6.1.2. NR Bandikoesoemah - Индекс потомака

Из пројекта Родовид

Особа:910338
Generation of a large tree takes a lot of resources of our web server. Anonymous users can only see 7 generations of ancestors and 7 - of descendants on the full tree to decrease server loading by search engines. If you wish to see a full tree without registration, add text ?showfulltree=yes directly to the end of URL of this page. Please, don't use direct link to a full tree anywhere else.
11/1 <?+?> 6.1.2. NR Bandikoesoemah [Sumedang Larang]

2

21/2 <1+?> 6.1.2.1. Rd. Natanagara Natanagara [Sumedang Larang]
32/2 <1+?> 6.1.2.2. Raden Isa Natanagara [Sumedang Larang]
43/2 <1+?> 6.1.2.3. NR Neneng Ratnaningrat Natanagara [Sumedang Larang]

3

51/3 <2+?> 6.1.2.1.3. Rd. Dr. H. Hasan Natanagara [Sumedang Larang]
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang


ASAL-USUL

Rd.H. Dr. HASAN NATANAGARA adalah putra keturunan Sumedang yang lahir pada.......................... 19.... Ia merupakan keturunan langsung dari Bupati Sumedang ke ( ) yaitu Pangeran Kornel Kusumahdinata IX.


KARIER PENDIDIKAN



KARIER POLITIK

DARI RIS MENJADI NEGARA RI: PERUBAHAN BENTUK NEGARA INDONESIA PADATAHUN 1950

Salah satu periode yang paling krusial dalam bidang politik ketatanegaran Indonesia adalah tahun 1950. Secara resmi Indonesia saat itu berbentuk federal, sesuai dengan hasil KMB. Akan tetapi realita di lapangan, muncul tuntutan perubahan bentuk negara karena tidak sesuai dengan amanat proklamasi dan UUD 1945. Kondisi itu semakin kuat, ketika kaum republiken yang menghendaki bentuk Negara kesatuan memperoleh banyak momentum menguntungkan bagi tuntutan mereka.

Sistem pemerintahan federal sesuai dengan KMB ternyata tidak berumur panjang. Pengakuan kedaulatan yang dilakukan pada tanggal 27 Desember 1949, itu justru mendorong gerakan persatuan yang bukan saja muncul di kalangan elit Indonesia, tetapi juga di kalangan masyarakat bawah sendiri. Gerakan ini menghendaki diubahnya bentuk federalis menjadi bentuk Negara kesatuan. Oleh banyak pengamat luar negeri, gerakan persatuan itu dianggap terlalu dini, tergesa-gesa, tidak perlu, dan agak angkuh, karena tidak memperhatikan semangat dan segala fasilitas dari persetujuan KMB. Akan tetapi, apabila diperhatikan lebih jauh lagi, gerakan persatuan itu bukan saja tampak kuat, tetapi juga sehat. Secara politik dan sosial, Indonesia akan berada dalam keadaan yang buruk jika tidak ada perkembangan ini.

Tidak hanya administrasinya yang tidak tergantung pada ibukota federasi di Jakarta, tetapi banyak pegawai negeri sipil dalam Negara negara bagian seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Pasundan lebih taat kepada KONDISI SOSIAL & POLITIK INDONESIA aturan-aturan dari ibukota RI Yogyakarta, daripada Jakarta. Kondisi itu seringkali menimbulkan administrasi ganda yang membingungkan, dengan dua kelompok pegawai negeri sipil berusaha mengatur teritorial yang sama dengan dua aturan yang mungkin berbeda. Keadaan itu sesungguhnya merupakan bentuk manifestasi politik pada masa sebelumnya. Pembentukan negara-negara bagian di berbagai wilayah Indonesia oleh Belanda serta eksistensinya tidak pernah diakui oleh RI di Yogyakarta.

Dengan kondisi sosial politik yang seperti itu, membuat sejumlah daerah atau negara bagian mulai muncul berbagai macam gerakan yang menuntut pembubaran pemerintah daerah atau negara bagiannya dan menggabungkan daerah atau negara bagiannya dengan RI. Daerah atau negara bagian yang masyarakatnya memelopori tindakan semacam itu adalah Negara Bagian Pasundan. Di daerah itu muncul resolusi untuk menggabungkan wilayahnya dengan Negara RI. Kondisi itu sebagian besar disebabkan oleh kurang mampunya Pemerintah Pasundan untuk memelihara keamanan dan ketertiban di wilayahnya. Keadaan itu mendorong munculnya resolusi dari daerah Indramayu yang ditujukan kepada Presiden RI, UNCI, dan Ketua KNIIP. Isi resolusinya adalah mendesak (pemerintah RIS) supaya sebelum pengakuan kedaulatan selekas mungkin mengubah status Jawa Barat untuk dijadikan daerah RI, dengan menghapus Negara Pasundan.

