15. MAS Garuda / Rd.Ad. Kusumadinata III - Индекс потомака

Из пројекта Родовид

Особа:1250114
Generation of a large tree takes a lot of resources of our web server. Anonymous users can only see 7 generations of ancestors and 7 - of descendants on the full tree to decrease server loading by search engines. If you wish to see a full tree without registration, add text ?showfulltree=yes directly to the end of URL of this page. Please, don't use direct link to a full tree anywhere else.
Bukan Lambang Resmi
Bukan Lambang Resmi
11/1 <?+?> 15. MAS Garuda / Rd.Ad. Kusumadinata III [Galuh]
Титуле : од 1751, Bupati Galuh ke 10
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang

Mengingat R.A. Kusumadinata II meninggal muda, maka jabatan bupati diwariskan kepada keponakan R.A. Sutadinata I yang kelak bergelar R.A. Kusumadinata III putra RAy. Cndranagara. VOC tidak mengangkat salah satu adik Kusumadinata II, yaitu Danumaya dan Danukriya karena mereka berlainan ibu, oleh karena itu VOC memutuskan untuk mencalonkan putra kakak perempuan Kusumadinta II.

Nama kecil R.A. Kusumadinata III adalah Mas Garuda, ia masih anak-anak ketika ditujuk sebagai calon pengganti Kusumadinata II, oleh karenanya Jabatan Bupati di Pegang oleh 3 orang wali, dibawah pimpinan R.T. Jagabaya.

Pemerintahan Galuh diserahkan kepada Kusumadinta III (1751-1801) setelah dewasa. Nama kecil Kusumadinata III adalah Mas Garuda, ia masih anak-anak ketika ditujuk sebagai calon pengganti Kusumadinata II. Ia berhasil memulihkan kondisi Ciancang yang telah digabungkan ke dalam wilayah Imbanagara. Berkat keberhasilan Kusumadinata III memulihkan kondisi Ciancang, VOC menganugerahkan baju kebesaran dan lencana perak yang bertuliskan Vergeet Mij Niet.

Selain berhasil memulihkan kondisi wilayah Galuh yang menurun, Kusumadinta III berhasil memperkuat kehidupan agama masyarakat Galuh

2

Bukan Lambang Resmi
Bukan Lambang Resmi
21/2 <1+?> 1. Rd.Adipati Natadikusumah / Demang Gurinda [Galuh]
Професија : од 1801, Bupati Galuh ke 11
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang

Pengganti Kusumadinata III adalah putranya yang bergelar R.A. Natadikusuma (1801-1806). Natadikusuma memiliki nama kecil Demang Gurinda, ia dikenal sebagai bupati yang sangat dekat dengan rakyatnya dan membenci Belanda. Ia cenderung keras dalam menghadapi para pejabat Belanda. Ayahnya sempat merasa khawatir dengan sikapnya yang sering menentang kebijakan kolonial. Ia sangat melindungi rakyatnya dan tidak segan-segan melawan pejabat Belanda yang dianggap bertindak keterlaluan. Tidak heran jika pemerintah kolonial mengawasinya secara ketat karena tingkah lakunya lebih banyak memberontak dari pada patuh kepada mereka. Ia memiliki 22 orang anak dari 8 orang istri.

Natadikusuma menjabat bupati Galuh dalam waktu yang relatif singkat. Ia dianggap menghina pejabat Belanda yang bernama Van Bast, sehingga dipecat dari jabatan bupati (Edi S. Ekajati, op.cit, hlm. 81). Akibat perbuatannya itu, ia ditahan untuk beberapa waktu di Cirebon tetapi kemudian dibebaskan dan dikembalikan ke Imbanagara. Jabatan bupati Galuh tidak diwariskan kepada putra Natadikusuma, tetapi diserahkan kepada bupati penyelang dari Limbangan, yaitu R.T. Surapraja (1806-1811)
32/2 <1+?> 2. Nra. Madjanagara [Galuh]

