5. Rd. Ipik Gandamana Sumawinata b. 30 новембар 1906

Из пројекта Родовид

Особа:907023
Rd. Ipik Gandamana Sumawinata
Rd. Ipik Gandamana Sumawinata
Рођени род Pajajaran
Пол мушки
Цело име (рођено) 5. Rd. Ipik Gandamana Sumawinata
Родитељи

1.1.1.1.1.11.4.6.3 Rd. Usup Sumawinata Sumadipura [Singaperbangsa]

NR. Jenab [Pajajaran]

[1][2][3][4]

Догађаји

30 новембар 1906 Рођење:

Рођење једног детета: 2. Nyi Rd. Uce Sukaesih Gandamana [Pajajaran]

Рођење једног детета: 3. Rd. Adang Gandamana [Pajajaran]

Рођење једног детета: 1. Nyi Rd. Dade Suparsih Gandamana [Pajajaran]

Рођење једног детета: 4. Nyi Rd. Harmini Gandamana [Pajajaran]

Титуле : Bupati Bogor ke 1 (1948-1949)

Титуле : Gubernur Jabar ke 8 (1956-1959)

Титуле : Mendagri ke 14 (1959-1964)

Напомена

Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang


Ipik Gandamana

Gubernur Jawa Barat ke-8

  • Masa jabatan : 1956 – 1959
  • Presiden : Ir. Soekarno
  • Didahului oleh : Sanusi Hardjadinata
  • Digantikan oleh : Mashudi

Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia ke-14

  • Masa jabatan : 10 Juli 1959 – 27 Agustus 1964
  • Presiden : Ir. Soekarno-Soeharto
  • Didahului oleh : Sanusi Hardjadinata
  • Digantikan oleh : Soemarno

Informasi pribadi

  • Lahir :30 November 1906 (umur 108)
  • Bendera Belanda Purwakarta, Jawa Barat, Hindia Belanda
  • Kebangsaan : Indonesia
  • Agama : Islam

Ipik Gandamana (lahir di Purwakarta, Jawa Barat, 30 November 1906; umur 108 tahun) adalah gubernur Jawa Barat periode 1956-1959. Ipik dibesarkan di Banten. Perjalanan karier kedinasannya berawal sebagai CA (candidate ambtenar) pada zaman pendudukan Jepang dan ditempatkan di Bogor selama dua tahun, Kemudian menjadi Mantri Polisi di Cikijing, menjadi Mantri Kabupaten Jakarta tahun 1931. Patih Bogor tahun 1946, Bupati Bogor 1948-1949 merangkap Bupati Lebak serta menjadi Gubernur Jawa Barat (1956-1960).

Meskipun lahir di Bogor, Ipik Gandamana menjalani masa kecil hingga dewasa di Banten. Pendidikan yang pernah ditempuhnya mulai dari ELS, MULO, OSVIA A & B dan setelah menyelesaikan studinya, aktif di lingkungan kepamongprajaan. Perjalanan kariernya dimulai saat menjadi Candidat Ambtenar (AB) pada zaman Jepang serta ditempatkan di Bogor selama kurang lebih 2 tahun, kemudian diangkat menjadi Mantri Polisi Cikijing, serta pada tahun 1931 menjadi Mantri Kabupaten Jakarta.

Pada tahun 1938 diangkat menjadi Sekretariat II Kabupaten Ciamis, kemudian pada tahun 1942 menjadi Camat Cibeureum Tasikmalaya sampai akhirnya diangkat menjadi Patih Bogor pada tahun 1946.

Karena menolak bergabung dengan pemerintahan Belanda/Recomba, pada tanggal 14 Agustus 1947 keluar besluit dari Presiden HTB Bogor Nomor 305 yang memerintahkan Ipik Gandamana dibuang ke pengasingan ke wilajah Jasinga. Saat dalam pengasingan tersebut, Ipik menerima tugas dari Pemerintah RI untuk menyusun pemerintah Kabupaten Bogor Darurat yang berpusat di Jasinga selanjutnya Ipik ditetapkan menjadi Bupati Bogor, kemudian diangkat oleh Wakil Gubernur Jawa Barat untuk merangkap sebagai Bupati Lebak.

Setelah pembentukan Kabupaten Bogor Darurat, berdasarkan keputusan Gubernur Militer Jawa Barat, Ipik diperbantukan di KMD IV/DJ.B selaku Kepala Staf Sipil Kepresidenan Bogor yang selanjutnya ditetapkan menjadi Presiden Bogor.


Karier

  • Bupati Bogor pertama. (1948-1949)
  • Wakil Gubernur Jawa Barat pertama. (1947-1952)
  • Gubernur Jawa Barat (1956-1959)
  • Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia (1959-1964)

Masa Perjuangan

thumb|250 px|Right Rumah Pengasingan Ipik Gandamanah di Desa Malasari-Nanggung-Bogor Ipik Gandamanah diangkat menjadi patih Bogor pada tahun 1946, yang sebelumnya terjadi peristiwa Bandung lautan api yang menyebabkan keluarga Ipik Gandamanah beserta stafnya mengungsi ketempat yang lebih aman dan tetap melaksanakan tugas pemerintahannya berjalan sambil berpindah-pindah tempat dan pada tahun 1946 menjadi patih Bogor. Saat itu wilayah Bogor dala kondisi yang mencekam seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa tentara Belanda telah menyebar di Bogor teramasuk mata-matanya dan menyebarkan politik adu domba (de vide et impera). Dan seperti yang sudah dijelaskan di atas, Belanda membentuk Partai Rakyat Pasundan yang dimimpin oleh Mr.Kustomo yang berpihak kepada Belanda dan bagi para pejabat pemerintahan Republik Indonesia termasuk Presiden dan Bupati yang tidak mau bergabung dengan Belanda ditangkap dan dijebloskan ke dalam tahanan militer dan sebagaian besar dibuang ke Jogyakarta.

