Raden Ajeng Temu - Descendants (Inventory)
Iz projekta Родовид
2
21/2 <1+1> ♀ Kanjeng Bendoro Raden Ayu Adipati Mangkunegoro II [Mangkunegara]3
31/3 <2+2> ♀ Raden Kanjeng Ayu Suyati / Raden Ayu Notokusumo [Mangkunegara II]4
marriage: <4> ♀ Raden Ayu Sekarkedhaton ? (Pakubuwono V) [?]
title: 16 januar 1843, Surakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegoro III
death: 27 januar 1853, Astana Mangadeg
5
61/5 <4> ♀ Raden Ayu Dunuk [Mangkunegara III]6
7
marriage: <15> ♀ Raden Roro Mardewi [Wongsosoetirto]
marriage: <16> ♀ B. R. A. Setyowati [Setyowati]
marriage: <17> ♀ Mas Ayu Retnoningrum [Retnoningrum]
marriage: <18> ♀ Mas Ayu Sitaningrum [Sitaningrum]
marriage: <19> ♀ Mas Ayu Kamijem [Kamijem]
marriage: <20> ♀ B. R. A. Tedjowati [Tedjowati]
occupation: 11 januar 1916 - 1944, Surakarta, Sunan Surakarta bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Mangkunegara VII
marriage: <21> ♀ Gusti Kanjeng Ratu Timur [Hb.7.65] (Bendoro Raden Ajeng Mursudarya) [Hamengku Buwono VII] , Surakarta
death: 19 jul 1944
Mangkunegara VII adalah seorang penguasa yang dianggap berpandangan modern pada jamannya. Ia berhasil meningkatkan kesejahteraan di wilayah Praja Mangkunegaran melalui usaha perkebunan (onderneming), terutama komoditas gula. Mangkunegara VII juga seorang pencinta seni dan budaya Jawa, dan terutama mendukung berkembangnya musik dan drama tradisional.
Mangkunegara VII terlahir dengan nama Raden Mas Soerjo Soeparto. Ia adalah anak ketujuh atau anak lelaki ketiga dari 28 bersaudara anak-anak dari Mangkunegara V.
Anak putri tertua Mangkunegara VII, yaitu BRAy. Partini, menikah dengan P.A. Husein Djajadiningrat, seorang sejarawan dan ningrat dari Serang, Banten.
Mangkunegara VII, dikenal pada zamannya sebagai bangsawan modern yang berkontribusi banyak terhadap kelangsungan kebudayaan Jawa dan gerakan kebangkitan nasional. Ia sempat mengenyam pendidikan di Universitas Leiden di Belanda selama tiga tahun, sebelum pulang ke Indonesia untuk menggantikan pamannya, Mangkunegara VI yang mengundurkan diri tahun 1916.
Semangat Mangkunegara VII untuk mencari ilmu pengetahuan sudah tampak sejak muda, ketika pamannya Mangkunegara VI melarangnya untuk masuk HBS, ia memilih untuk berkelana dan menjalani hidup di luar keraton; menjadi penerjemah bahasa Belanda-Jawa dan mantri di tingkat kabupaten. Sedangkan kecintaannya terhadap budaya Jawa ditunjukkan melalui peranannya yang aktif dalam mendirikan lembaga studi Cultuur-Wijsgeerige Studiekring (Lingkar Studi Filosofi-Budaya) dan lembaga kebudayaan Jawa Java-Instituut, tidak luput juga karya ilmiahnya tentang simbolisme wayang Over de wajang-koelit (poerwa) in het algemeen en over de daarin voorkomende symbolische en mystieke elementen (1920).
Ia juga turut menjadi tokoh di dalam organisasi pergerakan nasional Boedi Oetomo dan penasihat di organisasi pelajar Jong Java. Pada tahun 1933, ia memprakarsai didirikannya radio pribumi pertama di Indonesia yaitu SRV (Solosche Radio Vereniging) yang memancarkan program-program dalam bahasa Jawa.
Selain itu ia juga seorang perwira KNIL dengan jabatan Kolonel pada masa hidupnya, dengan jabatan ini ia juga merangkap sebagai komandan Legiun Mangkunegaran, sebuah tentara kecil yang terdiri dari prajurit Mangkunegaran.marriage: <22> ♀ B. R. A. Catharina Bertha [Catharina Bertha]
marriage: <23> ♀ B. R. A. Soerjokoesoemo [Wreksodiningrat]
death: 22 septembar 1934, Klaten
burial: 23 septembar 1934, Astana Girilayu, Karanganyar
8
791/8 <26+22> ♀ R. A. Hendrarsi Soerjokoesoemo [Mangkunegara V]marriage: <28> ♂ Raden Mas Iskak Tjondrodipoero (K. R. M. T. Iskak Martonagoro) [Tjondrodipoero] b. 19 oktobar 1883
death: 22 septembar 1964, Surakarta
marriage: <29> ♂ Hoessein Djajadiningrat [Djajawinata] b. 8 decembar 1886 d. 12 novembar 1960
death: 1998
marriage: <63!> ♂ Raden Mas Soerjosoejarso [Mangkunegara V]
death: 10 novembar 2015, Bandung
Kecantikan Gusti Noeroel yang termasyhur ini juga dibarengi dengan kepiawaiannya menari. Suatu kali, di usianya yang masih 15 tahun, Gusti Noeroel diminta datang secara khusus untuk menari di hadapan Ratu Wilhelmina di Belanda. Tarian tersebut dipersembahkan sebagai kado pernikahan Putri Juliana. Menariknya, saat itu rombongan dari Mangkunegaran tidak membawa gamelan untuk mengiringi tarian Gusti Nurul. Tarian itu diiringi alunan gamelan yang dimainkan dari Pura Mangkunegaran dan dipancarkan melalui Solosche Radio Vereeniging, yang siarannya bisa ditangkap dengan jernih di Belanda[4].
Gusti Noeroel juga dikenal sebagai salah satu tokoh yang membidani berdirinya Solosche Radio Vereeniging, stasiun radio pertama di Indonesia.marriage: <30> ♂ w Soeharto [Kertoirono] b. 8 jun 1921 d. 27 januar 2008
death: 28 april 1996, Jakarta
death: 1978
marriage: <31> ♀ B. R. A. Setyowati [Setyowati]
marriage: <30!> ♂ R. M. Srijatto [Mangkunegara III]