Tindakan ini dilakukan supaya keadaan di Jawa Barat aman dan tenteram. Resolusi muncul didasarkan atas kejadian-kejadian di desa-desa berkaitan dengan masalah keamanan yang tidak terjamin. Hal itu membuktikan bahwa Negara Pasundan tidak dapat menjamin keamanan dan ketenteraman rakyat. Pada umumnya Rakyat Indramayu menaruh kepercayaan besar kepada TNI untuk melindungi mereka dan mengembalikan keamanan dan ketenteraman. ( , 17Desember 1949). Adanya resolusi itu terus bergulir dengan memberikan efek yang semakin lama semakin besar, karena banyak masyarakat bawah Jawa Barat yang tidak mendukung Negara Pasundan, dan ingin bergabung dengan RI. ( , 19 Januari 1950). Secara riil kehendak masyarakat Jawa Barat untuk b e r g a b u n g d e n g a n Negara RI dimanifestasikan oleh tindakan para kepala desa di Tasikmalaya yang memu t u s k a n h u b u n g a n d e n g a n Pemerintah Pasundan dan bergabung dengan Negara RI. Lebih jauh lagi, tindakan ini juga didukung oleh sebelas anggota Dewan Perwakilan Kabupaten Tasikmalaya. ( , 20 Desember 1949).

Dukungan rakyat Jawa Barat dan masyarakat di berbagai negara bagian untuk menggabungkan daerahnya dengan Negara Bagian RI semakin besar Kedaulatan Rakyat Kedaulatan Rakyat Kedaulatan Rakyat Kedaulatan Rakyat 184 Dari RIS Menjadi Negara RI ketika terjadi peristiwa pemberontakan Westerling. Kondisi itu merusak kedudukan dan reputasi golongan federalis. Apalagi sejak adanya peristiwa itu timbul keyakinan di kalangan masyarakat bahwa beberapa pejabat tertentu dari Pemerintah Pasundan telah mengadakan “perjanjian” dengan Westerling dan adanya kenyataan sejumlah anggota Pemerintah Pasundan yang berkebangsaan Belanda (dari Polisi dan militer yang sebagian besar masih dipimpin oleh perwira Belanda), membelot kepada Westerling. (Kahin, 1995:578).

Kondisi itu semakin memperkuat posisi kaum republiken di parlemen Pasundan. Dengan dimotori oleh Oli Setiadi, Dr. Hasan Nata Negara, Daruji, Suparno, dan anggota lainnya, mereka ini mendesak kepada seluruh Bangsa Indonesia di Pasundan supaya Negara Pasundan dibubarkan saja. (Sewaka, 1955:171). Dengan keadaan politik yang seperti itu, akhirnya melalui keputusan Parlemen Pasundan tanggal 8 Maret 1950 dengan suara bulat diputuskan untuk menggabungkan Negara Pasundan ke dalam Negara Republik Indonesia. (Suherly, 1970) Keputusan itu kemudian di sahkan dengan lahi rnya Surat Keputusan RIS no 113 tanggal 11 Maret 1950 yang menyatakan bahwa wilayah Pasundan termasuk wilayah Negara Republ ik Indones ia. Pemer intah Komisaris RIS di Jawa Barat diganti dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Gubernurnya dijabat oleh M. Sewaka. (Sjamsuddin et. al., 1992:82). Meskipun masyarakat Negara Pasundan termasuk yang terdepan dalam upaya untuk menolak bentuk negara federasi dan memilih bergabung dengan Negara RI, tetapi daerah atau negara bagian yang pertama kali membubarkan diri adalah negara bagian Sumatera Selatan.