3

Bukan Lambang Resmi
Bukan Lambang Resmi
41/3 <2> Rd.Ad. Surapraja [?]
Професија : од 1806, Bupati Galuh ke 12
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang Jabatan bupati Galuh tidak diwariskan kepada putra Natadikusuma, tetapi diserahkan kepada bupati penyelang dari Limbangan, yaitu R.T. Surapraja (1806-1811). Akibat perbuatan Natadikusuma, pemerintah kolonial memutuskan untuk mengurangi wilayah kekuasaan Galuh. Banyumas dan Dayeuh Luhur dikeluarkan dari wilayah Galuh. Kawasen, Pamotan, Pangandaran, dan Cijulang digabungkan ke dalam wilayah kabupaten Sukapura, sedangkan Utama dan Cibatu digabungkan ke dalam wilayah Imbanagara.
Bukan Lambang Resmi
Bukan Lambang Resmi
52/3 <3+?> Rd.Tmg. Wiradikusumah [Galuh]
Професија : од 1815, Bupati Galuh ke 16
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang

Patih Galuh yang bernama Wiradikusuma (1815-1819) diangkat sebagai bupati Galuh menggantikan Sutawijaya yang kembali ke Cirebon.[ Wiradikusuma mendapat gelar Raden Tumenggung dari pemerintah kolonial setelah menjabat bupati Galuh. Ia memiliki 9 orang anak dari dua orang istri. ] Meskipun sudah lanjut usia, pemerintah kolonial mempercayainya untuk memimpin kabupaten Galuh. Pada masa pemerintahannya, pusat pemerintahan Galuh dipindahkan dari Cibatu ke Ciamis.[ Kabupaten Galuh resmi menjadi bagian dari Keresidenan Cirebon berdasarkan Besluit no. 23/ 5 Januari 1819.

] Ia mengajukan pensiun kepada pemerintah kolonial yang disetujui pada tahun 1819.
63/3 <2> 1. Rd. Argadiredja [Galuh]

4

Bukan Lambang Resmi
Bukan Lambang Resmi
91/4 <4> R.Tmg. Natanagara (1812-1812) [?]
Професија : Bupati Galuh ke 14
Jayengpati memindahkan pusat pemerintahan Galuh dari Imbanagara ke Cibatu. Ia tidak lama menjabat karena pemerintah kolonial menggantinya dengan R.T. Natanagara (1812) dari Cirebon. Natanagara mengusulkan kepada pemerintah kolonial untuk memindahkan pusat pemerintahan ke Randengan, tetapi usul itu ditolak. Natanagara dipecat karena dianggap tidak mampu mengatasi pemberontakan yang terjadi di Nusa Kambangan. Penggantinya adalah P. Sutawijaya (1812-1815) dari Cirebon.
Bukan Lambang Resmi
Bukan Lambang Resmi
72/4 <4> Rd.Tmg. Jayengpati Kartanegara [?]
Професија : од 1811, Bupati Galuh ke 13
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang

Bupati Cibatu yang bernama R.T. Jayengpati Kartanagara (1811-1812) diangkat menjadi bupati Galuh, ia dibebankan kewajiban membayar utang kabupaten Galuh sebanyak 23.000 Rds. Natadikusuma dianggap tidak membayar upeti selama 4 tahun, seingga ia berhutang kepada pemerintah kolonial sebesar 200.000 real yang harus ditanggung oleh bupati berikutnya.

Jayengpati memindahkan pusat pemerintahan Galuh dari Imbanagara ke Cibatu. Ia tidak lama menjabat karena pemerintah kolonial menggantinya dengan R.T. Natanagara (1812) dari Cirebon.
Bukan Lambang Resmi
Bukan Lambang Resmi
103/4 <4> Pangeran Sutawijaya [?]
Рођење: Asal : Cirebon
Професија : од 1812, Bupati Galuh ke 15
Penggantinya RT. Jayengpati Kartanagara adalah P. Sutawijaya (1812-1815) dari Cirebon. Sutawijaya didampingi oleh tiga orang patih, yaitu Wiradikusuma, Wiratmaka, dan Jayadikusuma.[ F. de Haan, op.cit, hlm. 84. ] Pada masa pemerintahannya, daerah Dayeuh Luhur, Madura, dan Nusa Kambangan dimasukkan ke dalam kabupaten Banyumas. Imbanagara diserahkan kepada patih Wiradikusuma, Cibatu kepada Jayakusuma, sedangkan Utama kepada Wiratmaka. Sutawijaya memindahkan pusat pemerintahan dari Cibatu ke Burung Diuk untuk memudahkan pengawasan pembangunan Dayeuh Anyar yang dipersiapkan sebagai ibu kota kabupaten yang baru.
Bukan Lambang Resmi
Bukan Lambang Resmi
84/4 <5+?> 2. RAA Adikusumah [Galuh]
Професија : од 1819, Bupati Galuh ke 17
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang


Penggantinya adalah putranya yang bergelar R.A. Adikusuma (1819-1939). Pada tahun 1820, Adikusuma secara resmi mendapatkan gaji dari pemeritnah kolonial sebesar f. 500 dan bengkok seluas 100 bau. Pada masa pemerintahannya, kabupaten Kawali dan Panjalu digabungkan ke dalam kabupaten Galuh. Untuk selanjutnya kabupaten Galuh dibagi menjadi 4 distrik, yaitu Ciamis, Kepel, Kawali, dan Panjalu. Kabupaten Galuh dibagi ke dalam empat distrik, yaitu distrik Ciamis, Panjalu, Kawali, dan Kepel (diubah menjadi distrik Rancah). Jumlah desa mencapai 91 desa, yang kelak bertambah menjadi 238 desa pada pemerintahan Kusumadiningrat.

Pada masa pemerintahan Adikusuma, pemerintah kolonial menggulirkan Sistem Tanam Paksa atau Cultuurstelsel. Komoditas tanaman perdagangan yang dikenai tanam wajib di Galuh adalah kopi, beras, tebu, dan tarum.
115/4 <5+?> 1. RA. Gandanagara [Galuh] 126/4 <5+?> 3. Rd. Dmg. Poeradikoesoemah [Galuh]
137/4 <5+?> 4. Rd. Dmg. Poerajoeda II [Galuh]
148/4 <5+?> 5. NR. Permaningrat [Galuh] 159/4 <5+?> 6. NR. Madjanagara II [Galuh] 1610/4 <5+?> 7. NR. Tjandradewi [Galuh] 1711/4 <5+?> 8. NR. Dewi Moersiah [Galuh] 1812/4 <5+?> 9. NR. Oenti [Galuh]
1913/4 <6> 1. Rd. Argajoeda [Galuh]

5

 KITLV Leiden
KITLV Leiden
201/5 <8+?> 2. RAA Kusumadiningrat [Galuh]
Професија : од 1839, Bupati Galuh ke 18
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang


Raden Adipati Aria Kusumadiningrat merupakan Bupati Galuh ke III (1839-1886), menjabat pada usia 25 tahun selama 47 tahun, beliau dimakamkan di Gunung Sirnayasa, Jambansari, Ciamis.

Jasa-jasa R.A.A. Kusumadiningrat diantaranya adalah :

  • Membangun Gedung Negara (Loji), Gedung Kabupaten Mesjid Agung dan Nagawiru, Kantor-kantor yang sampai sekarang bangunan tersebut masih ada.
  • Berhasil menghilangkan Tanam Paksa (Cultuur Stelsel) di Ciamis, Pembangunan sarana-sarana peningkatan produksi pangan di Nagawiru, Cimandala Mangundireja berikut saluran-saluran irigasinya.
  • Menebarkan bibit pohon kelapa, hingga Ciamis menghasilkan Kopra, sebagai produksi nomor dua setelah padi.
  • Mendirikan sekolah-sekolah bagi rakyat biasa dan membangun mesjid-mesjid desa.

(Sumber : Buku Peringatan Hari Jadi Kabupaten Tk. II Ciamis ke 345, diterbitkan tahun 1987, halaman 67)

Raden Adipari Aria Kusumadiningrat adalah putra ke 2 dari pasangan Raden Adipati Adikoesoema adalah Bupati Galuh ke II (1819-1839) dengan Raden Ayu Gilangkantjana. Sedangkan Rd. Ad. Adikoesoema juga merupakan putra ke 2 dari pasangan Raden Tumenggung Wiradikoesoema – Bupati Galuh ke I (1815-1819) dengan Raden Ayu Natakomala.

