Kiai Gede Dadapan - Индекс потомака
Из пројекта Родовид
2
21/2 <1> ♀ 1. Raden Ayu Retno Madubrongto [Kyai Gedhe Dadapan - Tempel Sleman]
Pernikahan Pangeran Diponegoro yang pertama terjadi ketika beliau masih di puri Tegalrejo yaitu pada tahun 1803 menikah dengan Raden Ayu Retno Madubrongto puteri kedua Kyai Gedhe Dadapan di Tempel Sleman dekat perbatasan Kedu dengan Jogjakarta. Kyai Gede Dadapan adalah seorang kepala wilayah di Pathok Nagari (Batas Wilayah), sekaligus sebagai pengikut setia keluarga Sultan. Sebelumnya dia juga pernah menjadi salah satu pengasuh Pangeran Diponegoro di Tegalrejo. Dia sering berkunjung dan menginap di lingkungan Puri Tegalrejo untuk menjalankan tugasnya mengantar kebutuhan Ratu Ageng. Pada saat itulah dia sering ikut mengasuh Pangeran Diponegoro kecil yang masih bernama Ontowiryo. Dia juga yang sering membacakan kitab-kitab keagamaan untuk Ontowiryo. Setelah Ontowiryo menjadi santri di Mlangi di wilayahnya, dia juga yang bertugas mengurus segala kebutuhan selama mondok sebagai santri.
3
Садржај |
Raden Mas Muhammad Ngarip/Raden Antawirya II / Diponegoro Anom/Diponegoro II/Kanjeng Pangeran Haryo Diponegoro II /Pangeran Abdul Majid.
Lahir pada tahun 1803. Dilihat dari tahun kelahirannya maka dapat dipastikan sebagai anak dari ibu Raden Ayu Madubrongto. Ketika perang Diponegoro dimulai dia telah berusia 22 tahun dan selalu setia menjadi pembela ayahnya. Sebagai putera tertua dan memiliki kesamaan pandangan dengan ayahnya maka dia dengan ikhlas mengangkat senjata mendampingi ayahnya. Nama bayinya adalah Raden Mas Muhammad Ngarip, dan kelak nama itu dia gunakan lagi ketika berada di wilayah sumenep dengan sedikit perubahan yaitu Raden Mas Mantri Muhammad Ngarip. Nama ini dia gunakan selama dalam pembuangan di Sumenep Madura. Dialah yang menulis buku Babad Diponegoro Suryongalam. Ketika menginjak dewasa dan ayahnya telah menggunakan nama Diponegoro, dia mendapatkan gelar nama yang sama yaitu Ontowiryo II dan selanjutnya menggunakan nama Diponegoro II atau Diponegoro Anom ketika ayahnya diangkat oleh rakyat menjadi Sultan Abdul Hamid. Nama tersebut diberikan sendiri oleh Pangeran Diponegoro sebagai tanda bahwa putera kesangannya inilah kelak yang akan melanjutkan cita-citanya. Memang dia hanya dari isteri samping, tetapi keindahan budi pekerti ibunya membuat Pangeran Diponegoro sangat menyayangi anak sulungnya ini. Melihat usianya yang sudah mencapai 22 tahun pada saat perang Diponegoro dimulai, maka dapat dipastikan bahwa pada saat itu beliau sudah memiliki isteri dan memiliki beberapa anak. Kelak keturunan beliau yang lahir dan besar di tanah Jawa inilah yang akan menjadi generasi penerusnya sebagai pengganggu ketenteraman penjajah. Sejak awal peperangan, Diponegoro Anom diserahi untuk menjaga dan melawan penjajah di wilayah Bagelen ke Barat bersama beberapa orang pilihan Pangeran Diponegoro di antaranya Tumenggung Danupoyo. Taktik perang yang digunakan sama dengan ayahnya yaitu bergerilya dan berpindah-pindah. Area perjuangan Pangeran Diponegoro Anom ini mencapai wilayah Barat Banyumas, Temanggung dan Parakan. Di medan perang Diponegoro Anom ini sering bekerja sama dengan Pamannya Sentot Prawirodirjo dan adik tirinya Raden Mas Singlon atau Raden Mas Sodewo. Setelah menjalani pembuangan di Sumenep tahun 1834 lalu dibuang ke Ambon 1853. Sebenarnya Pangeran Diponegoro berharap agar ibu dan anak-anaknya bisa bergabung dengannya di pembuangan, tetapi hal itu secara halus ditolak oleh Belanda dan sebagai gantinya Van den Bosch menijinkan anak-anaknya kembali ke Tegalrejo. Bahkan anak Pangeran Dipokusumo dan Pangeran Diponingrat diijinkan tinggal di dalam kraton. Selanjutnya Belanda melalui Kapten Roeps juga memenuhi permintaan Pangeran Diponegoro untuk membagikan pusaka warisan pada anak-anaknya yang terdiri dari keris dan tombak.