===KETURUNAN===
62/3 <2+?> 6.1.2.1.1. NR. Halimah Natanagara [Sumedang Larang]
73/3 <2+?> 6.1.2.1.2. NR. Hatisah Natanagara [Sumedang Larang]
84/3 <2+?> 6.1.2.1.4. Raden Jusuf Natanagara [Sumedang Larang]
95/3 <2+?> 6.1.2.1.5. NR Sa'diah Natanagara [Sumedang Larang]
106/3 <2+?> 6.1.2.1.6. NR Maemunah Natanagara [Sumedang Larang]
117/3 <2+?> 6.1.2.1.7. NR Sadidjah Natanagara [Sumedang Larang]

4

121/4 <5+?> 6.1.2.1.3.1. NR. Asiwiati Natanagara (Asti) [Sumedang Larang]
Титуле : Owner RS. Islam Bogor
132/4 <8+?> 6.1.2.1.4.1. Nyi Raden Maria Diniarti Natanagara (Inke Maris). [Sumedang Larang]
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang


Садржај

Biografi

Putri dari diplomat Rd Yusuf Natanegara dan Mira Natanegara binti Hj Mansur, nama lengkapnya Nyi Rd Maria Dinariati Natanegara, atau sejak kecil dipanggil Inke. Lalu sejak menikah di London tahun 1969, dengan Rizal Maris, sesuai ketentuan di Inggris, namanya mengikuti nama keluarga suami, menjadi Maria Dinariati Inke Maris atau Inke Maris. Ia seorang ahli komunikasi massa, menyandang gelar MA dari Center for Mass Communications Research University of Leicester Inggris. Membangun Lihat Daftar Tokoh Pengusaha bisnis consulting di bidang strategic communications dan public relations 25 tahun lalu, Inke Maris boleh dibilang pionir dibidang public relations di Indonesia.

Dalam kegiatan sosial sejak tahun 2006 dia Sekretaris Jenderal Aliansi Selamatkan Pencipta Lagu Anak-anak anak Indonesia ( ASA Indonesia ), organisasi yang memperjuangkan diundangkannya Rancangan UU Tentang Pornografi menjadi UU tentang Pornografi 2008 yang bertujuan melindungi masyarakat khususnya anak-anak bawah umur dari penyebaran pornografi melalui berbagai media.

Ia dikenal luas sebagai reporter, penyiar dan produser radio BBC London Seksi Indonesia (1969-1982) serta penyiar, reporter dan pewawancara TVRI (1982-2001). Di TVRI dia mempunyai spesialisasi melakukan wawancara dengan tokoh-tokoh terkemuka berkaliber dunia dan nasional.

Penyiar BBC London

Inke menapaki karir jurnalistik dari media radio ikon Inggris yang dihormati diseluruh dunia. Inke lama bekerja di radio BBC, Bush House, Aldwych, London. Selama belasan tahun antara 1969-1981. Inke adalah reporter, penyiar, dan produser radio BBC London Seksi Indonesia (BBC World Service Indonesian Section). BBC World Service adalah program radio yang dipancarkan dalam 45 bahasa, salah satunya bahasa Indonesia, sebagai penyiar Inke Maris memproduksi acara-acara yang membahas masalah ekonomi, perdagangan dan aspek-aspek kehidupan sosial dan kelembagaan di Inggris. Ia menangani acara mingguan "Ekonomi dan Perdagangan" (Economics and Trade), "Tamu Anda" dan "Inggris Dewasa Ini" (Britain Today).

Inke berkali-kali berkesempatan sekolah dan mengikuti berbagai BBC Training Program. Antara lain, Magazine Production (Agustus 1973), Features Production (Oktober 1975), Interview Techniques (September 1979), dan News Production (September 1991). Dalam berbagai traning itu, dia mendalami teknik penyusunan berita, penyusunan features, teknik wawancara dan pembuatan acara dokumenter.

Karena kecintaannya terhadap tanah air, sekaligus memelihara ikatan batin sesama warga bangsa, Inke menambah pekerjaan sampingan sebagai koresponden harian "Sinar Harapan", antara tahun 1976-1982.

Inke mengakhiri karir di BBC London tahun 1982 karena harus kembali ke Indonesia mengikuti suaminya Rizal Maris, yang menikahinya di London tahun 1969. (Rizal Maris perwira kapal niaga Ocean, yang kemudian banting stir berkarir di perusahaan konsultan di London Rendel Palmer & Tritton Economic Studies Group, kemudian menjadi bankir di Citilease, Citibank group tahun 1982.

Penyiar TVRI

Setiba di Indonesia, 1982 , Inke menjadi penyiar pertama ketika diluncurkan program khusus siaran berbahasa Inggris TVRI, English News Service. Disamping itu Inke Maris juga dikenal sebagai penyiar Dunia Dalam Berita, program berita andalan TVRI. Ia dikenal sebagai penyiar yang sangat fasih berbahasa Inggris. Ketika di Bandung diadakan Konperensi Asia Afrika, Inke menterjemahkan live on air pidato pidato para presiden dan perdana Lihat Daftar Menteri Menteri.

