Raja Gowa Ke-25-I Mappibabasa Sultan Abdul Kudus (1742-1753) - Индекс потомака

Из пројекта Родовид

Особа:641548
Generation of a large tree takes a lot of resources of our web server. Anonymous users can only see 7 generations of ancestors and 7 - of descendants on the full tree to decrease server loading by search engines. If you wish to see a full tree without registration, add text ?showfulltree=yes directly to the end of URL of this page. Please, don't use direct link to a full tree anywhere else.
11/1 <?> Raja Gowa Ke-25-I Mappibabasa Sultan Abdul Kudus (1742-1753) [Raja Gowa]

2

21/2 <1> Raja Gowa Ke-26 Amas Madina Batara Gowa (diasingkan Oleh Belanda ke Sri Lanka) (1753-1767) [Raja Gowa]

3

31/3 <2> Raja Gowa Ke-27 I Mallisujawa Daeng Riboko Arungmampu Tuminanga ri Tompobalang (1767-1769) [Raja Gowa]

4

41/4 <3> Raja Gowa Ke-28 I Temmassongeng Karaeng Katanka Sultan Zainuddin Tuminanga ri Mattanging (1769-1778) [Raja Gowa]

5

51/5 <4> Raja Gowa Ke-29 I Manawari Karaeng Bontolangkasa (1778-1810) [Raja Gowa]

6

61/6 <5> Raja Gowa Ke-30 I Mappatunru / I Mangijarang Karaeng Lembang Parang Tuminang ri Katangka (1816-1825) [Raja Gowa]

7

71/7 <6> Raja Gowa Ke-31-La Oddanriu Karaeng Katangka Tuminanga ri Suangga (1825-1826). [Raja Gowa]

8

81/8 <7> Raja Gowa Ke-32 Sultan Abdul Kadir I Kumala Karaeng Lembang Parang Sultan Abdul Kadir Moh Aidid Tuminanga ri Kakuasanna (1826-1893). [Raja Gowa]
Титуле : 1844
Смрт: 30 јануар 1893
Image:idang.jpg

Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang


SEKEDAR CATATAN PENULIS

H. TAJUDIN, H. JARBI dan H. JEBIR, yang tinggal di daerah LOJI - Gunung Batu yang lahir antara tahun 1825-1830 Masehi adalah putra-putra Raja Gowa ke 32 yaitu I Kumala Karaeng Lembang Parang Sultan Abdul Kadir Moh Aidid Tuminanga ri Kakuasanna (1826-1893) H. Tajudin, H. Jarbi dan H. Jebir lari dari Makassar ke Jakarta diburu oleh Belanda karena menentang kebijakan kolonial, di Jakarta mereka tinggal pertama kali di daerah Pejambon, kemudian berpindah tempat ke daerah Kramat Sentiong, kemudian pindah lagi dan menetap lama di Bogor tepatnya di daerah Gunung Batu-LOJI.

Selama tinggal di LOJI Bogor, keturunan mereka bertiga menyebar ke wilayah Bogor yang lain seperti : Loji sendiri, Ciomas, Gunung Batu, Darmaga, Leuwiliang, Jambu, Sadeng, Paku dan Kalong). H. Tajudin membeli tanah mulai dari Leuwiliang sampai ke Desa Kalong, Jarbi membeli tanah dari Gunung Batu sampai ke daerah Dramaga, sedangkan Jebir menguasai tanah dari mulai Dramaga sampai ke daerah Cibungbulang.

Keluarga JARBI tinggal di Loji dan beranak-pinak. Anak pertama Jarbi perempuan ( ? ) menikah dengan RM. H. ABAS Cucu Pangeran Djoned Dipomenggolo (1815) putra Pangeran Diponegoro yang sampai dan menetap di Bogor tepatnya di Kampung JABARU (Jawa Baru) karena menghindari penangkapan Belanda karena pada tahun 1830 mencoba menyelamatkan Ayahnya di Batavia.

TAJUDIN, JARBI dan JEBIR, sebagai putra-putra Kasultanan Gowa keturunan Sultan Hasanuddin memiliki kekayaan cukup besar berupa aset lahan yang membentang mulai dari Gunung Batu, Loji (Bogor Kota), Sindang Barang sampai dengan Desa Kalong (Leuwiliang).

Dari KELUARGA LOJI ini, lahir pahlawan kemerdekaan yaitu Mayjen ISHAQ JUARSA yang merupakan keturunan langsung dari Keluarga LOJI tersebut.


http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Gowa