SILSILAH KELUARGA (Dari Pancer Bapak)
0. KANJENG SUNAN PRABU AMANGKURAT AGUNG 1. KANJENG SUSUHUNAN PAKUBUANA I 2. KANJENG PRABU AMANGKURAT IV 3. KANJENG SULTAN HAMENGKU BUWANA KAPING I ING NGAYOGYAKARTA 4. KANJENG SULTAN HAMENGKU BUWANA KAPING II ING NGAYOGYAKARTA 5. KANJENG SULTAN HAMENGKU BUWANA KAPING III ING NGAYOGYAKARTA 6. BPH. DIPANEGARA 7. RM. MUHAMMAD NGARIP/PANGERAN ABDUL MADJID - Tercatat Di Tepas Darah Dalem -
SILSILAH KELUARGA BESAR KETURUNAN PANGERAN ABDUL MADJID
Putra-putri
No. | Nama | Tempat/Lahir |
---|---|---|
1. | RM. ACHMAD DIPONEGORO | Ambon, C-18?? |
2. | RM. MUHAMMAD DIPONEORO | Ambon, C-18?? |
3. | RM. BDULLAH DIPONEGORO | Ambon, C-18?? |
4. | RM. ABDUL RACHMAN DIPONEGORO | Ambon, C-18?? |
Cucu
- ) 1.1. RAy. KHALIDJAH (Ambon, C-18??)
- ) 1.2. RM. IBRAHIM
- ) 1.3. RAy. DJAHRO
- ) 1.4. RAy. SECHA
- ) 1.5. RM. ISMAEL
- ) 1.6. RM. DAUD
- ) 1.7. RM. MUHAMMAD
- ) 1.8. RM. SULAEMANJ
- ) 2.1. RM. IDRIS
- ) 2.2. RM. MACHMUD
- ) 2.3. RM. ABDUL GHANI
- ) 2.4. RAy. DJUNA
- ) 3.1. RM. YUSUF DIPONEGORO
- ) 3.2. RM. SYAWAL DIPONEGORO
- ) 3.3. RM. SUJA DIPONEGORO
- ) 3.4. RAy. MARJAM DIPONEGORO
- ) 3.5. RM. MUHAMMAD DIPONEGORO
- ) 3.6. RM. YUNUS DIPONEGORO
- ) 3.7. RM. ACHMAD DIPONEGORO (BANDUNG)
- ) 3.8. RM. MURTASA DIPONEGORO
- ) 3.9. RAy. MURTINAH DIPONEGORO
- ) 3.10. RAy. SUPINAH DIPONEGORO
- ) 3.11. RAy. MURJANI DIPONEGORO
- ) 3.12. RAy. SUPATNI DIPONEGORO
- ) 4.1. RM. DJAFAR DIPONEGORO
Buyut / Cicit
- 1.6.1. RAy. DJAMILAH
- 1.6.2. RAy. CHADIDJAH
- 1.6.3. RAy. DJAHRAH (SURABAYA)
- 1.6.4. RAy. AISJAH (AMBON)
- 1.6.5. RAy. RACHMAH (MEDAN)
- 1.6.6. dr.RM. ACHMAD (PONTIANAK)
- 1.6.7. RAy. KAJATIN (YOGYAKARTA)
- 1.6.8. RAy. MOENAH (tidak ada keturunan)
- 1.8.1. RM. SLAMET DIPONEGORO
- 1.8.2. RM. ISMAIL (JAKARTA)
- 1.8.3. RAy. SYAMSILAH (PPRAJA AMBON