Beberapa dokumenter pernah dia buat untuk TVRI, yang selalu memberikan kepuasan tersendiri. Seperti, bagaimana ketika Inke membuat film dokumenter tentang masalah lingkungan selama dua minggu menelusuri sungai Berantas mulai dari mata air (hulu) sampai ke ujung bawah (hilir), judulnya "Sungai Berantas dan Lingkungan". Inke juga membuat film dokumenter kayu lapis, sebuah industri yang baru berkembang biak, Indonesia mulai menebangi hutan. Judulnya, "Pertumbuhan Industri Kayu Lapis Indonesia. "Itu, juga sangat menarik," kata Inke.

Ketika di TVRI ditahun 1980an pula ia diminta untuk menjadi interpreter untuk Ibu Tien Presiden Republik Indonesia Kedua (1966-1988) Soeharto, dan mendampingi Ibu Negara ketika menerima tamu Negara Raja Husain dan Ratu Jordania, menerima Presiden Amerika Serikat dan istri, Ronald dan Nancy Reagan, juga ketika Lihat Daftar Presiden Republik Indonesia Presiden RI menerima penghargaan dari FAO di Roma atas keberhasilan Indonesia dalam swasembada beras, dan Bertemu Rajiv dan Sonia Gandhi.

Dia pun kerap kali muncul secara eksklusif mewawancarai tokoh-tokoh, khususnya tamu kenegaraan yang berkunjung ke Indonesia. Sebelum tamu tiba, wajah Inke biasanya sudah lebih dahulu hadir membawakan berita features dan dokumenter, berisikan biografi dan ketokohan tamu berikut profil negara asalnya.

Pengondisian seperti itu secara sangat mengesankan pernah dilakukan Inke terhadap PM Inggris, Margareth Thatcher, yang akan berkunjung ke Indonesia tahun 1984. Ia membuat film dokumenter berjudul "Inggris Dewasa Ini".

Dari kiprah demikian itulah karir Inke berkembang. Ia kemudian dipercaya mencari sendiri narasumber terkemuka, untuk diwawancara secara esklusif dari seorang Lihat Daftar Menteri Menteri, perdana Lihat Daftar Menteri Menteri, hingga presiden Wawancara-wawancara Inke merubah gaya dan cara wawancara di TVRI menjadi lebih tajam menyasar masalah, dan ritmenya menjadi lebih cepat.

Sejak Oktober 1997 hingga November 2001, Inke kembali berkesempatan menghadirkan acara baru News & Views di TVRI. Program ini, muncul sekali seminggu setiap hari Selasa malam, berisi wawancara eksklusif dengan tokoh-tokoh kaliber dunia dan nasional.

News & Views adalah sebuah usaha Inke untuk memproyeksikan Indonesia yang baru pasca Presiden Republik Indonesia Kedua (1966-1988) Soeharto, yang penuh semangat dan dinamis. Karenanya sasaran utama News & Views adalah orang asing, menyajikan berbagai pandangan yang berkembang di Indonesia dalam masa pergolakan kekuatan dan transisi ke era demokrasi. Melalui News & Views dihadirkan tokoh-tokoh reformasi, seperti Ketua MPR RI (1999-2004) Amien Rais, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (2009-2014) Andi Mallarangeng, Menteri Negara BUMN (1999-2004) Laksamana Sukardi, Menteri Keuangan Kabinet Persatuan Rizal Ramli, Menko Ekonomi RI, 1999-2000 Kwik Kian Gie, juga Direktur Pelaksana Bank Dunia Sri Mulyani, Marie Pangestu, dan Soesilo Bambang Yudhoyono ketika masih di Cilangkap dan kemudian sebagai Mentri Pertambangan; dan kemudian juga mewawancarai tokoh-tokoh IMF yang sering hadir di Jakarta seperti Camdessus dan Hubert Neiss, Mark Malloch Brown Administrator for UNDP, James Wolfensohn Presiden World Bank.

Selama hampir lima tahun mengudara, News & Views berhasil menghadirkan 200 orang tokoh dari dalam dan luar negeri.