Riwayat hidup Rd. Ad. Aria Koesoemadingrat

  • Lahir di Imbanagara – 1814
  • Juru Tullis Regent Galoeh – Januari 1828
  • Letnan Dua Commandant Prajurit Galoeh – Januari 1831
  • Hoofd Gecommitteerde dengan nama Raden Tumenggung Djajanagara – 25 September 1831
  • Ganti nama menjadi Raden Tumenggung Koesoemadinata – 27 Desember 1837
  • Diangkat menjadi Regent (Bupati) Galoeh – 09 Maret 1839
  • Mendapat pangkat Raden Adipati Aria Koesoemadinata – 10 Mei 1851
  • Ganti nama menjadi Raden Adipati Aria Koesoemadiningrat – 28 Agustus 1855
  • Mendapat bintang Medaille dari Gubernur Jendral – 20 April 1865
  • Mendapat izin pakai Payung Kuning Medaille dari Gubernur Jendral – 06 Februari 1874
  • Mendapat Ridder Orde van den Nederlandsche Leeuw dari Ratu Belanda – 18 Februari 1878
  • Wafat dan dimakamkan di Gunung Sirnayasa, Jambansari, Ciamis – 18 Oktober 1886
212/5 <8+?> 1. RA. Hadiah Rindunagara or RA Hj Rindunagara [Galuh]
223/5 <8+?> 3. Rd. Anggadikoesoemah [Galuh] 234/5 <8+?> 4. Rd. Kusuma Adi Galuh [Galuh]
245/5 <8+?> 5. Rd. Wirjadikoesoemah [Galuh] 256/5 <8+?> 6. Rd. Widjajakoesoemah [Galuh]
267/5 <8+?> 7. Rd. Koesoemaadiwidjaja [Galuh]
278/5 <8+?> 8. Rd. Mahadikoesoemah [Galuh]
289/5 <8+?> 9. Rd. Wiradikoesoemah [Galuh]
2910/5 <8+?> 10. NR. Natakoesoemah [Galuh]
3011/5 <8+?> 11. Rd. Widjajakoesoemah [Galuh]
3112/5 <12+?> 1. Rd. Wiradiwidjaja [Galuh]
3213/5 <12+?> 2. Rd. Anggapradja [Galuh]
3314/5 <12+?> 3. Rd. Wiradibrata [Galuh]
3415/5 <12+?> 4. Rd. Hasan Maroef [Galuh]
3516/5 <12+?> 5. Rd. Anggadisastra [Galuh]
3617/5 <12+?> 6. Rd. Imbawasastra [Galuh]
3718/5 <19> 1. Rd. Argasastra [Galuh]

6

Bukan Lambang Resmi
Bukan Lambang Resmi
381/6 <20+?> 14. RAA Kusumasubrata [Galuh]
Професија : од 1886, Bupati Galuh ke 18
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang

Pengganti Kusumadiningrat adalah putranya yang bernama R.A.A. Kusumasubrata (1886-1914). Sejak kecil ia sudah dibimbing dan persiapkan oleh ayahnya untuk menjadi penggantinya. Salah satu bentuknya adalah memasukkan Kusumasubrata (juga saudara-saudaranya) ke sekolah formal selain pesantren. Semua putra Kusumadiningrat disekolahkan di berbagai sekolah, ada yang di Sakola Kabupaten Galuh, Bandung, dan Sumedang, bahkan di Hoofdenschool. Awalnya Kusumasubrata disekolahkan di Sakola Kabupaten Sumedang yang memiliki guru bahasa Belanda bernama Warnaar. R.A.A. Koesoemasubrata, Ti Ngongkoak doegi ka Ngoengkoeeoek, (Bandung: Mijvorking, 1926), hlm.102.

Ia tidak melanjutkan sekolahnya karena sakit, lalu dibawa pulang ke Galuh dan di sekolahkan di Sakola Kabupaten Galuh. Kusumasubrata melanjutkan sekolahnya, ia didaftarkan ke Kweekschool di Bandung, tetapi tidak diterima.[ Tidak ada keterangan mengenai alasan tidak diterimanya Kusumasubrata di sekolah itu.

Akhirnya ia sekolah di Hoofdenschool yang baru saja dibuka di Bandung.[ Sikap Kusumadiningrat mencerminkan kesadarannya dalam menghadapi dan menyikapi perkembangan serta perubahan zaman. Ia beranggapan bahwa kualitas para putranya harus ditingkatkan untuk memenuhi tuntutan perubahan zaman. Setelah menyelesaikan sekolahnya, ia magang di kabupaten Galuh sebagai juru tulis kabupaten.[ Para magang harus mempelajari etiket dan gaya hidup menak serta menghayati metode. Mereka tinggal dalam lingkungan keluarga menak dan mengerjakan apa saja tanpa bayaran.

