan. Tidak heran jika pemerintah kolonial mengawasinya secara ketat karena tingkah lakunya lebih banyak memberontak dari pada patuh kepada mereka. Ia memiliki 22 orang anak dari 8 orang istri.

Natadikusuma menjabat bupati Galuh dalam waktu yang relatif singkat. Ia dianggap menghina pejabat Belanda yang bernama Van Bast, sehingga dipecat dari jabatan bupati (Edi S. Ekajati, op.cit, hlm. 81). Akibat perbuatannya itu, ia ditahan untuk beberapa waktu di Cirebon tetapi kemudian dibebaskan dan dikembalikan ke Imbanagara. Jabatan bupati Galuh tidak diwariskan kepada putra Natadikusuma, tetapi diserahkan kepada bupati penyelang dari Limbangan, yaitu R.T. Surapraja (1806-1811)
462/7 <30+?> 2. Nra. Madjanagara [Galuh]
473/7 <38> 1. R. Wangsakoesoemah [Galuh]
484/7 <38> 2. R. Poeramanggala [Galuh]
495/7 <38> 3. R. Djanggakoesoemah [Galuh]
506/7 <38> 4. R. Tjandrakoesoemah [Galuh]

8

Bukan Lambang Resmi
Bukan Lambang Resmi
511/8 <45> Rd.Ad. Surapraja [?]
Професија : од 1806, Bupati Galuh ke 12
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang Jabatan bupati Galuh tidak diwariskan kepada putra Natadikusuma, tetapi diserahkan kepada bupati penyelang dari Limbangan, yaitu R.T. Surapraja (1806-1811). Akibat perbuatan Natadikusuma, pemerintah kolonial memutuskan untuk mengurangi wilayah kekuasaan Galuh. Banyumas dan Dayeuh Luhur dikeluarkan dari wilayah Galuh. Kawasen, Pamotan, Pangandaran, dan Cijulang digabungkan ke dalam wilayah kabupaten Sukapura, sedangkan Utama dan Cibatu digabungkan ke dalam wilayah Imbanagara.
Bukan Lambang Resmi
Bukan Lambang Resmi
522/8 <46+?> Rd.Tmg. Wiradikusumah [Galuh]
Професија : од 1815, Bupati Galuh ke 16
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang

Patih Galuh yang bernama Wiradikusuma (1815-1819) diangkat sebagai bupati Galuh menggantikan Sutawijaya yang kembali ke Cirebon.[ Wiradikusuma mendapat gelar Raden Tumenggung dari pemerintah kolonial setelah menjabat bupati Galuh. Ia memiliki 9 orang anak dari dua orang istri. ] Meskipun sudah lanjut usia, pemerintah kolonial mempercayainya untuk memimpin kabupaten Galuh. Pada masa pemerintahannya, pusat pemerintahan Galuh dipindahkan dari Cibatu ke Ciamis.[ Kabupaten Galuh resmi menjadi bagian dari Keresidenan Cirebon berdasarkan Besluit no. 23/ 5 Januari 1819.

] Ia mengajukan pensiun kepada pemerintah kolonial yang disetujui pada tahun 1819.
533/8 <45> 1. Rd. Argadiredja [Galuh]
544/8 <48+?> 1. R. Wangsadipoera [Galuh]
555/8 <48+?> 2. R. Wangsabaja [Galuh]
566/8 <48+?> 3. R. Wangsaredja [Galuh]
577/8 <48+?> 4. R. Poerawangsa [Galuh]
588/8 <48+?> 5. NR. Moerhaliah [Galuh]
599/8 <48+?> 6. NR. Kaimah Redjaningsih [Galuh]
6010/8 <48+?> 7. NR. Mahati [Galuh]
6111/8 <48+?> 8. R. Poerawidjaja [Galuh]