Andainya ia punya wewenang, katanya, ia akan mewajibkan semua stasiun televisi agar mempunyai tanggung jawab sosial dan mengalokasikan sebagian waktu siaran sedikitnya 30% untuk program-program yang peduli akan hak-hak publik berisi informasi, edukasi, dan hiburan sehat sebagai sumbangsih untuk memberdayakan demokrasi - karena menurutnya demokrasi bisa berkembang kearah yang baik dan mensejahterakan jika masyarakatnya memiliki informasi yang memadai untuk ikut menentukan arah demokrasi itu. Dan waktu "on air" terlalu berharga untuk disia-siakan semata untuk hiburan murahan bahkan yang tidak mendidik. Mendidik bukan berarti tidak bisa menghibur, dapat kita contoh sinetron-sinetron keluarga atau komedi atau sejarah dari Inggris, Amerika atau China yang populer namun penuh pesan yang berguna dalam melestarikan budaya yang terbaik didalam masyarakat.

Pengalaman 20 tahun lebih sebagai jurnalis radio dan televisi sangat bermanfaat bagi Inke tatkala memasuki dunia Lihat Daftar Tokoh Pengusaha bisnis.

Anak Diplomat

Inke yang menguasai aktif bahasa Inggris dan Jerman, serta bahasa Belanda (pasif), berasal dari keluarga diplomat karir sebagai Pejabat di Departemen Luar Negeri. Ayahnya, Yusuf Natanegara, pernah ditugaskan di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Jerman, Inggris, dan Uni Soviet. Jadilah Inke banyak mengenyam kehidupan dan sekolah di luar negeri semenjak masa kanak-kanak hingga dewasa.

Oleh ayah dan ibunya, dia sering diajak naik mobil berkeliling negara-negara Eropa. Pada usia 8 sampai 12 tahun, hampir seluruh negara Eropa pernah dijelajahinya,memanfaatkan waktu libur.

Sebagai anak-anak, Inke menikmati sekali pemandangan yang berbeda-beda. Di setiap kota yang dikunjungi, orangtuanya tidak hanya membawa Inke ke tempat-tempat hiburan, seperti karnaval atau sirkus, tetapi juga ke tempat-tempat bersejarah atau museum, mengenal budaya petani anggur, menyusuri sungai. Inke sangat menikmati sekaligus mempelajari sejarah setiap lokasi yang dikunjungi. "Saya menikmati itu dan mengenal sejarah memperkaya hidup kita," ujar Inke kepada Lihat Daftar Wartawan wartawan Tokoh Indonesia, Rabu 22 Desember 2004.

Inke rajin membaca, dia kutu buku. Di rumahnya banyak buku dari karya sastra berbagai negara, sampai ke novel contemporer dan buku mengenai perkembangan dunia. Hobi Inke dari kecil adalah membaca. Satu kebiasaan sejak kecil, jika orangtua mengajaknya mengunjungi tempat atau rumah kerabat dan kenalan, pertama-tama yang ia suka sekali lakukan adalah bertanya dan mencari buku. Jika yang dicari sudah ketemu, ia akan segera mengambil tempat terpojok, lalu membaca buku kesukaan seperti buku sastra dan buku cerita. Selain renang dan menonton film, membaca adalah hobi terberat Inke.

Sebagai diplomat, ayahnya, yang pernah menjabat Kepala Bagian Ekonomi dan Perdagangan KBRI London dan Moscow , sangat menanamkan semangat dan rasa cinta tanah air. Inke dididik harus menguasai berbagai hal tentang Indonesia. Sebab sebagai anak diplomat, Inke selalu ikut ditanya mengenai negaranya. Sehingga Inke juga harus belajar tentang Indonesia dan belajar mengenai seni-budaya Indonesia, seperti tari topeng dan tari merak.

Ketika bekerja di radio BBC London, pekerjaan pertama setelah menyelesaikan college di tahun 1970, Inke sering dimintakan bantuan oleh kedutaan. Misalnya untuk menyelenggarakan acara, bahkan membawa rombongan penari ke festival-festival tari di Inggris. Inke ikut terlibat aktif biasanya bertugas di bidang komunikasi untuk menggalang liputan yang bagus dari media massa di sana, seperti radio atau televisi.

Di tahun 1979, Inke juga diminta mendampingi Ibu Tien Presiden Republik Indonesia Kedua (1966-1988) Soeharto pada kesempatan kunjungan kenegaraan Lihat Daftar Presiden Republik Indonesia Presiden RI ke Inggris. Inke menterjemahkan percakapan Ibu Tien dengan Ratu Inggris dan suaminya The Duke of Edinburgh, juga dengan Pangeran Charles, Beragam pengalaman itu ikut membentuk Inke menjadi sangat suka menggeluti bidang komunikasi, khususnya PR.