- 1.8.4. RM. IBRAHIM (KTR GUB AMBON)
- 2.1.1. RM. ABD HAMID
- 2.1.2. RM. ABD RACHMAN (AMBON)
- 2.1.3. RM. ABD GAFUR (TASIKMAKAYA)
- 2.1.4. RM. ISMAIL
- 2.1.5. RAy. KALSUM
- 2.1.6. RAy. MUDJANI (AMBON)
- 2.1.7. RM. ABDULLAH (POLISI MAGELANG)
- 2.1.8. RM. ACHMAD (JAW PELAJARAN TJ PRIOK)
- 2.1.9. RM. ABD GHANI (AMBON)
- 2.2.1. RM. ABD RADJAK (MAKASSAR)
- 2.2.2. RM. ABD GAFUR (NISM TJ PRIOK)
- 2.2.3. RAy. RAMLAH (AMBON)
- 2.3.1. RM. ABD MUTALIB (AMBON)
- 2.3.2. RM. ABD MANAP (AMBON)
- 3.1.1. RM. NURSEWAN
- 3.1.2. RAy. HARTATI
- 3.2.1. RAy. SAMSIRIN
- 3.2.2. RM. SAID
- 3.2.3. RM. ABD RACHMAN
- 3.2.4. RM. ABDULLAH DIPONEGORO
- 3.2.5. RAy. FATMA (SURABAYA)
- 3.3.1. RAy/ NURANI (AMBON)
- 3.3.2. RM. SAMAUN
- 3.3.3. RM. SAID (TJ PRIOK)
- 3.3.4. RAy. DINAR
- 3.3.5. RM. ABDULLAH
- 3.3.6. RAy. DJASIAN (TJ PRIOK)
- 3.7.1. RM. ISKANDAR DJOHAN DIPONEGORO
- 3.7.2. RM. ACHMAD DJOHAN DIPONEGORO
- 3.7.3. RM. INDRA DJOHAN DIPONEGORO
- 3.8.1. RAy. SUPATMI DIPONEGORO (AMBON)
- 3.8.2. RM. MUHAMMAD DIPONEGORO
- 3.8.3. RAy. PAWON (BANDUNG)
- 3.8.4. RAy. DJAHRO (AMBON)
- 3.8.5. RAy. NENG
- 3.8.6. RAy. SAMSIRIN (AMBON)
- 4.1.1. RM. MUHAMMAD
- 4.1.2. RAy. SAKIAH
- 4.1.3. RAy. TIMUR (BANDUNG)
Canggah
- 1.6.2.1. RAy. NURLELA AMAR DIPONEGORO
- 1.6.2.2. RM. SALIM AMAR DIPONEGORO
- 1.6.2.3. RM. AHMAD AMAR DIPONEGORO
- 1.6.3.1. RM. ACHMAD INDRACAHYA KAMARULLAH
- 1.6.3.2. RM. OEMAR INDRACAHYA KAMARULLAH
- 1.6.3.3. RM. ABDULLAH INDRACAHYA KAMARULLAH
- 1.6.3.4. RAy. MIEN SUROYO
- 1.6.3.5. RAy. POPPY SUROYO
- 1.6.5.1. RM. OEMAR KAMARUDIN
- 1.6.5.2. RM. HAMID KAMARUDIN
- 1.6.5.3. RM. DEETJE KAMARUDIN
- 1.6.5.4. RM. DICKY KAMARUDIN
- 1.6.7.1. RM. MAYOR GAUTAMA SAHIR
- 1.6.7.2. RM. dr. ERLANGGA SAHIR
- 1.6.7.3. RAy. Dra. CICI SAHIR
- 1.6.7.4. RM. Kol dr. ABIMANYU SAHIR
