1. Rd. H. Muhammad Musa . b. 1822 d. 10 август 1886
Из пројекта Родовид
Рођени род | Wiratanudatar |
Пол | мушки |
Цело име (рођено) | 1. Rd. H. Muhammad Musa . |
Родитељи |
Догађаји
1822 Рођење: Garut
Рођење једног детета: ♀ 11. RA. Moerminah [Wiratanudatar]
Рођење једног детета: ♂ 7. R. Niswan Radjanagara [Wiratanudatar]
Рођење једног детета: ♂ 6. R. Radja Bodedar, [Wiratanudatar]
Рођење једног детета: ♀ 12. RA. Siti Rahmah [Wiratanudatar]
Рођење једног детета: ♂ 13. RAA Prawirakoesoemah (Bupati Serang) [Wiratanudatar]
Рођење једног детета: ♂ 16. R. Andu Surja Adi Widjaja (Hoofdjaksa Bandung) [Wiratanudatar]
Рођење једног детета: ♂ 15. R. Moehamad Prawiradilaga (Wedana Cibeber) [Wiratanudatar]
Рођење једног детета: ♂ 14. R. Ahmad Natalegawa (Wedana Singaparna) [Wiratanudatar]
Рођење једног детета: ♂ 5. R. Soeria Nata Madenda, [Wiratanudatar]
Рођење једног детета: ♂ 4. RH Zainal Asikin (Hoofdpanghulu Limbangan) [Wiratanudatar]
Рођење једног детета: ♀ 8. Nyi Rd. Ayu Lasminingrat [Wiratanudatar]
Рођење једног детета: ♂ 2. RAA Surianata Legawa (Patih Sukabumi) / Rd. Kartawinata [Wiratanudatar]
Рођење једног детета: ♀ 9. Nyi Raden Ratnaningrum [Wiratanudatar]
Рођење једног детета: ♀ 10. Nyi Raden Lenggang Kencana [Wiratanudatar]
Рођење једног детета: ♀ 3. RA. Domas / NM. Pulantara [Sumedang Larang]
Рођење једног детета: ♂ 4. Raden Haji Zaenal Asikin [Wiratanudatar]
Рођење једног детета: ♂ 1. RAA Soeria Nata Ningrat (Bupati Lebak) [Wiratanudatar]
10 август 1886 Смрт: Bogor
Напомена
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang
Riwayat Hidup
R.H. Muhammad Musa dilahirkan di Garut tahun 1822. ayahnya adalah patih Kabupaten Limbangan (sekarang Kabupaten Garut). Jadi, ia seorang yang berasal dari lingkungan keluarga menak (bangsawan) Sunda, lebih khusus lagi menak Priangan. Ketika masih kanak-kanak,' R.H. Muhammad Musa dibawa oleh ayahnya ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Selanjutnya, ia belajar agama Islam di pesantren. Pada masa itu belum ada sekolah model Barat yang diperuntukkan bagi anak-anak bumiputera. Memang anak-anak dari kalangan menak (elit) Sunda masa itu biasa disekolahkan di pesantren sebagai lembaga pendidikan yang ada waktu itu bagi mereka. Mungkin tradisi itu merupakan kelanjutan dari tradisi sebelumnya, yaitu mendidik anak kaum elite di mandala, lembaga pendidikan masa pengaruh kebudayaan Hindu (pra-lslam). Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang biasa diikuti oleh anak-anak kalangane elite digambarkan oleh R. Memed Sastrahadiprawira (1928) dalam karangannya "Mantri Djero" dan oleh P.A. Ahmad Djajadiningrat (1936, 1939) dalam otobiografinya berjudul Herinneringen van Pangeran Aria achmad Djajadiningrat atau Kenang-kenangan P.A.A. Djajadiningrat. Pada waktu-waktu luang, ketika tak ada kegiatan pesantren, Muhamad Musa juga belajar pengetahuan umum, khususnya pengetahuan sosial budaya Sunda, dan keterampilan yang bertalian dengan birokrasi pemerintahan dan cara-cara hidup serta pergaulan kaum menak pada saudaranya yang bertempat tinggal di Purwakarta. Model belajar demikian merupakan pendidikan langsung terhadap anak mengenai berbagai aspek kebudayaan dan juga merupakan media latihan bagi cal on pamongpraja yang disebut magang. Hal itu digambarkan pula oleh R. Memed Sastrahadiprawira dalam bukunya berjudul "Mantri Jero" (1928) dan "Pangeran Kornel (1930). Pada usia 30 tahun (1852) R.H. Muhamad Musa diangkat menjadi mantri gudang yang mengurusi soal garam. Pada masa itu garam merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan masyarakat yang pengadaan dan penjualannya diatur gerbang bagi R.H. Muhan1ad Musa untuk mulai memasuki dunia pamongpraja. Tiga tahun kemudian (1855), ia diangkat menjadi penghulu besar (oofd-Penghulu) Kabupaten Limbangan. Penghulu adalah jabatan dalam bidang keagamaan (Islam) yang mengurus hal-hal yang bertalian dengan kegiatan keagamaan; seperti kelahiran, pernikahan, kematian, da'wah. Penghulu besar adalah penghulu di tingkat kabupaten. Pengangkatan R.H. Muhamad Musa menjadi penghulu besar, kiranya dimungkinkan oleh penguasaan ilmu agama Islam yang dinilainya cukup tinggi sebagai hasil belajar di pesantren dan pengalamannya (3 tahun) dalam bidang birokrasi (mantri gudang).