Pendidikan Berpindah-pindah

Inke menjalani masa pendidikan berpindah-pindah sebagaimana galibnya anak dari keluarga diplomat yang sering berpindah tugas. Inke mengawali pendidikan dasar di Nicholas Cusanus Gymnasium, Bad Godsberg, Jerman, kemudian pendidikan menengah pada Yayasan Perguruan Cikini, dan menyelesaikan pendidikan SMP di SMP Sumbangsih, Jakarta (1964) dan SMA Negeri III Teladan, Jakarta (1967).

Inke kembali pergi ke luar negeri, kali ini menuju Inggris, setelah ayahnya ditunjuk sebagai Kepala Bagian Ekonomi dan Perdagangan KBRI London. Ia melanjutkan pendidikan dan mendapatkan sertifikat pendidikan dari London Business School, London Chamber of Commerce dan Cambridge University Proficiency in English dan memperoleh gelar MA mass communications dari University of Leicester, Centre for Mass Communication Research. Untuk pengukuhannya Inke menerima gelarnya di kampus University of Leicester, Inggris, 2007.

Pada Pemilu Presiden 2004 itu, Inke Maris melalui kantor jasa konsultan komunikasi IM&A miliknya, terlibat mendirikan dan menjalankan Media Center SBY-JK yang berlokasi di Graha Surya Internusa, Kuningan, Jakarta.

Pemilu Presiden 2004, yang merupakan peristiwa bersejarah pertamakali terjadi di Indonesia pemilihan langsung presiden, itu telah diangkat Inke sebagai bahan kajian untuk meraih gelar master S-2 di bidang mass communication. Thesisnya berjudul: "Democratization, Press Freedom, and Public Service Responsibility in Present Day Indonesia after "Reformasi".

Kegiatan Profesi

Inke Maris pernah bekerja sebagai public relations manager pada World Trade Centre (1984-1986), interpreter Ibu Istri Presiden ke-2 RI Soeharto Tien Soeharto di Istana Presiden (1979-1987), bahkan menjadi Staf Ahli Bidang Komunikasi Menteri Koordinator Perekonomian era Menteri Keuangan Kabinet Persatuan Rizal Ramli (September 2000-Juni 2001), Tim Ahli Menteri Negara Pemberdayaan Lihat Daftar Tokoh Perempuan perempuan sebagai anggota pembahas draft RUU tentang Pornografi (Des 2007 – Des 2008 ). Kegiatan profesi utamanya adalah sebagai Lihat Daftar Direktur Direktur Utama Inke Maris & Associates – Strategic Communications Consultant, sejak dibentuk tahun 1987, hingga kini.

Pengabdian Sosial

Di usia paruh baya, di luar kegiatan resmi sebagai pelaku Lihat Daftar Tokoh Pengusaha bisnis ke-PR-an yang terbilang sukses, Inke juga aktif mengabdikan diri di bidang sosial. Inke masih saja mempunyai waktu dan aktif di bidang pendidikan.

Bersama suami, Inke Maris & Associates dipercaya mengelola dan menyalurkan dana beasiswa dari Singapore Airlines (SIA) untuk para siswa SD, SMP dan SMA di Jakarta, serta mahasiswa kurang mampu karena terkena dampak krisis ekonomi 1997. Program Singapore Airlines untuk Pendidikan (SIAP), itu dimulai sejak tahun akademik 2001/2002. Hingga tahun 2007/2008 telah tersalurkan dana beasiswa terhadap 3.039 siswa SMA di Jakarta dan 616 mahasiswa UI, ITB, Unair dan ITS Surabaya, UGM, UNS Solo, Universitas Sam Ratulangi, Universitas Klabat, Universitas Pasundang Bandung, Universitas Padjajaran Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, STIE Perbanas Surabaya, Universitas Brawijaya, ITS Solo, UPN Veteran Surabaya, Universitas Airlangga jumlah total Rp 10 milyar.

Untuk setiap tahun akademik saja, kata Inke, tersedia dana beasiswa baru bagi siswa SMP dan SMU dan mahasiswa rata rata senilai Rp 1,4 milyar. Kata Inke Maris, "prioritas Program SIAP adalah membantu siswa dan mahasiswa Indonesia yang cerdas tetapi berasal dari keluarga sederhana, yang jika tanpa bantuan pihak ketiga seperti SIAP terpaksa berhenti bersekolah".