- 1.6.7.5. RM. Kol AMILUHUR SAHIR
- 1.6.7.6. RM. dr ONTOWIRYO SAHIR
- 1.8.1.1. RM. PUDJOJONO (AURI MEDAN)
- 1.8.1.2. RAy. MUNAH (JAKARTA)
- 1.8.1.3. RAy. MARIATI
- 1.8.1.4. RM. DIPOKUSUMO (BANDUNG)
- 1.8.1.5. RM. SURASNO (BANDUNG)
- 1.8.1.6. RAy. RATNAWATI (SEMARANG)
- 1.8.1.7. RM. SUDJONO I
- 1.8.1.8. RM. SUDJONO II (SEMARANG)
- 1.8.1.9. RM. SETIABUDI (SEMARANG)
- 1.8.1.10. RA. BUDIATI (SEMARANG)
- 1.8.2.1. RAy. SAMSILAH (JAKARTA)
- 1.8.2.2. RAy. SUPATNI (JAKARTA)
- 1.8.2.3. RAy. KEATIN (JAKARTA)
- 1.8.2.4. RM. SULAEMAN I
- 1.8.2.5. RM. SUKARNO
- 1.8.2.6. RAy. SUHARTI
- 1.8.2.7. RM. SULAEMAN II (JAKARTA)
- 1.8.2.8. RM. MOH ISMAIL (JAKARTA)
- 1.8.2.9. RM. SUDIRMAN (JAKARTA
- 1.8.2.10. RM. SUKIRMAN (JAKARTA)
- 2.1.1.1. RAy. DJENAB (TERNATE)
- 2.1.2.1. RM. MUHAMMAD
- 2.1.2.2. RAy. KALSUM (MAKASAR)
- 2.1.3.1. RAy. HAMILIH (TASIKMALAYA)
- 2.1.8.1. RAy. MURN (TJ PRIOK)
- 2.1.8.2. RAy HAR 1
- 2.1.8.3. RAy MUL
- 2.1.8.4. RAy HAR 2
- 2.1.8.5. RAy. DINAR (TJ PRIOK)
- 2.1.8.6. RM. ABD MADJID
- 2.2.1.1. ...............
- 2.2.1.2. ...............
- 2.2.1.3. ...............
- 2.3.1.1. RM. AMIN (AMBON)
- 2.3.1.2. RAy. MIRJAM (AMBON)
- 2.3.2.1. RM. ABD GANI (AMBON)
- 3.1.1.1. RM. YUSUF (TNI JAKARTA
- 3.1.1.2. RAy. MIRJAN (JAKARTA)
- 3.1.1.3. .........................
- 3.1.1.4. .........................
- 3.2.4.1. RM. SENTOT DIPONEGORO
- 3.2.4.2. RAy. MARYAM DIPONEGORO
- 3.2.4.3. RM. SUTOMO DIPONEGORO
- 3.2.4.4. RAy. MARYATI DIPONEGORO
- 3.2.4.5. RAy. SUKATI DIPONEGORO
- 3.2.4.6. RM. SANTOSO DIPONEGORO
- 3.2.4.7. RM. ANTAWIRYA DIPONEGORO
- 3.2.4.8. RM. SUSILO DIPONEGORO
- 3.2.4.9. RM. GATOTO DIPONEGORO (JOHAN)
- 3.2.4.10.RM. INDRA DIPONEGORO
- 3.2.4.11.RAy. RATNANINGSIH DIPONEGORO
- 3.2.4.12.RM. SUDIRMAN DIPONEGORO (DEN)
- 3.3.2.1. RM. ACHMAD
- 3.3.2.2. RM. ....................
