1. Sultan Ageng Tirtayasa / Sayyid Abul Fath 'Abdul Fattah Al Azmatkhan Al Husaini (Pangeran Ratu) b. 1631 d. 11 децембар 1692
Из пројекта Родовид
Рођени род | Kesultanan Banten |
Пол | мушки |
Цело име (рођено) | 1. Sultan Ageng Tirtayasa / Sayyid Abul Fath 'Abdul Fattah Al Azmatkhan Al Husaini |
Друга презимена | Pangeran Ratu |
Друга имена | Pangeran Surya |
Родитељи
♂ 14.1.1.1.1.1.1.1. Sultan Abul Ma'ali Ahmad Rachmatullah (Sayyid Abul Ma'ali Ahmad Al Azmatkhan Al Husaini) [Kasultanan Banten] | |
Вики-страница | wikipedia:Ageng_Tirtayasa_dari_Banten |
Догађаји
1631 Рођење: Banten
Рођење једног детета: ♂ 19. Tubagus Kulon [Kasultanan Banten]
Рођење једног детета: ♀ 20. Ratu Kidul [Kasultanan Banten]
Рођење једног детета: ♀ 18. Ratu Baja Mirah [Kasultanan Banten]
Рођење једног детета: ♂ 16. Tubagus Muhammad Athif [Kasultanan Banten]
Рођење једног детета: ♂ 15. Tubagus Wetan [Kasultanan Banten]
Рођење једног детета: ♀ 21. Ratu Marta [Kasultanan Banten]
Рођење једног детета: ♂ 17. Tubagus Abdul [Kasultanan Banten]
Рођење једног детета: ♀ 22. Ratu Adi [Kasultanan Banten]
Рођење једног детета: ♀ 27. Ratu Asyiqoh [Kasultanan Banten]
Рођење једног детета: ♀ 28. Ratu Nasibah [Kasultanan Banten]
Рођење једног детета: ♀ 29. Ratu Ayu / Siti Khafifah (Karaeng Pane) [Kasultanan Banten]
Рођење једног детета: ♀ 26. Ratu Fatimah [Kasultanan Banten]
Рођење једног детета: ♀ 25. Ratu Habibah [Kasultanan Banten]
Рођење једног детета: ♀ 23. Ratu Umuk [Kasultanan Banten]
Рођење једног детета: ♀ 24. Ratu Hadija [Kasultanan Banten]
Рођење једног детета: ♂ 14. Raden Muhsin [Kasultanan Banten]
Рођење једног детета: ♂ 12. Raden Mesir [Kasultanan Banten]
Рођење једног детета: ♂ 6. Tubagus Rajasuta [Kasultanan Banten]
Рођење једног детета: ♂ 13. Reden Muhammad [Kasultanan Banten]
Рођење једног детета: ♂ 8. Tubagus Husen [Kasultanan Banten]
Рођење једног детета: ♂ 7. Tubagus Rajaputna [Kasultanan Banten]
Рођење једног детета: ♂ 9. Raden Mandaraka [Kasultanan Banten]
Рођење једног детета: ♂ 11. Raden Rum [Kasultanan Banten]
Свадба: ♀ Ratu Adi Kalsum [Kalsum]
од 10 март 1651 Титуле : Banten, Sultan Banten ke VI
1658изр Рођење једног детета: (1631+27), ♂ 1. Sultan Haji / Sayyid Abu Al Nashr 'Abdul Qahar Al Azmatkhan Al Husaini [Kesultanan Banten] b. 1658изр
1661 Рођење једног детета: ♂ 2. Pangeran Purbaya [Kasultanan Banten] b. 1661 d. 18 март 1732
1663изр Рођење једног детета: ♂ 3. Pangeran Arya Ingayudadipuna [Kasultanan Banten] b. 1663изр
1666 Рођење једног детета: ♂ 4. Pangeran Arya Abdul ‘Alim [Kasultanan Banten] b. 1666
1668изр Рођење једног детета: (1631+27+10), ♂ 5. Pangeran Sugiri/Pangeran Sogiri/Pangeran Shogiry/Pangeran Sageri [Kasultanan Banten] b. 1668изр
1675изр Рођење једног детета: ♂ 10. Pangeran Sake / Raden Syafruddin Shoheh [Kasultanan Banten] b. 1675изр
11 децембар 1692 Смрт: Batavia
12 децембар 1692 Сахрана: Sedakingkin-Banten
Напомена
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang
berputra :
Sultan Haji Pangeran Arya ‘abdul ‘Alim Pangeran Arya Ingayudadipura Pangeran Arya Purbaya Pangeran Sugiri Tubagus Rajasuta Tubagus Rajaputra Tubagus Husaen Raden Mandaraka Raden Saleh Raden Rum Raden Mesir Raden Muhammad Raden Muhsin Tubagus Wetan Tubagus Muhammad ‘Athif Tubagus Abdul Ratu Raja Mirah Ratu Ayu Ratu Kidul Ratu Marta Ratu Adi Ratu Ummu Ratu Hadijah Ratu Habibah Ratu Fatimah Ratu Asyiqoh Ratu Nasibah Tubagus Kulon
Masa Raja / Sultan Banten ke-6
Sepeninggal Sultan Abdul Mufakhir Mahmud Abdul Kadir pada 10 Maret 1651, dan kedudukannya sebagai Sultan Banten digantikan oleh Pangeran Adipati Anom Pangeran Surya, putra Abu al-Ma’ali Ahmad, ketegangan dengan VOC terus berlanjut. Bahkan dapatlah dikatakan bahwa puncak konflik dengan VOC terjadi ketika Kesultanan Banten berada di bawah kekuasaan Pangeran Adipati Anom Pangeran Surya yang memiliki gelar Sultan Abu Al Fath Abdul Fattah atau lebih dikenal dengan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1684) yang diakui negara RI sebagai salah satu Pahlawan Nasional dari Banten.