Sejak April 2007, Inke Maris juga aktif dalam Aliansi Selamatkan Pencipta Lagu Anak-anak anak Indonesia .; bersama-sama teman-teman sevisi, Inke Maris sebagai Sekretaris Jendral ASA Indonesia menjadi penggiat dalam memantau pelaksanaan hak hak anak sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Perlindungan Hak Anak dan dengan vokal menyuarakan isu isu kekerasan pada anak khususnya bagaimana pornografi telah merasuki dunia anak-anak melalui berbagai medium komunikasi. Menurut research dan pemantauan ASA Indonesia pornografi yang berkembang biak melalui vcd/dvd murah, internet dan warnet maupun majalah orang dewasa dan Komikus komik anak yang telak pornografis, yang mudah dan murah diperoleh termasuk oleh anak-anak, mempunyai pengaruh psikologis yang amat buruk pada anak-anak yang bersifat addiktif. Penelitian salah satu mitra ASA Indonesia, menemukan bahwa anak-anak usia 8 tahun di sekolah dasar di Jabodetabek, telah mengenal pornografi. Penelitian berita media menunjukan Kecendrungan anak untuk mencontoh dan "acting out" bahkan menimbulkan kasus pemerkosaan dan kekerasan oleh anak pada anak yang lebih muda di berbagai pelosok Indonesia, dari Cianjur sampai Jambi, sampai Jember.

ASA Indonesia juga telah aktif menyuarakan dan mendorong pengesahan UU Pornografi 2008 dan UU Informasi Transaksi Elektronik 2007 dan memperjuangkan pasal perlindungan anak, dengan tujuan menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi Pencipta Lagu Anak-anak anak Indonesia. Kata Inke Maris "UU pornografi 2008 bukan untuk mengatur cara berpakaian atau budaya atau untuk kepentingan agama tertentu sebagaimana dimanipulasi oleh sejumlah orang, tetapi mengatur agar adegan adegan yang harusnya untuk konsumsi ruang privat orang dewasa tidak memasuki ruang publik apalagi ruang anak ".

Alasan Inke Maris bersemangat untuk bergiat dalam ASA Indonesia, karena semula Inke terkejut mengetahui tentang temuan FBI Amerika, bahwa gambar-gambar pornografi anak, yang ditemukan beredar di Internet disupply dari Indonesia selain dari Rusia. Ia merasa terpanggil untuk "berbuat sesuatu".

Dalam memperjuangkan pengesahan UUPornografi, Inke Maris bersama teman-teman ASA Indonesia melakukan semacam "roadshow" mendatangi fraksi fraksi di DPR menjelaskan bahwa pornografi sudah menjadi industri dan merupakan kekhawatiran bagi orang tua dimana saja, termasuk di negara-negara maju dan liberal sekalipun.

Ia juga diundang oleh Kementrian Negara Pemberdayaan Lihat Daftar Tokoh Perempuan perempuan untuk menjadi anggota tim kajian rancangan undang undang pornografi, dan menjadi anggota delegasi Republik Indonesia pada konperensi PBB di New York "51st Commision on the status of woman" tahun 2007 dan kemudian pada konperensi PBB di Wina mengenai Human Trafficking"The Vienna Forum to Fight HumanTrafficking" tahun 2008.

Setelah Undang-undang Pornografi disahkan pun, Inke Maris tetap membela UU Pornografi sebagai saksi ahli untuk pemerintah pada uji materi Mahkamah Konstitusi tanggal 27 Agustus 2009.

Kegiatan sosial lainnya, terkait dengan masalah kesehatan reproduksi Lihat Daftar Tokoh Perempuan perempuan. Inke Maris, MA bersama dokter dokter dan professor dibidang obstetry gynaecologi dan onkologi, membentuk Inisiatif Pencegahan Kanker Serviks tahun 2010 yang diketuai Prof. Dr Farid Aziz. Kemahirannya dalam strategic communications sangat membantu untuk melaksanakan tujuan IPKASI untuk membangunkan kesadaran perempuan tentang bahaya kanker leher rahim dan bahwa hanya dengan kesadaran dan kemandirian upaya sendiri perempuan dapat mencegah bahaya kanker leher rahim dengan pertama melakukan pemeriksaan rutin setiap tahun dan bagi yang mampu melakukan vaksinasi. IPKASI rajin memberikan penyuluhan ke Kementrian Pendidikan, ke kalangan selebrities, ke kalangan ibu-ibu dan kalangan media, juga membangun jaringan kerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat lainnya seperti Female Cancer Program FK UI, dan dengan pemerintah seperti Dinas Kesehatan DKI, juga dengan Direktorat penyakit menular dan Di tahun 2010, IPKASI meluncurkan website kankerserviks.com.