- 3.3.3.1. RAy. KUSIAH (AMBON)
- 3.3.3.2. RAy. KURSIN (AMBON)
- 3.3.3.3. RM. SUDJA (AMBON)
- 3.7.1.1. RAy. MIRANDA DIPONEGORO
- 3.7.1.2. ..............................
- 3.7.2.1. RM. ALEXANDER DIPONEGORO
- 3.7.2.2. RM. NURDJOHAN DIPONEGORO
- 3.7.2.3. RAy. MAGDALIN DIPONEGORO
- 3.7.2.4. RAy. FARIDA A DIPONEGORO
- 3.7.2.5. RAy. ARISWAPI DIPONEGORO
- 3.7.2.6. RAy. DJULISTANI DIPONEGORO
- 3.7.2.7. RAy. ANNEKE DIPONEGORO
- 3.7.2.8. RM. DANUR DIPONEGORO (KEMLU TOKYO)
- 4.1.1.1. RM. MUHAMMAD DIPONEGORO
- 4.1.1.2. RAy. SAKILAH DIPONEGORO
- 4.1.1.3. RAy. TIMUR DIPONEGORO (BANDUNG)
Титуле : 1825, Yogyakarta, Pangeran Diponegoro II
Титуле : 1830, Raden Mas Mantri Muhammad Ngarip
Pangeran Alip / R.M.Singlon/ R.M Sodewo / Ki Sodewo/Demang Notodirjo
Awal tahun 1810 Pangeran Diponegoro melakukan perjalanan ke wilayah Madiun atas pesan almarhum nenek buyutnya yaitu Ratu Ageng untuk selalu menjalin hubungan tali silaturahim. Di sanalah Pangeran Diponegoro menikah dengan Raden Ayu Citrowati. Belum sempat diperkenalkan dengan keluarga di Jogja, Raden Ayu Citrowati meninggal dalam kerusuhan di Madiun setelah dia melahirkan putera Pangeran Diponegoro. Bayi tersebut kemudian dibawa oleh sahabat Pangeran Diponegoro yang bernama Tembi menyusul ke tempat Pangeran Diponegoro bertapa di gua Cerme sekitar Bantul. Menurut Ki Tembi bayi tersebut telah diberi nama Alip. Pada saat itu tidak mungkin Pangeran Diponegoro membawa bayi tersebut pulang ke Tegalrejo karena tidak ada pengasuh di sana karena isteri tertuanya juga tengah mengasuh bayi, begitu juga dengan isteri ketiganya. Sedangakn isteri keduanya yang dari trah ningrat memiliki tabiat yang kurang berkenan di hati Pengeran Diponegoro dan lebih banyak tinggal di istana. Atas permintaan Pangeran Diponegoro anak tersebut dititipkan kepada Ki Tembi untuk diasuh dan dibesarkan. Agar tidak diketahui oleh siapa-siapa Ki Tembi disuruh memberi nama singlon. Singlon artinya samaran atau sembunyi (hiden). Bayi yang baru beberapa minggu lahir dan ditinggal mati oleh ibunya ini perlu disembuyikan karena Pangeran Diponegoro mempunyai firasat bahwa anak tersebut kelak akan menjadi musuh besar Belanda, maka perlu disembuyikan. Perintah kepada Ki Tembi adalah : ”Jenengono singlon ben ora konangan Londo (berilah nama samaran agar tidak ketahuan Belanda)” sehingga dia disebut Raden Mas Singlon. Jadi nama Singlon sendiri sebenarnya bukan nama resmi, tetapi nama panggilan. Bisa jadi ini karena kesalahpahaman Ki Tembi ketika diberi perintah oleh Pangeran Diponegoro agar memberi nama singlon yang maksudnya adalah nama samaran tetapi singlon malah dijadikan nama panggilan sehingga jadilah nama Raden Mas Singlon atau Bagus Singlon. Sebutan Sodewo diberikan oleh Pangeran Diponegoro karena Raden Mas Singlon berperang laksono dewo atau bagaikan dewa. Jadi