Kyai Pronoito I - Индекс потомака

Из пројекта Родовид

Особа:1604594
Generation of a large tree takes a lot of resources of our web server. Anonymous users can only see 7 generations of ancestors and 7 - of descendants on the full tree to decrease server loading by search engines. If you wish to see a full tree without registration, add text ?showfulltree=yes directly to the end of URL of this page. Please, don't use direct link to a full tree anywhere else.
11/1 <?> Kyai Pronoito I [Ki Juru Martani]
Adipati Bragolan I

2

21/2 <1> Kyai Soetodjojo [Ki Juru Martani]
Adipati Bragolan II

3

31/3 <2> Kyai Pronoito II [Ki Juru Martani]
Adipati Bragolan III

4

41/4 <3> Kyai Tjitrodjojo (Tjitroleksono) [Ki Juru Martani]

5

51/5 <4> Kyai Nosingo [Ki Juru Martani]

6

61/6 <5+1> Raden Mas Singowidjojo [Amangkurat I] 72/6 <5+1> Ny Citrowikromo, RA [?]
83/6 <5+1> Prawironegoro, RT [?]
94/6 <5+1> Raden Mas Singogati [Amangkurat I]

7

101/7 <6+2> Cokronegoro I / Cokrojoyo / Resodiwiryo [Cokronegoro]
(Bupati Purworejo 1831-1856)
112/7 <9> Raden Singodriyo [Wonosingo]

8

121/8 <10+4> Raden Adipati Aryo Cokronegoro II [Cokronegoro]
RAA Cokronagoro II adalah putra ke dua dari RAA Cokronagoro I yang memerintah di Kabupaten Purworejo tahun 1856-1896. Ibu kandungnya Nyai Adipati Sepuh, putri Kiai Kerto Menggolo dari Pengasih, Yogyakarta. Kakak kandung RAA Cokronagoro II, yakni Raden Bei Cokrosoro tidak diangkat sebagai Bupati Purworejo karena pada waktu itu sudah menjabat sebagai Mantri Gladhak menggantikan kedudukan ayahnya, RAA Cokronagoro I.

RAA Cokronagoro II meniru ayahnya, Beliau sangat tekun menangani pertanian di daerahnya. Saluran irigasi Kedung Putri yang pada zaman pemerintahan ayahnya hanya dibangun sampai wilayah kota saja, dilanjutkan sampai wilayah Banyuurip. Pembangunan lanjutan irigasi Kedung Putri sebenarnya atas usulan para jagatirta yang melaporkan sawah di daerah Banyuurip sering kesulitan air.

Karena itu sangat penting saluran irigasi kedung Putri dilanjutkan hingga Banyuurip. Setelah selesai dengan Banyuurip, RAA Cokronagoro II ingin membangun pula saluran irigasi ke Kawedanan Jenar. Untuk mewujudkan keinginannya tersebut dirinya meminta bantuan Raden Mas Turkijo, putra Bupati Kutoarjo. Raden Mas Turkijo adalah ahli bangunan irigasi yang pernah memperdalam ilmunya di Kalkuta, India.

Dengan alasan itulah Cokronagoro II meminta bantuan Raden Mas Turkijo untuk membangun bendung dan saluran irigasi ke Kawedanan Jenar. Selanjutnya dibuatlah bangunan Bendung Boro yang terletak di Desa Boro. Bangunan dan saluran irigasi Bendung Boro jauh lebih besar dibanding Kedung Putri. Bendung Boro tersebut mampu mengairi sawah seluas 5.000 hektar. Meski bangunan dan kapasitasnya lebih besar namun jarang dibicarakan orang.

Hal itu lantaran Bendung Boro kalah pamor dibanding saluran irigasi Kedung Putri karya RAA Cokronagoro I. Pada masa pemerintahan RAA Cokronagoro II merupakan masa-masa suram bagi bangsa Indonesia. Pada waktu itu tanam paksa digalakkan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Kabupaten Purworejo yang dikenal sebagai daerah pertanian dijadikan basis tanam paksa. Banyak rakyat menderita akibat program tanam paksa tersebut.

Rakyat ditekan habis-habisan untuk melancarkan program tanam paksa. Akibatnya ada pula yang mulai berani melawan penjajah meskipun sifatnya hanya sporadis. Kerusuhan terjadi di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Purworejo. RAA Cokronagoro II selain berhasil memperpanjang saluran irigasi Kedung Putri, membangun Bendung Boro, juga memugar Pendopo Kabupaten yang pada waktu itu sudah berumur 50 tahun.

Pemugaran Pendopo Kabupaten membutuhkan waktu sekitar lima tahun. Sejak dipugar sekitar 110 tahun lalu hingga kini kondisi Pendopo Kabupaten Purworejo masih utuh dan sangat kokoh. Pendopo tersebut kerasp dijadikan tempat kegiatan resmi Pemerintah Kabupaten Purworejo. Begitulah RAA Cokronagoro II dengan segala karyanya yang sudah diwariskan kepada masyarakat Purworejo.

Setelah meninggal dunia, almarhum dimakamkan di makam Kayu Lawang, Kelurahan Mudal, Purworejo yang berjarak sekitar tga kilometer dari pusat kota Purworejo. RAA Cokronagoro II memiliki 20 putra yang berasal dari enam istri.
132/8 <10+4> Raden Ngabehi Cokrosoro [Cokronegoro]
143/8 <10+4> Raden Nganten Dipoyono [Cokronegoro]
154/8 <10+4> Raden Ngabehi Reksodiwiryo [Cokronegoro]
165/8 <10+4> Raden Ngabehi Kertopati [Cokronegoro]
Raden Ngabehi Kertopati adalah patih di Kebumen.
176/8 <10+4> Raden Nganten Jogopawiro [Cokronegoro]
187/8 <10+5> Raden Ayu Susi Cokrodisuryo [Cokronegoro]
198/8 <10+5> Raden Ngabehi Cokropuro [Cokropuro]
209/8 <10+5> Raden Ayu Cokrosanjoyo [Cokronegoro]
2110/8 <10+5> Raden Ayu Cokrodipurwo [Cokronegoro]
2211/8 <10+?> Raden Nganten Sadikom Cokroamijoyo [Cokronegoro]
2312/8 <10+?> Raden Ngabehi Cokropati [Cokronegoro]
2413/8 <10+?> Raden Ayu Cokrokusumo [Cokronegoro]
Raden Ayu Cokrokusumo adalah kolektor di Kutoarjo, Purworejo.
2514/8 <10+3> Raden Nganten Wongsowijoyo [Cokronegoro]
2615/8 <10+3> Raden Ngabehi Cokrodanuatmojo [Cokronegoro]
2716/8 <10+3> Raden Ngabehi Cokrosubroto [Cokronegoro]
2817/8 <10+7> Raden Ayu Joyonagoro [Cokronegoro]
2918/8 <10+6> Raden Ngabehi Cokroadikusumo [Cokronegoro]
3019/8 <10+6> Raden Ngabehi Cokrohandoyo [Cokronegoro]
3120/8 <10+6> Raden Ngabehi Cokrodimurti [Cokronegoro]
3221/8 <10+6> Raden Nganten Cokrosonto [Cokronegoro]