Dalam rangka membangun awareness masyarakat tentang bahaya kanker serviks, yang merupakan penyebab kematian tertinggi pada perempuan di Indonesia – (1 perempuan meninggal setiap 1 jam ), dan menimbulkan beban ekonomi, sosial dan psikologis yang berat buat keluarga, Inke Maris melalui Ipkasi dan Female Cancer Program dengan disponsori oleh PT Pertamina Tbk memotori tercetusnya "Gerakan Perempuan Melawan Kanker Serviks" yang dicanangkan oleh Ibu Negara, Ibu Ani Presiden Republik Indonesia Keenam (2004-2014) Susilo Bambang Yudhoyono pada tg 6 Oktober 2011.

Dalam rangka Hari Ibu tg 22 Desember 2011, Inke juga memberikan konsultasi kepada Female Cancer Program, dalam rangka peluncuran Bulan Cegah Kanker Serviks, yang mentargetkan 6000 perempuan untuk melakukan pemeriksaan di 34 Puskesmas yang tersebar di Jakarta, secara gratis. Selanjutnya di tahun 2012 Inke Maris juga memotori produksi dan penayangan iklan layanan masyarakat tentang kanker serviks dengan bantuan dana dari program kemasyarakatan Pertamina.

Keluarga

Menikah dengan Rizal Maris di London tahun 1969, Inke dikaruniai tiga orang anak. Anak terbesar laki-laki bernama Yuma Sanjaya, ia mendapat beasiswa Fulbright dan meraih gelar MBA-nya dari University of Texas McCoombes Business School. Sudah menikah dan sudah memberikan tiga orang cucu. Yuma berhasil mengikuti jejak lama Rizal Maris yang ex Citibank sebagai profesional dibidang finance. Anak kedua, Armand Erlangga Maris, Sarjana Teknik,Universitas Mercubuana membantu mengembangkan bisnis Inke Maris & Associates sebagai Lihat Daftar Direktur Direktur. Anak ketiga, Renata Mira Maris adalah Sarjana Bisnis Universitas Trisakti Jakarta dan International Bisnis BA honours Edith Cowan University, Perth Australia, dan dengan bekal beasiswa dari University of Westminster, London Renata menyelesaikan MA Komunikasi, sekarang bekerja di London, dibidang public relations dunia fashion.

Mengenai pendidikan anak Inke Maris berpendapat "hanya taqwa pada Allah, etika hidup jujur, dan ilmu yang menjadi bekal terbaik yang dapat diberikan dan dicontohkan orang tua kepada anak anaknya". Bio TokohIndonesia.com | marjuka-hotsan
143/4 <8+?> 6.1.2.1.4.2. Raden Ventje Natanagara [Sumedang Larang]
154/4 <8+?> 6.1.2.1.4.3. Raden Isma Natanagara [Sumedang Larang]

5

161/5 <12+?> 6.1.2.1.3.1.1. Revina Kartantri Karim [Sumedang Larang]
172/5 <12+?> 6.1.2.1.3.1.2. Reza Karlevi Karim [Sumedang Larang]
183/5 <12+?> 6.1.2.1.3.1.3. Ristanti Karina Karim [Sumedang Larang]
194/5 <13> 6.1.2.1.4.1.1. Yuma Sanjaya Maris [Sumedang Larang]
205/5 <13> 6.1.2.1.4.1.2. Armand Erlangga Maris [Sumedang Larang]
216/5 <13> 6.1.2.1.4.1.3. Renata Maris [Sumedang Larang]

6

221/6 <19> 6.1.2.1.4.1.1.1. Keyvan Maris [Sumedang Larang]
232/6 <19> 6.1.2.1.4.1.1.2. Khasha Maris [Sumedang Larang]
243/6 <16+?> 6.1.2.1.3.1.1.1. Kaira Vidia Putri [Sumedang Larang]
254/6 <17> 6.1.2.1.3.1.2.1. Qowi Mahesa Karim [Sumedang Larang]
265/6 <17> 6.1.2.1.3.1.2.2. Nadiya Siti Aviza Karim [Sumedang Larang]