Sodewo adalah singkatan dari kata laksono dewo. Gelar Raden Mas ditanggalkan oleh Ki Sodewo dalam penyamaran dan lebih banyak dipanggil Ki (panggilan untuk laki-laki yang dihormati), agar gerak-geriknya tidak diawasi oleh Belanda. Di wilayah Banyumas nama R.M Singlon atau Ki Sodewo juga tidak dikenal masyarakat, tetapi di sana lebih dikenal dengan sebutan Notodirjo. Nama Notodirjo pernah dipakai oleh Raden Abdul Kamil Alibasah yaitu kakak Sentot Prawirodirjo. Raden Abdul Kamil Alibasah atau Tumenggung Notodirjo adalah suami pertama Raden Ayu Impun puteri Pangeran Diponegoro. Setelah Raden Basah Abdul Kamil gugur dalam pertempuran, Raden Ayu Basah dinikahi oleh Tumenggung Mertonegoro yang kemudian bergelar Raden Basah Abdul Kamil II dan biasa disebut dengan Basah Mertonegoro, sehingga nama puteri Pangeran Diponegoro ini sering dikenal dengan nama Raden Ayu Basah Mertonegoro. Nama Notodirjo sendiri lalu digunakan oleh R.M Singlon sekaligus menggantikan Notodirjo sebelumnya dalam peperangan.
Raden Mas Singlon meninggal dalam peperangan sekitar tahun 1860, setelah dijebak oleh saudara seperguruannya Ki Wrekso Sosrobahu. Kepala Ki Sodewo di penggal dan dibawa ke sebuah bukit di Kaliagung sedangkan tubuhnya di hanyutkan di sungai Serang. Sehari kemudian tubuhnya di temukan oleh seorang pedagang dan di makamkan di sebelah barat pasar Wates. Kini kepala dan jasad tubuh Ki Sodewo telah disatukan dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum di Sideman, Wates Kulon Progo. Tubuhnya menyatu dalam kedamaian dengan bumi yang dibelanya sampai mati. Tubuhnya menyatu dengan bumi menoreh, sebuah tempat di mana ayahnya pernah dilantik sebagai seorang sultan oleh pengikutnya. Tubuhnya larut dan di bumi para pahlawan di Bumi Menoreh, Kulon Progo.
R.M Dipoatmaja /R.M Dipokusumo /Pangeran Abdul Aziz (1805)
Adalah putera ke dua Pangeran Diponegoro yang lahir dari ibu Retno Madubrongto. Dia sudah cukup dewasa ketika perang dimulai, sehingga tidak menutup kemungkinan, dia meninggalkan anak dan isteri ketika menjalani pembuangan di Ambon. Semasa perang, RM. Dipoatmojo banyak bergerak di wilayah Pacitan dan Madiun. Peperangan dipimpin oleh Bupati Mas Tumenggung Joyokariyo, Mas Tumenggung Jimat dan Ahmad Aris, akan tetapi akhir Agustus 1825 daerah Pacitan berhasil dikuasai Belanda. Bupati Joyokariyo di pecat, sedang Tumenggung Jimat dan Ahmad Aris ditangkap yang nasibnya tidak diketahui. Sebagai bupati baru, diangkatlah oleh Belanda Mas Tumenggung Somodiwiryo, akan tetapi tidak lama bertahta sebab 9 Oktober 1825 diserbu oleh pasukan Madiun yang dipimpin oleh Raden Mas Dipoatmojo dan berhasil membunuh bupati baru tersebut. Namun akhirnya awal Desember 1825 seluruh pasukan Madiun di Pacitan berhasil dipecah belah oleh Belanda, hingga Pacitan sepenuhnya di kuasai Belanda.
