Sultan Hasanuddin Muhammed Ali Shah bin Sultan Jama Luddin (1695 – 1731) - Индекс потомака

Из пројекта Родовид

Особа:943948
Generation of a large tree takes a lot of resources of our web server. Anonymous users can only see 7 generations of ancestors and 7 - of descendants on the full tree to decrease server loading by search engines. If you wish to see a full tree without registration, add text ?showfulltree=yes directly to the end of URL of this page. Please, don't use direct link to a full tree anywhere else.
Lambang Kesultanan Bima
Lambang Kesultanan Bima
11/1 <?+?> Sultan Hasanuddin Muhammed Ali Shah bin Sultan Jama Luddin (1695 – 1731) [Kesultanan Bima]

2

Lambang Kesultanan Bima
Lambang Kesultanan Bima
21/2 <1+?> Sultan Alauddin Muhammed Shah Zillullahi fi al Alam bin Sultan Hasanuddin (1731 – 1748) [Kesultanan Bima]
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang


Sitti Maryam Rachmat Salahuddin (1999:56) dalam Catatan Kerajaan Bima Bo' Sangaji Kai pada Naskah No. 34 yang ditulis sejaman Raja Sumbawa Lalu Muhammad (Sultan Muhammad Kaharuddin II) menyebutkan: Manuru Daha anak dari Datu Tengah binti Sultan Sumbawa Mas Bantan Datu Loka.

Turunan Raja-Raja di Sumbawa

Bahwa ini peringatan turun-temurun bangsa raja yang empunya kerajaan Sumbawa, itulah raja yang bernama Raja Paruwa yang memperanakkan dua orang perempuan, yaitu seorang yang diperistrikan oleh Raja Banjar, maka beranak seorang laki-laki, itulah menjadi Raja Taliwang yang hilang di Tallo'. Kemudian berapa lama antaranya maka matilah istrinya Raja Banjar itu anak Raja Maja Paruwa, maka takdir Allah taala maka diperistrikan pula adik istrinya anak Raja Maja Paruwa, maka diperanakkan lagi seorang laki-laki, itulah yang dinamai Datu Loka menjadi Raja Sumbawa, itulah yang pergi di Mengkasar memperistrikan anak Raja Tallo' Taminar Lampana, yaitu cucunya oleh Yang Dipertuan Kita Mantau Uma Jati ialah Sirajudin, memperanakkan empat orang, seorang bernama Balasawo, dan seorang lagi Raja Sumbawa yang hilang di Bali, dan seorang perempuan bernama [Datu] Tengah, dan seorang lagi bernama Datu Jereweh.

Adapun yang bernama Balasawo itu tiada beranak, dan Raja Sumbawa yang hilang di Bali beranak seorang perempuan bernama Datu Bini. Maka Datu Bini diperistrikan oleh Raja Mengkasar bernama Karaeng Bonto Langkasa, maka beranak seorang perempuan bernama Siti Hadijah, itulah diperistrikan oleh Datu Pengantin anak Raja Taliwang dengan Raja Banjar. Maka ialah beranak seorang laki-laki, itulah Raja Sumbawa yang besar badannya. Maka Raja Sumbawa yang besar badannya itu diperanakkan lagi seorang laki-laki bernama Lalu Muhammad, menjadi Raja Sumbawa sekarang ini adanya.

Seperkara lagi Datu Jereweh saudaranya oleh yang hilang di Bali, maka beranak seorang laki-laki bernama Datu Susun, itulah menjadi raja yang memperistrikan anak raja yang hilang di Bali bernama Datu Bini itu akan tetapi tiada beranak. Dan lagi seperti saudaranya bernama Datu Tengah, itulah yang beranak empat orang, pertama-tama Tuan Kita Manuru Daha, dan kedua Tuan Kita bernama Abdullah yang hilang di Bali, ketiga perempuan Paduka Tallo', dan keempat laki-laki Raja Sumbawa yang empunya kubur di Tanah Taraha, itulah pangkatnya yang tiada berhingga menjadi Raja Sumbawa sampai sekarang ini. Intaha demikianlah adanya. Datu Tengah diperistrikan oleh Tuan Kita Sultan Hasanuddin ma Bata Bou.