Beberapa kali Ipik Gandamanah dibujuk untuk bergabung dengan Belanda, dengan berbagai macam cara termasuk iming-iming jabatan yang lebih tinggi, namun beliau menolak dan tetap membela pemerintahan republik Indonesia dan akhirnya beliau dimasukan ke penjara. Dan setelah beberapa lama keluarlah besluit dari presiden HTB Bogor tanggal 14 agustus 1947 nomor 305 yang memerintahkan Ipik Gandamanah dibuang kepengasingan di hutan dengan beberapa pejabatnya ke wilayah Jasinga.

Saat dalam pengasingan, Ipik Gandamanah menerima tugas dari pemerintah RI untuk menyusun pemerintahan Kabupaten Bogor darurat yang pusatnya di wilayah Jasinga dan beliau ditetapkan menjadi bupati Bogor, kemudain diangkat lagi oleh wakil gubernur jawa bara untuk merangkap menjadi bupati Lebak. thumb|250 px|Right Bagian Dalam Rumah Pengasingan, Tampak Foto Ipik Gandamanah Setelah pembentukan pemerintah kabupaten Bogor darurat sesuai perintah pimpinan pemerintah rapublik Indonesia., dalam kondisi clash dua, pemerintah darurat kabupaten Bogor di Jasinga selalu mendapat teror dan diserang oleh tentara Belanda sehingga Ipik Gandamanah beserta keluarga dan jajaran pembantunya berpindah-pindah tempat untuk menghindari serangan tentara Belanda, mulai di cipanas kabupaten Lebak dan akhirnya ke desa Malasari kecamatan Leuwiliang (sekarang kecamatan Nanggung). Di desa Malasari inilah pelaksanaan tugas pemerintah kabupaten Bogor berjalan cukup lama, selama beberapa bulan sampai adanya genjatan senjata antara pasuka TNI/pejuang dengan pasukan Belanda. Setelah genjatan senjata, berdasarkan pada keputusan Gubernur Milite Jawa Barat, Ipik Gandamanah diperbantukan di KMD IV /DJ.B selaku kepala staff sipil Kepresidenan Bogor yang selanjutnya ditetapkan menjadi Presiden Bogor.

Perjalanan panjang Ipik Gandamanah dalam mengemban amanah, selain berkaitan dengan penyusunan pemerintah darurat Kabupaten Bogor. Pengabdian dan perjuangan beliau dalam mengemban amanah tidak berhenti, walaupun harus menghuni sel di penjara Paledang, karena tidak mau bekerjasama dengan Belanda. Informasi dan pesan rahasia yang beliau sampaikan kepada para pejuang dan kaum republik di wilayah Bogor melalui kurirnya yaitu Hj.Nani Karmawan ditangkap Belanda dan diintrogasi dengan berbagai tekanan dan siksaan. Ipik Gandamanah beserta keluarga yang tinggal di lokasi pemerintah darurat Kabupaten Bogor yang terakhir di kampung /desa Malasari Kecamatan Leuwiliang (Nanggung sekarang). Yang berada di sekitar kaki Gunung Halimun melaksanakan tugas pemerintahan Kabupaten Bogor yang berjalan selama beberapa bulan, sampai terjadinya genjatan senjata antara pasukan tentara Republik Indonesia dengan tentara Belanda. Kehidupan beliau di Desa Malasari sangat membutuhkan bantuan dari penduduk Desa Malasari, tidak sedikit bantuan yang diberikan kepada Bapak Ipik Gandamanah baik materi maupun dukungan moral. Kedekatan dan keakraban beliau dengan penduduk sekitar Desa Malasari membuat masyarakat Desa Malasari tetap setia berjuang dan mengamankan “pendopo“ Bupati Ipik Gandamanah sebagai tempat melaksanakan pemerintahan darurat Bogor.

Lihat pula

Извори

  1. https://id.wikipedia.org/wiki/Ipik_Gandamana -
  2. http://silsilah-ernimuthalib.blogspot.com/2007/12/ringkasan-silsilah- -
  3. http://vickymafvia20.blogspot.com/2013/05/mencari-jejak-ipik-gandamanah.html (Masa Perjuangan dan Foto Rumah Pengasingan) -
  4. http://seputar-jonggol.blogspot.com/2011/03/daftar-bupati-kabupaten-bogor.html -

Од прародитеља до унучад

Прародитељи
Прародитељи
Родитељи
Родитељи
 
== 3 ==
5. Rd. Ipik Gandamana Sumawinata
Рођење: 30 новембар 1906
Титуле : Bupati Bogor ke 1 (1948-1949)
Титуле : Gubernur Jabar ke 8 (1956-1959)
Титуле : Mendagri ke 14 (1959-1964)
== 3 ==
Деца
Rd. Ir. Wisaca Sasmita
Титуле : Bupati Bogor Ke 5 Tahun (1968 - 1973)
Деца
Унучад
Унучад

Остали језици