Pada akhir perang Diponegoro, Raden Mas Dipoatmojo berada di Surakarta bersama keluarga kakek buyutnya dari garis ibu setelah pada tanggal 8 Januari 1830 tertangkap oleh pasukan Belanda lalu dibuang ke Ambon 1840.4
5
251/5 <10> ♂ 6. Raden Mas Daud [Hamengku Buwono III]6
452/6 <25+?> ♀ 1. RA. Djamilah [Hamengku Buwono] 503/6 <25+?> ♀ 6. dr. RM. Achmad (Pontianak) [Hamengku Buwono]7
SILSILAH KELUARGA (Pancer Bapak)
#0. KANJENG SULTAN HAMENGKU BUWANA KAPING III ING NGAYOGYAKARTA #1. BPH. Dipanegara #2. Pangeran Abdul Madjid Diponegoro #3. Pangeran Abdullah Diponegoro #4. RM Ahmad Diponegoro #5. RM Iskandar Johan Diponegoro #6. RA Miranda Diponegoro - Terlampir Kekancingan -
PENDIDIKAN
- - - -
PEKERJAAN/PROFESI
- - - -
FOTO KELUARGA
I. KUNJUNGAN KE KERATON YOGYAKARTA (Yogya, 20 Oktober 2012)
Atas undangan Adik kandung Sultan HB-X yaitu GBPH. Joyokusumo, pada Oktober 2012 kami yang berjumlah kurang lebih 20 orang melakukan kunjungan ke Keraton Yogyakarta. Agenda utama kunjungan antara lain :
- Silaturahmi Keluarga Pangeran Diponegoro dengan Pihak Keraton Yogyakarta;
- Membahas Kekancingan Keluarga (Semacam Sertifikat / Surat Pengukuhan Hak) yg dikeluarkan oleh Tepas Darah Dalem;
- Pembentukan Nama Organisasi Keturunan Pangeran Diponegoro;
- Masalah-masalah lain keluarga.
Dalam acara kunjungan ini Gusti Joyokusumo didampingi BRAy. Hj. Nuraida/BRAy. Joyokusumo bercerita banyak tentang kondisi Keraton, kondisi kesehatan Gusti Joyo dan sekilas tentang tatakrama Keraton. Dalam kesempatan ini juga kami semua diajak berkeliling oleh BRAy. Joyokusumo mengenai isi Keraton serta sejarahnya, juga berkunjung ke Museum Kereta Kencana Keraton. Pada jamuan makan siang, kami diperkenankan mencicipi kue hidangan pembuka kesukaan dan tradisi Sultan-sultan Yogyakarta yang bernama "Kue Rondo Mendem" semacam "Pancake" juga dihidangkan minuman "Stuff Jambu Merah" khas Keraton Yogyakarta.
II. PENTAS PENGASINGAN SANG PANGERAN Ke 1 (Magelang, 8 Januari 2014)
III. UNDANGAN IKA UNDIP (Senayan City, 27 Januari 2014)
- IV. PENTAS PENGASINGAN SANG PANGERAN KE 2 (Bentara Budaya Jakarta, 6 Maret 2014)
Sumber :
BASIC INFORMATION IKPD
Ass...Wr..Wb...Basic Informasi ini Bertujuan untuk Menjalin Hubungan Silahturahmi yg Lebih Luas lagi antara sesama Garis Keturunan Pangeran Diponegoro secara Langsung Maupun Tidak Langsung Melalui " Jaringan Informasi " Ikatan Keluarga Pangeran Diponegoro " ( IKPD )..yg Selama ini sdh Berjalan di Jakarta semenjak Tahun +/- 1970,sebagai Pencetus Awal ...Para Almarhum " ROMO /, EYANG " KAMI DIBAWAH INI " Yaitu :
1.Kol.RM. Yusuf Diponegoro ( Ciliman Jakarta Pusat ) 2.RM.Iskandar Johan Diponegoro / Romo Odot Diponegoro ( Jl.Beliton 15 Menteng Jakarta Pusat) 3.RM.Ismail Diponegoro ( Admodirono I / 8 Semarang ) 4.Prof Dr.Heider Bin Heider ( Srondol Semarang ) 5.RA.Kayatin Diponegoro / Istri DR.Syahir Nitiharjo ( Kota Baru Yogyakarta )..