Keturunan Kusumasubrata tidak ada yang menjadi bupati Galuh. Meskipun dekat dengan para pejabat Belanda, namun tidak membuat mereka memihak kepada Belanda. Tidak hanya kepada pejabat Belanda saja mereka memberontak, kepada para ayah angkatnya yang berkebangsaan Belanda pun mereka cenderung memberontak. Putra Kusumasubrata yang bernama R. Otto Gurnita Kusumasubrata menjadi salah satu pendiri Negara Pasundan yang menentang Belanda.
392/6 <20+?> 1. Rd. Koesoemadinata [Galuh]
403/6 <20+?> 2. RA. Radjaningrat [Galuh]
414/6 <20+?> 3. Rd. Soemitrakoesoemah [Galuh]
425/6 <20+?> 4. Rd. Pandji Soekmadikoesoemah [Galuh]
436/6 <20+?> 5. Nra. Moestikaningrat [Galuh]
447/6 <20+?> 6. RA. Permaningrat [Galuh]
458/6 <20+?> 7. Rd. Koesoemalogawa [Galuh]
469/6 <20+?> 8. RA. Gilang Kantjana [Galuh]
4710/6 <20+?> 9. RA. Kombaraningrat [Galuh]
4811/6 <20+?> 10. RA. Kantjananingrat [Galuh]
4912/6 <20+?> 11. RA. Permaningrat [Galuh]
5013/6 <20+?> 12. RA. Tedjaningrat [Galuh]
5114/6 <20+?> 13. RA. Permaningrat [Galuh]
5215/6 <20+?> 15. Rd. Adikoesoemah [Galuh]
5316/6 <20+?> 16. Rd. Koesoemahsoedewa [Galuh]
5417/6 <20+?> 17. Rd. Nataadikoesoemah [Galuh]
5518/6 <20+?> 18. Rd. Koesoemaamidjaja [Galuh]
5619/6 <20+?> 19. RA. Tedja Bermaningrat [Galuh]
5720/6 <23+?> 1. NR. Gantika [Galuh]
5821/6 <23+?> 2. Rd. Kusuma Adi Galuh II [Galuh]
5922/6 <26+?> 1. RA. Permaningrat al Tresnaningrat [Galuh]
6023/6 <30+?> 1. Rd. Sujana Brata [Galuh]
6124/6 <30+?> 2. NR. Radja Kantjana [Galuh]
6225/6 <37+?> 1. NR. Siti [Galuh]
6326/6 <37+?> 2. Rd. Adisastra [Galuh]
6427/6 <37+?> 3. NR. Eja [Galuh]
6528/6 <37+?> 4. Rd. Gurbana Kartasasmita [Galuh]
6629/6 <37+?> 5. NR. Kusumah [Galuh]
6730/6 <37+?> 6. NR. Ratna Mirah [Galuh]

7

681/7 <62> 1 NR. Sodja Mangun [Galuh]
692/7 <62> 2 Rd. Sastra [Galuh]
703/7 <62> 3 Rd. Ganda [Galuh]
714/7 <63> 1 Rd. Dodo [Galuh]
725/7 <63> 2 NR. Sari [Galuh]
736/7 <63> 3 NR. Darmi [Galuh]
747/7 <64> 1 Rd. Sastra [Galuh]
758/7 <64> 2 Rd. Koko [Galuh]
769/7 <65+?> 1 NR. Isoh Lembana Kartasasmita [Galuh]
7710/7 <65+?> 2 NR. Tedja Permana (Djodjoh) Kartasasmita [Galuh]
7811/7 <65+?> 3 NR. Rukmini (Itjih) Kartasasmita [Galuh]
7912/7 <65+?> 4 Rd. Husein Kartasasmita [Galuh]
8013/7 <65+?> 5 Rd. Didi Kartasasmita [Galuh]
8114/7 <65+?> 6 Rd. Kosasih Kartasasmita [Galuh]
8215/7 <65+?> 7 NR. E. M. Kartiah (Enong) Kartasasmita [Galuh]
8316/7 <65+?> 8 Nyi Maemunah Kartasasmita [Galuh]
8417/7 <67> 1 NR. Endeh Mimi [Galuh]
8518/7 <67> 2 NR. Juju [Galuh]