Dalam perjalanan hidupnya R.H. Muhamad Musa mempunyai kesempatan untuk berkenalan dan kemudian bersallabat dekat dengan K.F. Holle, seorang Belanda yang sejak tahun 1856 bertempat tinggal di Cikajang, termasuk daerah Kabupaten Limbangan bagian selatan. K.F. Holle diangkat menjadi administrateur sebuah perkebunan teh swasta di Cikajang. Enam tahun kemudian (1862) ia membuka perkebunan teh sendiri di lereng utara Gunung Cikuray, masih daerah Limbangan, dan diberi nama Perkebunan Teh Waspada (Nata Legawa, 1897: 3-4; ENI, II, 1918: 102-103). Temyata K.F. Holle adalah seorang yang menaruh perhatian besar terhadap masyarakat dan kebudayaan Sunda. Antara R.H. Muhamad Musa dan K.F. Holle terjalin hubungan intensif dan sangat erat. K.F. Holle sendiri sampai mengontrak rumah di dekat rumah R.H. Muhammad Musa di kota Garut. Ia sering terlihat berada lama di rumah R.H. Muhamad Musa dan sebaliknya. Dalam pertemuan-pertemuan yang terjadi itu mereka mengadakan dialog dan diskusi yang saling mengisi tentang berbagai hal yang bertalian dengan kebudayaan. Itulah sebabnya antara keduanya terjadi kerjasama yang saling menguntungkan. Dalam hal ini, R.H. Muhamad Musa memperoleh pengetahuan dari K.F. Holle tentang alam pikiran Barat yang bercirikan rasional, di samping tentang cara mengolah tanah, bercocok tanam, beraturan pemerintah, dan lain-lain. Sementara itu, K.F. Holle memperoleh pengetahuan dari R.H. Muhamad Musa tentang bahasa Sunda, bahasa Jawa, adat istiadat penduduk pribumi, dan kebudayaan Sunda umumnya. Cara-cara berpikir dan bekerja model Barat, tercermin dalam karya tulis R.H. Muhamad Musa yang menjadi ciri khas dan pembeda dengan karya tulis pengarang (sastrawan) Sunda yang sejaman. Pada tanggal 10 Agustus 1886 R.H. Muhamad Musa meninggal dunia di Bogor pada usia 64 tahun, setelah menderita sakit dan mendapat perawatan (titirah) beberapa waktu lamanya. Ia dirawat di Bogor, tentu saja atas saran dan jasa baik K.F. Holle yang kemudian menetap di Bogor. R.H. Muhamad Musa memangku jabatan penghulu besar Kabupaten Limbangan sampai akhir hayatnya.
Извори
- ↑ Empat Sastrawan Sunda Lama (Edi S. Ekadjati; A.Sobana Hardjasaputra; Ade Kosmaya Anggawisastra; Aam Masduki) -
- ↑ https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/0/05/Raden_Hadji_Moehamad_Moesa_%28foto_dokumen_Semangat_Baru%2C_2013%29.jpg -
- ↑ https://id.wikipedia.org/wiki/Muhamad_Musa -
Од прародитеља до унучад
![](http://rodvoid.org/thumb/6/6a/Logo_pemkab_bogor.jpg/40px-Logo_pemkab_bogor.jpg)
Титуле : Bogor, Patih Bogor
Професија : 20 мај 1822, Tjamat Tjiomas
Титуле : 1830, Bogor, Hoofd Djaksa
Смрт: 1857, Pasirkuda, Bogor
![](http://rodvoid.org/thumb/4/41/Logo-KSL1.jpeg/40px-Logo-KSL1.jpeg)