Saat ini Sekertariat IKPD Tetap dari dulu di JL.Beliton no.15 Menteng Jakarta-Pusat, Rumah Almarhum Romo / Eyang Odot Diponegoro ( Salah satu Pencetus IKPD ).
Wassalam.
SILSILSAH RM.ISMAIL DIPONEGORO
FYI, kami putra/cucu alm. RM. Ismail Diponegoro namun sekarang keluarga alm RM Ismail Diponegoro sudah tidak berkediaman di Admodirono I/8 Semarang. Dari alm RM Ismail Diponegoro ada 11 putra/i :
1. Ely Diponegoro 2. Emy Diponegoro 3. Enny Keatin Diponegoro (Jl. Singosari III No. 10 Semarang) 4. Soekarno Diponegoro 5. Alm. Soedirman Diponegoro 6. Alm. Soelaiman Diponegoro 7. Moh Ismail Diponegoro 8. Soekirman Diponegoro 9. Yetty Diponegoro 10. Alm. Jupri Diponegoro 11. Mutmainah Diponegoro
dari 11 putra/i tsb semua berdomisili di semarang.
Sedangkan sy putra dari ibu Enny Keatin Diponegoro dan memiliki 7 saudara :
1. Iwan Kridasantausa, 2 putri : Almira Kridarahmanda & Elita Kridavirmata 2. Andi Kridasusila, 3 putra : Reksa Kridawasesa, Andre Kridaprawira, dan Alvin 3. Alm. Herry Kridaprakosa, 1 putri : Alvita Kridaprakosa 4. Doddy Kridasaksana, 1 putri : Adinda Kridasaksana 5. Boma Kridautama, 1 putra : Aldiva Rizky Kridautama 6. Rinta Kridalukmana (penulis), 1 putri : Anastasya Arinta Kridamaranatha Alamat : Jl. Sidoluhur 17/16, Tlogosari, Semarang 7. Ronny Kridakristianto, 1 putra : Raja Kridarukmana 8. Suluh Kridalelana, 1 putra : Kenzi Kridabalakosa
Untuk menghubungi keluarga besar dari alm RM Ismail Diponegoro dapat melakukan kontak dg kami, Rinta Kridalukmana
Demikian informasi yg dpt kami sampaikan. Terima kasih.8
2741/8 <170> ♂ 6. RM. Rinta Kridalukmana Diponegoro [Hamengku Buwono]#0. KANJENG SULTAN HAMENGKU BUWANA KAPING III ING NGAYOGYAKARTA #1. BPH. Dipanegara #2. Pangeran Abdul Madjid Diponegoro #3. Pangeran Abdullah Diponegoro #4. RM. Syawal Diponegoro #5. RM. Abdullah Diponegoro #6. R. Sudirman Diponegoro #7. Rr. Devi Andhika Putri Diponegoro - Terlampir Kekancingan -
PENDIDIKAN
- SMA1 - S1 (SE) Manajemen Pemasaran, UNIVERSITAS PERSADA YAI - S2 (MM) Magister Manajemen Pemasaran, UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASAR
PEKERJAAN/PROFESI
- Account Officer, PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO), Tbk#0. KANJENG SULTAN HAMENGKU BUWANA KAPING III ING NGAYOGYAKARTA #1. BPH. Dipanegara #2. Pangeran Abdul Madjid Diponegoro #3. Pangeran Abdullah Diponegoro #4. RM. Syawal Diponegoro #5. RM. Abdullah Diponegoro #6. R. Sudirman Diponegoro #7. Rr. Virda Andhini Putri Diponegoro - Terlampir Kekancingan -
PENDIDIKAN
- - -
PEKERJAAN/PROFESI
- --