Sultan Ageng Tirtayasa selain seorang ahli strategi perang, ia pun menaruh perhatian besar terhadap perkembangan pendidikan agama Islam di Banten. Untuk membina mental para prajurit Banten, didatangkan guru-guru agama dari Arab, Aceh, dan daerah lainnya. Salah seorang guru agama tersebut adalah seorang ulama besar dari Makassar yang bernama Syekh Yusuf Taju’l Khalwati, yang kemudian dijadikan mufti agung, sekaligus guru dan menantu Sultan Ageng Tirtayasa.
Usaha Sultan Ageng Tirtayasa baik dalam bidang politik diplomasi maupun di bidang pelayaran dan perdagangan dengan bangsa-bangsa lain semakin meningkat. Pelabuhan Banten makin ramai dikunjungi para pedagang asing dari Persi (Iran), India, Arab, Cina, Jepang, Pilipina, Malayu, Pegu, dan lainnya. Demikian pula dengan bangsa-bangsa dari Eropa yang bersahabat dengan Inggris, Perancis, Denmark, dan Turki. Sultan Ageng Tirtayasa telah membawa Banten ke puncak kemegahannya. Di samping berhasil memajukan pertanian dengan sistem irigasi ia pun berhasil menyusun kekuatan angkatan perangnya, memperluas hubungan diplomatik, dan meningkatkan volume perniagaan Banten sehingga Banten menempatkan diri secara aktif dalam dunia perdagangan internasional di Asia.
Banten menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif. Sekitar tahun 1677 Banten mengadakan kerjasama dengan Trunojoyo yang sedang memberontak terhadap Mataram. Dalam pada itu, dengan Makasar, Bangka, Cirebon, dan Indrapura dijalin hubungan baik. Demikian pula hubungannya dengan Cirebon, sejak awal telah terjadi hubungan erat dengan Cirebon melalui pertalian keluarga (kedua keluarga keraton adalah keturunan Syarif Hidayatullah). Banten membantu Cirebon dalam membebaskan dua orang putera Panembahan Girilaya, yaitu Pangeran Martawijaya dan Pangeran Kartawijaya, yang ditahan di ibu kota Mataram dan pasukan Trunojoyo di Kediri tahun 1677, bahkan mengangkatnya menjadi Sultan di Cirebon, sejak 1676 kekuasaan Banten masuk ke dalam keraton Cirebon dan turut mencakupnya.
Selain membawa Banten ke puncak kejayaannya, sayangnya bersamaan dengan itu, Banten mengalami perpecahan dari dalam, putra mahkota Sultan Abu Nasr Abdul Kahar yang dikenal sebagai Sultan Haji diangkat jadi pembantu ayahnya mengurus urusan dalam negeri. Sedangkan urusan luar negeri dipegang oleh Sultan Ageng Tirtayasa dibantu oleh putera lainnya, Pangeran Arya Purbaya. Pemisahan urusan pemerintahan ini tercium oleh wakil Belanda di Banten, W. Caeff yang kemudian dengan siasat devide et impera, mendekati dan menghasut Sultan Haji. Karena termakan hasutan VOC, Sultan Haji menuduh pembagian tugas ini sebagai upaya menyingkirkan dirinya dari pewaris tahta kesultanan. Agar tahta kesultanan tidak jatuh ke tangan Pangeran Arya Purbaya, Sultan Haji kemudian didukung VOC untuk mempertahankan hak tahta kekuasaan atas Banten yang sebenarnya belum saatnya untuk dipegang namun merupakan siasat adu domba Belanda. Hal ini membawa Banten terjebak pada konflik hingga Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap dan dipenjarakan di Batavia sampai meninggal tahun 1692.
Извори
- ↑ http://kesultananbanten.weebly.com/sejarah-banten.html -
- ↑ https://www.myheritage.com/FP/newsItem.php?s=48731292&newsID=35 -
Од прародитеља до унучад

Свадба: ♀ 29. Ratu Ayu / Siti Khafifah (Karaeng Pane)
Смрт: 23 мај 1699, Kramat Of Sheikh Yusuf Al-Makassari, Cape Town, Afrika Selatan
Свадба: ♀ 5. Ratu Syarifah
Професија : 13 април 1826, Aulia / Penghulu Kampung Baru (Buitenzorg/Bogor)
Сахрана: 1849, Empang, Bogor